21. Ngambek

39 14 0
                                        

~Happy Reading~

Pagi ini udara begitu sejuk. Acha yang harus masuk sekolah 1 jam lagi, jadi mageran untuk mandi karena dinginnya udara. Sudah 2 menit Acha berguling-guling dikasur sambil sesekali mengecek ponselnya, siapa tau ada yang ngechat.

Sungguh ia merasa bosan. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Acha berjalan menuju kamar mandi. Selesai dengan ritual mandinya, Acha membuka lemari bajunya untuk mengambil seragam sekolah.

"Ini hari apa?" Acha memeriksa ponselnya untuk melihat tanggal dan juga hari. Lalu Acha ber-oh setelah tau ini hari apa.

Setelah memakai baju seragamnya, Acha duduk didepan meja rias seraya menyisir rambutnya, terlintas dibenak Acha untuk membuat suatu jurnal harian atau yang biasa disebut dengan diary. "Nanti gue ketoko buku aja deh,"

Acha memperhatikan dirinya yang sudah siap untuk berangkat sekolah. Dengan senyuman manisnya, Acha terlihat begitu cantik.

Ting!

Notifikasi dari ponsel Acha berbunyi. Dengan cepat Acha mengambil ponsel yang ia taruh diatas meja riasnya.

"Kak Farel?" Acha mengerutkan kening, setelah membaca notifikasi yang ternyata dari Farel kakak kelasnya itu. Tanpa berfikir panjang, Acha langsung membalas chat dari Farel.

Kak Farel

Cha, lagi dimana?

Dirumah kak, ada apa ya?

Mau kesekolah bareng?

Tapi aku bakal diantar sama supir nanti.

Kita bareng aja, mau ya?

Gak usah kak, aku gak mau ngerepotin

Gak ngerepotin kok, kamu mau kan?

"Aiisshhh..Males banget gue bareng Kak Farel, ntar sampe disekolah malah dibicarain satu sekolah." Acha mendengus sebal. Farel sungguh keras kepala.

Ting!
Ting!
Ting!

Notifikasi Acha berbunyi berkali-kali. Seperti yang dikatakan, Farel begitu keras kepala. Acha berdecak kesal, lalu memasukkan ponselnya kedalam tas dan keluar dari dalam kamar. Tanpa membalas chat dari Farel.

****

Farel baru sampai, bersamaan dengan Acha yang baru turun dari mobil. Farel yang melihat Acha, dengan cepat ia berlari menuju Acha. Acha hanya menatap malas pria yang menghampirinya itu.

"Baru sampe, Cha?" tanya Farel basa basi.

"Iya," balas Acha sambil terus berjalan tanpa mau melihat Farel sedikitpun. Acha mengambil langkah cepat, agar tak bersamaan terus dengan Farel. Farel yang tertinggal pun berlari menuju Acha.

"Cha, tungguin napa," ucap Farel lalu meraih tangan Acha dan menggandengnya. Acha terkejut dengan perilaku Farel dan dengan cepat ia menghempaskan tangan Farel.

"Jangan pegang Kak, ntar aku digosipin satu sekolah," ujar Acha seraya menunduk. Farel hanya terkikik mendengar penuturan Acha. Pantas saja Acha bersikap seolah tak ingin didekati lagi, ternyata ia takut jika digosipin satu sekolah.

ACHA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang