~Happy Reading~
Bugh!!
Sebuah tinjuan menghantam rahang keras David. David yang sedang duduk dipinggir trotoar jalan, kaget dengan serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh tiga orang bertopeng.
"Siapa kalian?" tanya David sambil mengambil ancang-ancang.
Tanpa menjawab pertanyaan David, ketiga orang tersebut langsung menyerang David secara bersamaan. Membuat David sendiri kewalahan. Disisi lain, ketua ketiga orang bertopeng itu hanya memperhatikan adegan berkelahi seraya bersedekap tangan.
David menangkis setiap pukulan yang ditujukan ke dirinya. Ia sungguh kewalahan melawan tiga orang sekaligus. Keroyokan anjir.
"Akh.." David meringis memegangi perutnya yang ditinju. Ia tersungkur ketanah. Tanpa ia sadari dari belakang salah satu orang bertopeng itu bersiap memukul David menggunakan balok besar ditangannya.
Tanpa menunggu lama, orang tersebut melayangkan sebuah pukulan dari balok itu mengenai tepat tengkuk leher David, membuat dia tepar ditanah.
Setelah melihat David jatuh, ketua pria bertopeng itu maju. Memandangi David yang kesakitan habis dikeroyok oleh tiga orang sekaligus.
"Ini peringatan pertama buat lo. Kalau lo mau selamat, mending lo jauhi Acha." ucap orang tersebut lalu pergi. Disusul anak buahnya.
David tak menjawab. Badannya terasa sangat sakit, kepalanya pusing. Dengan tenaga yang tersisa ia mencoba mengambil ponselnya disaku celana miliknya.
David langsung mengetik dikolom pencarian kontaknya. Mengetik nama Farel. Setelah menemukan kontak Farel dengan cepat ia menelponnya.
"Jemput gue." ucap David dengan suara serak.
Setelah mengatakan itu, ia segera mematikan ponselnya. Tanpa menunggu jawaban dari Farel. David menarik napas dalam lalu menghembuskan secara perlahan. Sambil menunggu kedatangan Farel, ia mencoba untuk memejamkan matanya.
****
Acha memasuki kelas dengan perasaan malas. Bukan mengapa, hari ini ia sungguh lelah. Dipagi hari sudah disuguhkan dengan perasaan mual seperti orang hamil saja. Pagi buta Acha memuntahkan semua makanan yang semalam ia makan. Ia sungguh lelah.
"Acha!" panggil seseorang dari belakangnya.
Acha tak menoleh, ia berjalan terus menuju kursinya. Mukanya sangat pucat ingin sekali ia tidur sekarang juga. Sesampainya dikursi kebanggaannya Acha menidurkan kepalanya diatas meja, menumpukkan kedua tangannya sebagai alas tidur. Ia mencoba memejamkan matanya, tapi tak bisa. Saat bersamaan Sania bersama antek-anteknya datang.
Seminggu yang lalu, Sania memenangkan sebuah lomba disekolah. Dan dari situ ia mulai mendapat banyak teman dan mencoba untuk membuat geng ala-ala. Tapi yang ikut dengan Sania cuma tiga orang aja, yang lain pada gak mau.
"Lo semua, diem dulu. Dengerin ucapan princes nih." kata Nori sebagai anak buah Sania.
"Gue cuma mau bilang kalo gue adalah penguasa dikelas ini." sahut Sania dengan bangga.
Semua siswa yang berada dikelas hanya menatap malas para orang tidak jelas itu. Sama seperti siswa lain, Acha juga hanya memperhatikan keempat orang itu tanpa berekspresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA [END✓]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚] (REVISI SEDANG BERJALAN) "Maaf jika aku tak dapat menepati janji. Terima kasih untuk kasih sayang kalian. Sampai bertemu dikehidupan yang lebih indah." -Acha Septriasa Kinantara Start : 29 Januari 2022 Finish...