Bab 38 - Pembalasan Dendam

895 35 0
                                    

Pria itu terus berlari menelusuri koridor rumah sakit ia sudah sangat telat akibat macetnya jalanan karena kendaraan roda empat membuatnya sampai menghabiskan 2 jam sendiri di jalanan yang penuh dengan polusi, tapi akhirnya ia sampai di rumah sakit yang di tujui.

"Darren.. "
"Mom bagaimana dengan Anne?"
"Dia sudah sadar tapi karena menunggumu terlalu lama dia sampai tertidur kembali," ujar Emma yang berada di luar ruangan.

Darren masuk ke dalam ruangan yang terdapat Anne di sana yang sedang terpejam pulas, ia mendekat mengelus pelan wajah mulus wanitanya seketika mata sang wanita terbuka perlahan mendapati pria yang di rindukannya sekarang ada di hadapannya dengan sangat dekat.

Anne tersenyum, "Darren.. "

"Hei, jangan terlalu banyak gerak istirahat saja aku disini Anne," Darren menggenggam tangannya dengan lembut.

"Kau kemana saja, kenapa datang begitu lama?" tanya Anne seraya menempelkan telapak tangannya di wajah Darren.

"Jalanan sangat macet hari ini, maaf membuatmu menungguku tapi aku senang melihatmu akhirnya terbangun dari tidurmu," tuturnya seraya tersenyum.

"Memang sudah berapa jam aku koma?" Darren tersenyum mendengarnya.

"Satu minggu bukan berapa jam," Anne membulatkan matanya tidak percaya, jika dirinya bisa koma sampai satu minggu. Jika itu benar, jadi ia telah tertidur selama itukah.

"Bagaimana aku bisa ada disini?" tanyanya.

"Sudah jangan memikirkannya yang terpenting kau selamat oke, aku sangat merindukanmu Anne kau membuatku frustasi saat kau koma sampai satu minggu lebih," Anne terenyuh mendengarnya.

"Aku juga merindukanmu Darren." Anne tersenyum seraya mencium pipi mulus Darren berhasil membuat sang empu blushing.

Anne tidak pernah membayangkan jika dirinya bisa masuk rumah sakit pasalnya ia dari kecil sangat tidak menyukai hal-hal berbaur dengan rumah sakit apalagi baunya, tapi sekarang ia malah terbaring di ranjang rumah sakit.

***

Beberapa jam kemudian..
"Darren mengapa tuan Jackson bisa ada disini juga, apa dia sudah?" tanya Anne seraya melirik Jackson.

"Iya sepertinya dia sudah mulai menyukaimu," katanya seraya mencolek hidung mancung Anne dengan telunjuk jarinya.

"Kalian berdua membicarakan saya?" ujar Jackson dengan wajah sangarnya.

Anne menggelengkan kepalanya, ia tidak berani melihat tatapan Jackson seperti itu, cukup dulu saja ia bersikap begitu sangat berani menatap balik dengan tajam, bahkan jika ia mengingat jika dirinya pernah menjebak Jackson untuk mau memberikan suntikan dana pada perusahaannya sejujurnya itu hal yang sangat memalukan untuk diingat.

"Dad jangan menatapnya seperti itu, kau membuat Anne ketakutan," kata Darren.

"Jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?" ujar Emma yang berhasil membuat mata Anne hampir saja melompat keluar.

"Setelah si brengsek dan anak buahnya berhasil di tangkap aku akan langsung menikahi Anne," jawab Darren, jujur saja Anne benar-benar tidak mengerti ia baru saja sadar dari komanya tapi mereka sudah membahas tentang pernikahan.

"Kau sudah melaporkan Vincent ke polisi?" tanya Jackson.

"Sudah Dad dan saat ini mereka sedang melakukan penangkapannya, ku harap mereka mendapatkan hukumannya," tuturnya.

"Siapa yang akan menjadi saksi nanti saat di persidangan?" Jackson bertanya kembali.

"Rick dia yang akan menjadi saksinya," jawabnya.

Scandal With My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang