35. Fitnah

29 12 0
                                    

>Happy Reading<

Dengan langkah cepat Acha menyusuri koridor sekolah. Hari ini ia terlambat bangun, untung saja pagar sekolah belum ditutup jadi ia bisa masuk.

Acha melihat sekeliling sudah sepi. Hanya ada beberapa siswa yang masih diluar. Sesampainya didepan kelas, Acha mengatur napas sebelum memasuki kelas.

Dengan susah payah Acha menelan ludahnya. Ia lupa kalau hari ini adalah jadwal pelajaran Ppkn dan yang mengajar Bu Nilam. Guru yang terkenal dengan keganasannya.

Acha mencoba untuk tidak kelihatan takut. Ia memberanikan diri mengetuk pintu kelas sebelum masuk.

"Dari mana aja kamu?" tanya Bu Nilam saat melihat Acha didepan pintu.

Acha mendekati meja Bu Nilam, lalu menyalaminya. "Maaf bu saya terlambat."

"Lihat jam, sudah jam berapa?" tanyanya lagi dengan nada introgasi.

Acha mengangkat tangannya untuk melihat jam ditangannya. "Jam 07.18 bu."

"Lambat 2 menit. Keluarkan tugas minggu lalu punya kamu, SEKARANG!" Perintah Bu Nilam dengan penuh penekanan diakhir kata.

Acha terlonjak kaget, lalu ia berjongkok mengeluarkan buku tugasnya dari dalam ransel. Ia membuka buku tersebut melihat tugasnya, setelah itu ia memberikannya kepada Bu Nilam.

Bu Nilam mulai memeriksa tugas Acha. Pulpennya mulai mencoret-coret tugas Acha. Sesekali ia menatap Acha yang sudah tertunduk seraya komat kamit. Setelah selesai, ia pun menutup buku tugas Acha lalu memberikan kepada pemiliknya.

"Duduk."

Dengan cepat Acha pergi duduk dibangkunya yang berada dipojok paling belakang. Setelah duduk, Acha kembali membuka buku tugasnya. Ia kepo dengan nilai yang diberi sama Bu Nilam.

Mata Acha membulat sempurna saat melihat nilai tersebut. Senyuman dibibir Acha semakin melebar, ia bertepuk tangan dengan pelan. Tak sia-sia dia mengerjakan tugas itu sampai tengah malam.

David menoleh kearah Acha yang terlihat begitu bahagia. Ia mencolek pinggang Acha membuat sang empu terkejut dan refleks lututnya terbentur meja.

Acha meringis pelan sambil memegangi lututnya. Dengan geram ia menginjak kaki David lalu menggepreknya. Awokawokk.

"Sakit, Cha!!" rintih David.

Acha tak peduli. Ia kembali mencatat beberapa hal penting yang harus ditulis untuk dipelajari sesuai perintah Bu Nilam.

Setelah pembelajaran selesai, Acha memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk mengambil beberapa buku yang akan ia gunakan untuk latihan sebelum kompetisi minggu depan.

"Buku ini, sama ini, nah ini juga, terus ini, lalu ini. Oke semua udah ada waktunya baca!" ucap Acha lalu ia menuju meja pengawas perpus untuk izin meminjam buku.

Setelah selesai meminjam buku dari perpustakaan, Acha memasuki kelasnya yang kosong karena semua muridnya sedang pergi mengisi perut, selain Acha.

Dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya, Acha mulai bergulat dengan semua buku yang ada didepannya itu. Sesekali ia mencatat beberapa kalimat penting yang wajib ia tulis untuk jaga-jaga kalau UAS nanti.

ACHA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang