Happy reading!!
Prilly memperhatikan Acha yang tengah tertidur diatas brankar. Mereka belum pulang karena tadi Acha habis melakukan pemeriksaan, dan sudah diputuskan Acha akan melakukan operasi 2 minggu lagi.
Suara decitan pintu ruangan terdengar. Dengan cepat Prilly menoleh kearah pintu. Diambang pintu sudah ada David yang berdiri mematung.
"Ngapain lo diam? Masuk sini." ucap Prilly.
David menurut. Ia berjalan dengan perlahan mendekati brankar Acha. Melihat dengan damai kekasihnya tertidur. Tangannya naik mengusap pelan rambut panjang Acha.
"Aku tahu kamu perempuan kuat, jangan mudah lelah. Aku disini selalu semangatin kamu." tuturnya.
David mendudukkan dirinya dikursi dekat brankar Acha. Ia mengambil tangan Acha, menggenggam dengan lembut tangan lentik milik kekasihnya.
Prilly hanya memperhatikan gerak-gerik David. Sambil sesekali melihat layar ponselnya.
Pandangan David tertuju pada Prilly. "Operasi Acha dilaksanakan kapan?"
"2 minggu lagi." balas Prilly tanpa melihat David sedikitpun.
"Setelah operasi itu, Acha bakal kayak dulu lagi kan?"
"Nggak tau. Berdoa aja semoga ada keajaiban dari Tuhan."
David menghembuskan napas kasar. Ia kembali melihat Acha yang masih tidur. Senyumannya terukir, masih dengan tangan yang mengusap lembut jari jemari Acha.
Hening. Kedua remaja yang tengah menjaga sahabatnya itu diam tak berbicara sedikitpun. Ruangan begitu sunyi. Bau obat khas rumah sakit masih setia terasa dihidung. Mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing. David sibuk memperhatikan setiap inci wajah Acha, Prilly sibuk memainkan ponselnya.
Tak berselang lama, Acha pun bangun. Ia sedikit sulit membuka mata akibat silauan lampu ruangan. Perlahan tangannya naik mengucek matanya. Setelah penglihatannya stabil, pandangan Acha tertuju pada dua orang yang tengah duduk didekat brankarnya.
"Prilly, David?" perlahan Acha bangkit mencoba untuk bersandar disandaran brankar. David dengan cekatan membantu Acha duduk.
"David, kamu ngapain disini?" tanyanya.
"Nemenin kamu."
"Prill, lo ngasih tau David?" Pandangan Prilly naik menatap sahabatnya itu. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Gue mau balik keruangan Papa." Acha menyibak selimut yang menutupi kakinya. Dengan perlahan ia turun dari atas brankar dibantu David.
"Istirahat dulu, Cha." ucap David.
Acha menggeleng. "Aku mau nemenin Papa."
Prilly hanya menatap datar kedua temannya. "Dasar batu." sahutnya.
Acha menoleh kearah Prilly, ia mengabaikan perkataan Prilly dan memilih keluar dari ruangan itu menuju ruangan tempat Rey ditaruh.
Sesampainya disana, sudah ada beberapa keluarga Rey yang datang. Senyuman mereka semua terukir kala melihat Acha datang. Acha berlari kecil mendekati neneknya seraya merentangkan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA [END✓]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚] (REVISI SEDANG BERJALAN) "Maaf jika aku tak dapat menepati janji. Terima kasih untuk kasih sayang kalian. Sampai bertemu dikehidupan yang lebih indah." -Acha Septriasa Kinantara Start : 29 Januari 2022 Finish...