Bab 42 - Fokus Karir

618 28 0
                                    

"Kau yakin ingin kembali bekerja?" tanya Darren memastikan.

Anne sangat yakin dengan keadaannya sekarang yang menurutnya sudah lebih baik, lagi pula ia pun merasa bosan jika terus-terusan berdiam di rumah.

"Darren aku sudah sangat baik dan aku pun merasa tidak enak jika terus-terusan menginap di rumah kedua orang tuamu, aku lebih suka dengan rumah kecilku," ujarnya berharap Darren memahami.

"Jadi sekarang kau ingin kembali bekerja dan juga kembali ke rumahmu?" Anne mengangguk.

"Bisakah aku melarangmu untuk tidak kembali ke rumahmu itu, menetaplah disini," Anne menggelengkan kepalanya.

"Dari dulu aku sudah terbiasa mandiri dan aku ingin membangun rumah dengan uangku sendiri, aku tidak suka seperti ini menumpang di tempat orang lain," ujarnya.

"Anne bagiku kau bukan orang lain dan juga bagi kedua orang tuaku," ucap Darren.

"Iya aku tahu kau dan kedua orang tuamu sangatlah baik kepadaku, tapi aku benar-benar tidak bisa jika terus-terusan berada disini." Anne berharap Darren mengerti.

Anne sama sepertinya manusia biasa yang pastinya mempunyai sikap keras kepala. Darren tidak mungkin terus-terusan menahan Anne untuk bersamanya, lagi pula wanita itu hanya ingin kembali ke rumahnya yang dulu bukan meninggalkannya.

"Oke jika itu memang sudah menjadi keputusanmu nanti akan ku beritahu mereka kalau kau ingin pulang ke rumahmu." tuturnya yang pada akhirnya mau mengerti akan keputusan wanitanya.

Anne tersenyum dan langsung berhamburan ke dalam pelukan Darren, ia tahu Darren tidak ingin berjauhan dengannya tapi ia pun merasa tidak enak hati jika terus berada di rumah kediaman orang tua Darren, bisa-bisa ia nanti dikira penjilat.

***

Setelah bersusah payah membujuk Emma agar mau mengizinkannya untuk bekerja dan kembali pulang ke rumahnya, akhirnya usaha mereka berhasil di setujui oleh Emma dan juga Jackson tentunya.

Anne yang sekarang sudah berada di kantor ia di sambut meriah oleh rekan-rekan kerjanya, bahkan ia sekarang merasa senang karena mendapatkan kabar jika perusahaan mereka sudah banyak mendapatkan klien yang mau bergabung dengan perusahaan mereka. Ia pun merasa gembira saat melihat perkembangan AERO Sport yang sebentar lagi akan mulai di pasarkan.

"Aku tidak menyangka kau mengerjakan segalanya di saat aku tidak ada, harusnya aku menemanimu," ujarnya yang merasa bersedih karena tidak bisa ikut serta menemani Darren dalam segala hal rapat penting mereka.

"Kau tidak perlu bersedih aku jauh lebih senang karena sekarang akhirnya kita bisa berdiri di perusahaan ini kembali, aku tidak bisa membayangkan jika harus mengembangkan perusahaan ini sendirian tanpamu," Darren menggenggam tangan wanitanya.

"Aku sengaja bekerja keras seperti ini agar ketika kau sadar dari masa koma, kau sudah tidak perlu banyak memikirkan beban tentang perusahaan, aku hanya ingin melihatmu bahagia Anne." ujarnya seraya menatap lekat wanitanya.

Darren sedang tidak bercanda dan Anne bisa melihat tatapan sendu itu dari sorot mata Darren, selama dia koma pria itu masih berusaha untuk bekerja dan menyelesaikan segalanya hanya demi ingin mengurangi beban pikirannya nanti.

Dulu Anne memang sering merasa kelelahan ketika memikirkan perkembangan perusahaan mereka tapi sekarang meskipun mereka sempat mengalami kekalahan tapi dari kekalahan itu perusahaan mereka akhirnya dapat di kenal banyak orang.

"Terimakasih Darren, kau selalu berusaha membuatku bahagia," Anne memeluknya erat.

"Aku yang berterimakasih padamu Anne karena bersamamu, aku berhasil membangun perusahaan ini, jika bukan karena kau yang terus mendukung ku.. aku tidak akan pernah percaya bisa berdiri seperti ini." Darren mencium puncak kepala wanitanya.

Setelah pemasaran AERO Sport nanti sukses berjalan dengan lancar, mereka akan berniat membangun gedung perusahaan sendiri, mengembangkan kembali perusahaan mereka agar lebih besar lagi.

Terkadang ketika kita berani memilih untuk mengambil resiko demi masa depan yang lebih baik di kemudian hari, hasilnya mungkin terkadang sering mengecewakan tapi pada akhirnya usaha tidak akan menghianati hasil.

Jadi untuk kalian yang ingin mewujudkan mimpi kalian jangan takut untuk melangkah, mengambil resiko yang mungkin kata orang itu mustahil untuk dicapai. Tetaplah terus melangkah buktikan kata mustahil itu menjadi kenyataan untuk kehidupan yang lebih baik lagi.

***

Kini Anne bersama Darren tengah menikmati makan siang mereka di salah satu restoran yang dekat dengan kantor mereka, makan siang yang nikmati itu jadi terasa hambar saat Lucas tiba di restoran itu dan menghampiri Anne.

"Untuk apasih dia kemari," Darren melirik Lucas dengan sorot mata sinisnya.

"Hei Anne kau sudah membaik?" tanya Lucas pada Anne.
"Hei ya keadaan ku sudah sangat baik," ucapnya tapi entah mengapa Anne bisa menebak, jika Darren tidak menyukai kedatangan Lucas.

"Kau kesini untuk sekedar makan siang atau bertemu klien mu?" tanya Darren pada Lucas.

"Makan siang, bolehkan jika aku bergabung dengan kalian?" tanyanya tanpa rasa malu.

Anne menatap Darren sedetik kemudian, "Iya, boleh duduklah masih ada bangku kosong," ujar Anne.

Mana mungkin Anne bersikap tidak humble dengan Lucas sekalipun kemarin pria itu berhasil mengalahkan perusahaannya, tapi ia dan Lucas mereka dulu di kampuskan berteman dan untuk Darren yang tidak menyukai Lucas, biarlah lagi pula makan siang merekakan tidak akan lama.

"Jadi sekarang kau menetap di New York?" tanya Anne.

"Iya setelah aku mendapatkan tawaran sebagai bagian di GM Enterprise aku sangat tertarik dengan perusahaan itu jadi aku akan menatap disini," jawabnya seraya tersenyum.

"Maaf tuan Darren apa kau sedang sakit gigi atau sariawan sepertinya dari tadi kau hanya diam saja?" Darren menatapnya kesal mendengar pertanyaan Lucas barusan.

"Oh Darren moodnya sedang tidak bagus, maafkan sikap dia," jawab Anne menengahi mereka berdua.

"Saya diam karena saya merasa tidak nyaman akan keberadaan anda disini," sarkasnya.

Shit! Situasi macam apa ini Anne harus melihat keduanya saling beradu kesengitan satu sama lain.

"Apa yang membuat anda merasa tidak nyaman dengan keberadaan saya tuan Darren?" Lucas menantangnya.

"Anda terlalu banyak bicara!" ucapnya dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"Darren.. Lucas please jangan bertengkar kita sedang berada di restoran," pinta Anne.

"Kau mau makan dengannya? silahkan, aku tidak berminat," ujar Darren bergegas pergi berhasil membuat Anne bingung harus tetap berdiam diri atau ikut pergi bersama Darren.

"Sorry Lucas aku harus menyusulnya, maafkan sikap Darren yang seperti itu," Anne menatapnya merasa tidak enak hati.

"Iya tidak apa-apa cepat temui dia sebelum dia benar-benar pergi jauh," katanya.

"Dia tidak akan pergi jauh kantor kami dekat dengan restoran ini." Lucas tersenyum mendengarnya sedetik kemudian ia tidak melihat keberadaan Anne di restoran ini.

Nampaknya usaha Lucas untuk mendekati Anne kembali sangatlah sulit karena sekarang telah ada Darren diantara mereka, ia juga bisa melihat dengan jelas jika Anne sepertinya memang mempunyai perasaan yang sama dengan Darren, meskipun wanita itu tidak secara terang-terangan menunjukkan rasa sukanya ke publik.

TBC.
Di harap memberikan Vote dan Komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)

Scandal With My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang