Happy Reading!!
Prilly datang membawa 2 piring nasi goreng dan 2 gelas susu hangat yang ia taruh diatas nampan. Menaruh sarapan itu diatas meja, lalu berjalan menuju kamar tempat Acha beristirahat.
Semalam, Prilly membawa Acha ke apartmen miliknya. Karena tidak ingin mendengar pertengkaran yang mungkin akan terjadi dirumahnya saat ia membawa Acha kerumahnya, Prilly memutuskan untuk membawa Acha ke apartmen pribadinya.
Prilly menepuk-nepuk pipi Acha. Namun, orang yang dibangunkan sama sekali tidak menggubris, ia hanya bergumam. Prilly lalu menggoyangkan lengan Acha, dan menarik Acha hingga kakinya menjuntai kelantai.
Prilly yang sudah kehabisan cara untuk membangunkan sahabatnya itu, Prilly memilih untuk mengambil toa yang ia simpan dibawah kasur. Ia mulai mengatur napasnya. Dalam satu tarikan napas Prilly meneriaki Acha.
"BANGUN SETAN!!"
Acha terlonjak kaget. Membuat dirinya jatuh kelantai. Suara jatuhnya pun terdengar begitu keras. Ia meringis kesakitan. Belum juga sembuh luka cambukan yang diberi Dinda, sekarang ditambah jatuh dari atas kasur. Semoga Acha tidak encok.
Dengan sekuat tenaga, Acha berusaha bangkit. Setelah posisinya sudah duduk dengan nyaman dilantai, pandangannya naik menatap Prilly yang sudah terkikik.
"Lo punya masalah apasih, Pril?" protesnya.
"Lo nya tidur ngebo banget. Dibangunin malah ngigo kek orang gila." ketus Prilly.
"Jaga mulut lo ya mbak Prilly Mirdad. Nih, ya gue kasih tau, seorang Acha yang cantik dan baik ini, mana mungkin tidur ngebo." balas Acha dengan angkuh seraya bersedekap.
Prilly memutar bola matanya malas. Mendudukkan dirinya dipinggiran kasur. "Banyak bacot lo. Sekarang mending lo pergi mandi trus sarapan, hari ini lo olimpiade kan?"
Mata Acha membulat sempurna. Ia hampir saja lupa tentang olim-nya. Tanpa berfikir panjang, Acha langsung berlari terbirit-birit menuju kamar mandi, tanpa mempedulikan sakit dibagian bokongnya tadi.
Setelah selesai mandi dan juga memakai seragam sekolahnya, Acha langsung menyusul Prilly yang tengah sarapan didepan tv.
Apartmen milik Prilly begitu mewah. Setiap ruangan cukup luas, termasuk ruang keluarga. Tak heran jika Prilly lebih sering menghabiskan waktu diapart daripada dirumahnya.
"Lo makan gak panggil-panggil anjir. Takut banget gue habisin tuh makanan." celetuk Acha yang baru saja mendaratkan bokongnya dikarpet bulu depan tv.
Prilly hanya diam. Ia menyodorkan sepiring nasi goreng yang tadi ia masak. Dengan senang hati, Acha memakan masakan Prilly. Matanya membulat sempurna, ia tak dapat berkata-kata lagi. Sungguh masakan buatan Prilly begitu nikmat. Sepertinya, sahabatnya ini pandai memasak, bisa nih Acha diajarin masak.
"OMO! ENAK BANGETTT!! GILA!!" pekik Acha sambik terus menyuapi nasi goreng itu masuk kedalam mulutnya.
Senyuman Prilly mengambang. Ia bersyukur jika Acha menyukai masakannya. Sebenarnya ia juga masih coba-coba untuk masak, selama ini ia hanya membeli makanan siap saji.
Acha menghembuskan nafas kasar. Perutnya terasa begah sudah terisi makanan. Ia menyandarkan dirinya disofa sambil menonton sebentar.
"Woy kok lo masih anteng gitu sih, bukannya siap-siap buat berangkat." tegur Prilly yang baru saja dari kamarnya mengambil tas sekolahnya.
Acha menoleh. "Bentar. Baru juga habis makan gimana sih lo? Kalau gue jalan sekarang, yang ada makanan gue yang sudah duduk manis didalam perut malah keluar. Lo mau bersihin nanti kalau gue muntah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA [END✓]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚] (REVISI SEDANG BERJALAN) "Maaf jika aku tak dapat menepati janji. Terima kasih untuk kasih sayang kalian. Sampai bertemu dikehidupan yang lebih indah." -Acha Septriasa Kinantara Start : 29 Januari 2022 Finish...