TALES OF DEMONS AND GODS 2

322 - Ribuan Mil Sungai & Pegunungan

BAB 322 - RIBUAN MIL SUNGAI & PEGUNUNGAN

Nie Li meletakkan susunan pola Inskripsi yang baru pada Lukisan Ribuan Mil Sungai & Pegunungan yang palsu. Membentuk serangkai demi serangkai segel pola Inskripsi. Lapisan luar terdiri dari begitu banyak segel Spiritual. Dengan segel ini saja sudah bisa mencegah seorang ahli dari Alam Leluhur Beladiri, mengingat mereka tidak mahir dengan pola Inskripsi. Ada juga banyak jenis pola Inskripsi lain yang tersembunyi di dalamnya.

Setelah dua jam lebih, Lukisan Ribuan Mil Sungai & Pegunungan yang persis identik telah muncul di atas meja. Nie Li kemudian perlahan-lahan menggeser Niat Dao punya sang pemilik itu dari Lukisan Ribuan Mil Sungai & Pegunungan yang asli ke yang palsu.

"Bukan pemalsuan yang buruk!"
Nie Li dengan ringan tersenyum sambil melihat replikanya.

Diam-diam, Nie Li berpikir sambil menyusun rencana, dia harus membuat salah seorang anak buah Gu Bei yang bertugas untuk membawa Lukisan Ribuan Mil Sungai & Pegunungan yang palsu ini, ke dunia luar. Lalu bagaimanpun caranya, harus berpura-pura terluka dan menjatuhkan Lukisan Ribuan Mil Sungai & Pegunungan ini di tengah pelariannya. Kemudian pastikan, kalau lukisan yang palsu ini akan sampai ke tangan para ahli dari sekte lain. Dengan begitu, akan sulit bagi sang pemilik dari Alam Leluhur Beladiri itu untuk menebak lokasi pusakanya yang asli.

'Tapi, itu akan menjadi masalah jika sang pemilik dari Alam Leluhur Beladiri itu juga bisa melihat melalui yang palsu!'

Nie Li tidak berani untuk meremehkan kemampuan sang ahli dari alam Leluhur Beladiri. Bagaimanapun, seorang ahli Alam Leluhur Beladiri masih menyimpan metode yang agak brilian di lengan baju mereka. Siapa tahu? Dia bahkan mungkin bisa melacak keberadaan lukisan yang asli dengan menggunakan lukisan yang palsu sebagai petunjuk.

'Setidaknya lukisan yang palsu ini bisa memberiku waktu. Karena sang Ahli dari Alam Leluhur Beladiri itu telah menjual Lukisan Ribuan Mil Sungai & Pegunungan, selama dia bisa merasakan keberadaan niatnya masih utuh, kemungkinan besar dia akan tetap menunggu untuk jangka waktu tertentu. Sang Pemilik lukisan ini pasti akan rela menunggu sebentar, sampai ada seseorang yang mampu menguraikan segel pada lukisan itu. Setelah membukanya dan menambahkan waktu yang dibutuhkannya untuk melacak kembali ke sini. Ini akan memakan sedikit waktu pada saat dia melacak keberadaanku. Yang terbaik adalah membiarkan Lukisan ini berpindah tangan beberapa kali. Cara ini dipastikan akan jauh lebih aman, 'pikir Nie Li dalam hati.

Nie Li menempatkan Lukisan Ribuan Mil Sungai & Pegunungan yang palsu ke dalam cincin interspatialnya. Dia dengan ringan tersenyum dan mulai menggunakan niatnya untuk meraba-raba berbagai pola Inskripsi penyegelan pada Lukisan Ribuan Mil Sungai & Pegunungan yang asli.

Rangkaian Segel Spiritual ini begitu halus sehingga hanya sebagian kecil yang bisa dirasakan oleh seorang ahli dari Alam Leluhur Beladiri sekalipun. Padahal, masih ada berlapis-lapis pola Inskripsi penyegelan yang lain, yang lebih tersembunyi di dalam Lukisan Ribuan Mil Sungai & Pegunungan, selain dari Rangkaian Segel Spiritual utamanya. Memecahkan Rangkaian Segel Spiritual secara gegabah dapat menyebabkan serangan pantulan.

Rangkaian Segel Spiritual di lapisan luar terlihat ada jejak disentuh. Ini membuktikan bahwa sudah pernah ada seseorang yang mencoba untuk membuka paksa Rangkaian Segel Spiritual ini.

Namun, orang itu mungkin menderita serangan balik yang cukup besar, karena di dalam Rangkaian Segel Spiritual ada lagi susunan pola Inskripsi penyegelan yang lebih mendalam! Begitu ada yang mencoba membuka Rangkaian Segel Spiritual, itu akan membangkitkan energi pantul dari pola Inskripsi penyegelan di lapis keduanya.

"Meskipun dia itu seorang ahli dari Alam Leluhur Beladiri, tanpa pernah selama 50 hingga 60 tahun mempelajari metode memecahkan pola Inskripsi penyegelan ini, maka dia hanya akan menemukan cara lain untuk sengsara!" Nie Li ringan tersenyum. Mungkin ini juga alasan mengapa ahli dari Alam Leluhur Beladiri itu akhirnya pasrah dengan menjualnya. Benar-benar tidak ada lagi yang bisa dia lakukan.