23. Bahagia

33 15 0
                                    

~Happy Reading~

♪ Terakhir by. Sulfian Suhaimi
♪ Merasa Indah by. Tiara Andini

Acha mendatangi sebuah danau. Ia berdiri diatas jembatan, sambil memperhatikan lingkungan yang begitu asri. Ia menarik napas secara perlahan lalu menghembuskannya.

"Adem banget." ucapnya.

Suasana danau begitu indah, jarang-jarang tempat ini sepi biasanya ramai. Tapi Acha beruntung karena saat ia datang sepi, jadi ia bisa menikmati keindahan danau.

Acha berjalan menuju kursi kayu dibawah pohon yang berhadapan langsung dengan danau. Ia sengaja membawa gitar agar dapat menyanyi sambil menikmati suasana.

Ia mulai memainkan gitarnya. Acha memejamkan matanya, menikmati alunan musik yang ia cipta. Sungguh damai yang ia rasakan.

"Mengapakah kita..."

"Selalu berjauh hati, slalu sendiri.."

" Tinggal sendiri..."

"Cinta yang ku pinta..."

"Kau balas dengan dusta.."

"Berat bagiku..."

"Melepaskan... Mu..."

(lanjutin sendiri^o^)

Suara Acha begitu merdu. Beberapa pengunjung yang baru datang sengaja merekam saat Acha bernyanyi. Sesekali mereka bergumam bahwa suara Acha sangat indah seperti tak pernah memakan gorengan.

"Kayaknya waktu pembagian pita suara, dia datang deh. Atau kalau nggak dia datang 3 kali lagi. Makanya suaranya bisa sebagus itu." bisik pengunjung itu sambil merekam.

Selesai bernyanyi, Acha kembali memposisikan dirinya bersandar sambil menatap danau. Pandangan Acha turun menatap beberapa batu dibawah kakinya. Ia merunduk, mengambil dua buah batu. Ia lalu berdiri dan melayangkan satu batu, ia buang ke danau. Senyumannya melebar, ia sangat bahagia.

Lalu Acha berlari ke jembatan. Berpegangan dipinggiran jembatan sambil memperhatikan air danau tersebut. Acha mengambil napas yang panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.

"AAARRGGHHHHH!!!!"

Acha berteriak. Setelah itu ia kembali mengatur napasnya kemudian tertawa pelan. Ia merasa sehabis teriak tadi unek-unek yang selalu ia pendam semuanya sudah keluar. Begitu lega.

"Sekali lagi deh, kali ini gue mau neriaki namanya Jaemin. Siapa tau dia dengar." ucap Acha sambil terkekeh.

Ia kembali mengambil napas yang dalam sambil merilekskan pikirannya.

"JAEMIN!!!"

Acha kembali berteriak. Kali ini ia menyebut nama Jaemin. Ntah kenapa hari ini perasaan Acha bawaannya gembira terus biasanya nggak. Tapi ia bersyukur masih diberi kesempatan untuk bisa tertawa sebelum kembali merasakan kesakitan.

TING!

Notifikasi dari ponsel Acha berbunyi. Dengan segera ia merogoh tas mungilnya dan mengambil ponselnya.

ACHA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang