Bab 5 - Siapa Mesum

5K 103 0
                                    

Anne merasa tidak nyaman dengan posisinya sekarang ia duduk di samping Brian dan di hadapannya ada Darren yang tengah menyunggingkan senyum manisnya. Pria sialan itu! Benar-benar menghampirinya dan ikut duduk bersamanya untuk ikut makan siang pula.

"Saya merasa senang karena Pak Darren ikut makan siang bersama kami," Venny berujar ia merasa bangga bisa duduk di samping Darren.
"Oh iya, wah.. saya merasa tersanjung karena bisa duduk bersama kalian disini," Darren memuji mereka.

Berbeda dengan Anne yang menatapnya dengan sebal, ia tidak nyaman dengan keberadaan Darren diantara mereka.

"Pak Darren mau pesan makanan apa, disini banyak makanan enak lho Pak," Vanny menyodorkan buku menu makanan pada Darren.
"Terimakasih Venny," ucapnya.
"Anne kau mau makan apa, disini makanan yang paling best seller yaitu iga bakar dengan saos keju mozarella," Brian menjelaskannya dengan antusiasme.
"Wah benarkah, baiklah aku akan memesan makanan itu saja," katanya seraya tersenyum manis.
"Ah! Aku juga mau iga bakar dengan saos keju mozarella itu," ucap Darren seketika.

Mendengar Darren memilih makanan yang sama seperti dirinya Anne mencabikkan bibirnya, entahlah ia benar-benar tidak suka dengan Darren tengil ini dan Brian bisa melihat raut kesal dari wajah Anne itu, Brian di buat bingung.

And let's it mereka memesan makanannya Venny dan Brian memesan makanan yang sama yaitu spaghetti, begitu juga dengan Anne dan Darren yang memesan makanan yang sama. Anne melihat keempat makanan yang ada di meja sekarang, ia berdecak sangat romantis mereka kini seperti dua pasangan yang sedang melaksanakan lunch double date.

***

Venny terus memuja ketampanan Darren sedangkan Anne merasa bosan dengan Vanny yang terus memuja pria sinting seperti Darren, apa yang bagus dari pria itu sampai membuat seorang Vanny terus mengoceh.

"Anne apa kau tidak merasa senang," Vanny menyenggol lengan Anne yang sedari tadi berdiam tanpa berkata.

"Senang gimana sih Ven?" tanya Anne malas.

"Ayolah Anne kau ini sekretaris CEO, kau tahu kan bagaimana tampannya Pak Darren, masa iya kau tidak menyukainya sama sekali," Anne bergidik geli jika ia benar-benar bisa menyukai pria menyebalkan seperti Darren.

"Cukup kau dan karyawan yang lainnya saja yang menyukainya tapi maaf aku tidak berminat untuk menyukainya," Anne memperjelas kalimatnya.

"Hey.. jangan bicara seperti itu, nanti kau terkena batunya, hati-hati lho nanti kamu lagi yang tiba-tiba suka sama Pak Darren," sungguh, Anne ingin sekali muntah mendengar jika dirinya bisa menyukai Darren.

"Amit-amit kalau sampai aku suka sama dia." Venny tertegun mendengarnya.

Ada apa dengan Anne ini semua karyawan wanita disini mengagumi CEO mereka tapi Anne malah seperti orang yang tidak berminat sama sekali. Mereka tidak tahu saja bagaimana sintingnya pria yang mereka puja-puja itu, Anne saja merasa geli jika mengingat tingkah Darren yang sering menggodanya.

Anne bersumpah jika dirinya tidak akan pernah jatuh cinta pada Darren yang sinting itu.

***

"Kau tidak boleh pulang sebelum aku pulang," Darren berujar membuat Anne tetap berdiam di tempatnya.

Dasar pria sinting ini, sudah tidak waras apa dia menyuruhnya untuk tetap stay menunggunya, jam kerja telah usai tapi ia harus tetap menemani Darren lembur.

"Jika, kau lelah duduk saja dengan tenang di sofa." Darren menyuruhnya untuk duduk dengan tenang, tidak-tidak mana mungkin Anne bisa tenang saat satu ruangan dengan Darren.

Tapi, jika terus berdiri seperti ini Anne juga bisa merasa kelelahan. Baiklah, Anne duduk di sofa itu mencoba menahan lelah dan kantuknya, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam tapi Darren masih berkutat dengan laptopnya padahal Anne sudah sangat lelah dan mengantuk.

Entah angin dari mana sampai membuat seorang Anne ketiduran di sofa, ia benar-benar kelelahan.

Darren yang sedang merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal ia melihat Anne yang sudah tertidur pulas di sofa, seketika senyum manis terpancar dari bibirnya. Darren menghampirinya yang tengah tertidur, bahkan ia sampai berjongkok demi bisa melihat wajah Anne lebih dekat.

"Ternyata kau manis juga ya saat tidur seperti ini." Darren menyelipkan anak rambut Anne di telinganya.

Darren bahkan menyentuh pipi Anne, wah ia baru tahu ternyata pipi Anne sangat mulus dan bibirnya terlihat sangat menggoda. Anne yang merasa terusik dari tidurnya, ia sontak terkejut saat membuka matanya melihat wajah Darren begitu dekat dengannya.

"Argghhh! apa yang mau kau lakukan padaku?!" teriaknya seraya mendorong jauh tubuh Darren darinya.
"Aku baru saja ingin memperkosamu," sontak Anne terkejut mendengarnya.
"APA! Kau dasar pria mesum," umpatnya.
"Hahaha.. kau ini sangat aneh untuk apa aku memperkosa orang yang sedang tidur itu tidak mengasikkan sama sekali," ujar Darren menggodanya.
"Wah.. kebetulan kau sudah bangun mari kita melakukanya pasti itu sangat menyenangkan.. " godanya kembali.
"Darren!" teriak Anne menggema.

Darren semakin terbahak ia senang menggoda Anne sedangkan wanita itu benar-benar sedang merasa ketakutan. Anne menggelengkan kepalanya, Darren benar-benar sudah tidak waras.

***

"Sudahlah, kau ini tadi aku hanya bercanda jangan terlalu serius," Darren berujar karena ia merasa Anne menatapnya seperti orang sedang berwaspada diri.

Jangan terlalu serius, bagaimana bisa ia tidak serius. Apa yang di jadikan lelucon barusan tadi tidak lucu sama sekali.

"Sorry nona Anne, kau pasti sangat ketakutan ya," Darren mengulum senyumnya berhasil membuat Anne mengedikkan bahunya.
"Fokus saja menyetir jangan terlalu banyak bicara," Anne mengingatkannya karena memang sekarang mereka sedang berada di dalam mobil.

Darren benar-benar merasakan senang karena mempunyai sekretaris yang mudah untuk ia goda, pilihannya tidak salah memilih Anne untuk menjadi sekretarisnya benar-benar membuat harinya terasa menyenangkan.

Mobil berhenti tepat di gang rumah Anne, "Apa yang mau kau lakukan?" Anne memundurkan tubuhnya karena seketika Darren mendekatkan tubuhnya ke arah Anne.

"Hey buang pikiran kotor mu itu, aku hanya membantumu melepaskan ini," Darren membukakan seat belt untuk Anne.
"Apa kau berpikir aku akan mencium mu nona Anne?" seketika Anne mengalihkan pandangannya dan lagi-lagi Darren terkekeh melihat wajah kesal Anne barusan.

"Terimakasih atas tumpangannya," Anne keluar dari dalam mobil, diikuti Darren ia pun sama ikut keluar juga.
"Kau tidak perlu repot mengantarkan ku sampai depan rumah, sampai sini saja." Anne berharap Darren mendengarkannya tapi sayangnya Darren orang yang keras kepala.

Demi Saturnus di Planet angkasa sana, Anne ingin sekali mensetting otak Darren yang keras kepala itu agar mau mendengarkan apa yang diucapkannya.

"Baiklah, jika memang kau ingin mengantarkan ku sampai depan rumah. Ayo antar aku sampai depan rumah," ujarnya kesal.
"Nah gitu dong aku jadi suka dengan sikapmu yang penurut seperti ini." Darren senang mendengar ucapan Anne barusan.

What the fuck! Penurut dari awal ia bekerja dengannya, Anne selalu menuruti perintahnya. Huh! selain pria tengil dan sinting ternyata Darren juga pria yang sangat-sangat menyebalkan.

Anne harus terus-terusan bersabar menghadapi sikap Darren.

TBC.
Di harap memberikan Vote dan Komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)

Scandal With My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang