Happy Reading 💐
𝘗𝘭𝘢𝘬𝘬!!
Wajah Acha tertoreh kesamping, tamparan begitu keras menyapa pipi tirusnya. Perih yang dirasa begitu sangat. Sakit, tapi hatinya lebih sakit, ketika dia sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi selalu mendapat perlakuan yang kasar, hanya karena nilai yang ia dapat tidak sesuai yang ibunya harapkan.
"DASAR ANAK TAK TAHU DIUNTUNG!!" Bentak seorang wanita paruh baya kepada Acha.
Dia adalah Dinda Maharani ibu kandung Acha. Ya, kandung. Tapi begitulah sikap Dinda kepada Acha, kasar, pemarah, penuntut segala hal, dan satu lagi pembunuh.
Tak ada yang tahu jika Dinda adalah seorang pembunuh. Itu kisah masa lalu, mungkin kita tak perlu mengungkitnya.
"AKKH!!" Dengan sekuat tenaga, Acha menahan rasa nyeri yang menjalar diseluruh tubuhnya. Terutama kulit kepalanya, ketika Dinda menarik dengan kuat rambut panjang miliknya.
"MAMA SUDAH BILANG, BELAJAR, BELAJAR!!" Bentak Dinda. Wanita itu beralih mengambil ikat pinggang yang terbuat dari kulit. Tanpa menghiraukan pinta anaknya yang terus meminta agar semua nya diakhiri, Dinda langsung memukul Acha dengan keras dan membuat gadis itu memekik.
TPESS!!
Acha menangis sejadi-jadinya, gadis berumur 12 tahun itu hanya bisa menangis. Minta tolong tak bisa, suara seperti tercekat karena menangis. Betis, punggung, lengan, dan pipinya sudah memerah. Ia hanya bisa meringkuk disudut sofa sambil terus menangis.
"INI AKIBATNYA KALAU KAMU GAK PERNAH MAU DENGER MAMA, MAMA UDAH BILANG JANGAN MAIN TERUS, BELAJAR! BELAJAR!" Amarah Dinda masih memuncak.
1 jam berlalu, setelah puas memberi pelajaran kepada anaknya, Dinda terduduk disofa sambil memijat pelipisnya. Pandangannya turun menatap sang putri yang masih meringkuk disudut sofa dengan tubuh yang gemetaran.
"Balik kekamar kamu sekarang." Perintah Dinda.
Hening.
Acha tak menjawab ucapan Dinda. Nampak jika anak itu sangat ketakutan.
Dinda berdecak kesal. Ia berdiri lalu menghampiri Acha. Tangannya terulur memegang bahu putrinya. Posisi Acha membelakangi Dinda. Kening wanita itu mengerut. Deru napas Acha terdengar tenang.
"Dia tidur?" Gumam Dinda.
 ̄ ̄ ̄ ̄
Dinda menatap lekat wajah putrinya yang tertidur pulas diatas kasur. Tadi, Dinda meminta asistennya untuk mengangkat Acha menuju kamarnya.
Tanpa ia sadari, air matanya jatuh begitu saja. Melihat pipi Acha yang berbekas akibat tamparannya. Lengan gadis itu juga memar, semua ini salah Dinda. Jika saja ia tak semarah itu, mungkin kondisi Acha tak seperti ini.
"Maaf..."
*****
Jangan lupa vote⭐,komen💬 and follow ya!
●Start 29 January 2022
●Finish unknow
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA [END✓]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚] (REVISI SEDANG BERJALAN) "Maaf jika aku tak dapat menepati janji. Terima kasih untuk kasih sayang kalian. Sampai bertemu dikehidupan yang lebih indah." -Acha Septriasa Kinantara Start : 29 Januari 2022 Finish...