Saat Anne membuka pintu rumahnya ia telah mendapati senyum manis dari pria yang dicintainya, Darren telah menunggunya dari tadi. Saat Anne menatapnya wajah itu selalu berhasil membuatnya merasa tenang karena kini Darren tengah bersamanya.
"Ayo masuk jangan di luar nanti kau membeku." ujar Anne seraya menggandeng tangan Darren.
Seketika tiba-tiba Darren merasa aneh dengan tingkah Anne yang tidak biasanya, apalagi dengan sekarang Anne yang sedang menggandeng tangannya wanita itu tidak pernah bersikap posesif seperti ini dulu.
"Aku sudah membuatkan mu makanan," ujarnya.
"Kau masak semua ini?" Anne mengangguk.
"Tumben sekali, ada apa ini tiba-tiba kau menggandeng tanganku dan sekarang menyiapkan semua ini untukku," Anne menatapnya entah suka atau tidak dengan jenaka dari Darren barusan."Aku hanya ingin menyambut kedatangan mu saja tuan Darren," katanya.
"Oh begitukah? Oke terimakasih untuk semua ini. Kebetulan sekali aku sedang kelaparan," ujarnya seraya mengambil duduk.
Anne langsung mengambilkan makanan untuk Darren, ia bisa melihat dengan jelas jika Darren sepertinya benar sedang kelaparan, dia sampai makan dengan begitu lahap.
"Selain cantik dan pintar, kau pun sangat pandai dalam memasak kau memang wanita idaman Anne," pujinya.
"Di saat kelaparan seperti ini kau masih bisa saja memuji ku," jawabnya yang berhasil membuat Darren menunjukkan senyum kudanya, "Kalau bukan aku siapa lagi yang memujimu sayangku." katanya di selingi tawa.
Anne ikut tertawa mendengarnya ia sekarang menemani Darren makan sampai pria itu kenyang dan beralih ke sofa untuk duduk bersama. Darren menatap sekelilingnya ia heran padahal Anne sudah menerima gaji yang fantastis dari hasil penjualan AERO sport tapi wanita itu masih saja bertahan di rumah sewa yang kecil ini, apa tidak ada pikiran untuk mencari tempat yang lebih besar.
"Kemarin kau bertemu dengan siapa?" tanyanya yang berhasil membuatnya Darren tertegun.
"Aku bertemu dengan siapa?" Darren malah balik bertanya.
"Iya kemarin pas jam makan siang itu kau pergi kemana dan menemui siapa?" Anne menegaskan pertanyaannya.
"Dari mana kau tahu kalau aku menemui seseorang?" Anne menatapnya sebal bukannya langsung menjawab.
"Oh jadi feeling ku benar kau habis bertemu dengan seseorang?" Anne tersenyum, dia benar-benar tidak marah ataupun kesal."Kemarin aku bertemu dengan Moa dia meminta ku untuk menemuinya untuk ke terakhir kalinya, dia bilang dia akan berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan kuliahnya, dia juga meminta maaf untuk segala kesalahan ayahnya, dia pun menitipkan permohonan maafnya padaku untukmu," tuturnya dengan benar.
"Maaf Anne seharusnya aku jujur kemarin tapi aku khawatir kau marah jika aku menemuinya," sambungnya seraya menggenggam tangan Anne.
"Terimakasih sudah mau berkata jujur denganku, aku tidak akan marah padamu, kau bebas untuk bertemu dengan siapapun tanpa khawatir aku marah," katanya.
"Kenapa kau tidak marah saja ataupun cemburu Anne?" Darren lebih suka Anne posesif padanya.
"Karena aku percaya padamu Darren, aku percaya kalau kau hanya mencintai ku," Darren senang mendengarnya ia tidak salah memilih wanita.
"Selain cantik, pintar dan bisa memasak kau pun sangat berhati lembut Anne. Aku jadi semakin mencintaimu," Anne berhamburan ke dalam pelukan Darren.
"Darren ayo kita menikah," mata Darren hampir keluar dari tempatnya, ia langsung menatap penuh yakin pada wanitanya.
"Ayo kita menikah saja," Darren menggeleng, "Kenapa kau tidak mau menikah denganku?" tanya Anne heran.
"Bukan begitu, aku sangat ingin menikah denganmu tapi yang ku inginkan menikah di saat kau benar-benar siap Anne, jangan karena suatu hal yang tidak jelas kau jadi termakan akan pikiranmu sendiri," ujarnya.
"Darren aku sudah sangat siap," katanya lagi Darren menggelengkan kepalanya.
"Kau belum siap Anne katakan padaku pasti ada seseorang yang mengelabuhi pikiran mu ya kan, dengarkan aku Anne aku sudah berjanji padamu akan selalu menunggu sampai kau siap, jadi ku mohon percayalah padaku jangan khawatir aku tidak akan meninggalkanmu," Darren menangkup wajah Anne.
"Aku hanya takut kalau kau akan mencari wanita yang lebih siap dibandingkan aku," katanya seraya menunduk.
"Don't worry baby, aku bahkan tidak pernah memikirkan hal itu. Selamanya aku hanya akan mencintaimu, jangan pernah berpikir jika aku akan beralih pada wanita lain," Anne memeluk erat tubuh Darren pria itu berhasil menyakinkan dirinya kembali.
Darren sudah sangat percaya padanya bahkan dia mau menunggunya dan yang seharusnya Anne lakukan adalah memegang kepercayaan Darren, ia pun harus yakin jika pria itu tidak akan pernah pergi darinya. Anne benar-benar merasa bodoh bisa-bisanya berpikiran jika Darren akan meninggalkannya hanya karena dirinya yang belum siap untuk menikah.
TBC.
Di harap memberikan Vote dan Komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With My Boss (END)
RomanceAnnetasyah Cloper harus berhadapan dengan bos sintingnya setiap hari yaitu Darren Jackson CEO di perusahaan Anne bekerja menjadi sekretaris sekaligus menjabat sebagai asisten pribadi Darren berhasil membuat seorang Anne merasa gila dengan segala tin...