30. Keluarga Baru

38 14 0
                                    

Happy Reading!!

Mata Bi Inah membulat sempurna saat melihat kedatangan Dinda dan dua orang asing dibelakangnya. Kening Bi Inah mengerut, apakah ini keluarga baru majikannya. Bi Inah lalu mundur beberapa langkah, seraya menunduk. Mempersilahkan ketiga orang tersebut masuk.

Dinda dan kedua orang asing tersebut, mendudukkan diri disofa tamu. Bi Inah masih setia berdiri disamping sofa tunggal tempat Dinda duduk.

Bi Inah sedikit merunduk, "Bu saya boleh tanya, mereka berdua ini siapa ya?"

"Oh, kenalin, ini Bianca dan ini Edward. Mereka keluarga baru saya." jawab Dinda seraya menunjuk kedua anak bapak tersebut.

Bi Inah mengangguk, "Kalau begitu saya permisi dulu mau kebelakang."

"Eh, Inah, Acha kemana ya?" tanya Dinda.

"Non Acha belum pulang sekolah." Dinda mengangguk.

Setelah sampai didapur, Bi Inah kembali menoleh kebelakang walau ketiga orang tersebut sudah tak nampak. "Bu Dinda benar-benar gak tau malu ya, masa sekarang dia malah bawa keluarganya kesini sih. Emang ibu kurang ajar, gak pernah mikirin perasaan putrinya."

Mbak Lisa mengerutkan kening setelah mendengar gerutuan Bi Inah. "Ada apa mbak?"

"Noh, Bu Dinda datang bawa keluarganya." ketus Bi Inah.

"Astaga, bisa-bisanya. Emang gak mikirin perasaan non Acha ya?" Mbak Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya, sudah tidak menjadi rahasia bagi seluruh pelayan dirumah itu bahwa Dinda adalah orang yang tidak berperasaan.

"Semoga aja non Acha bisa nerima ini. Saya jadi kepikiran reaksi non Acha nantinya bagaimana." lanjutnya seraya terus memotong sayuran.

"Kasihan non Acha." balas Bi Inah.

***


Bu Dina mulai membagikan selembar kertas latihan untuk siswa yang ikut lomba sains. Sekitar 20 siswa yang terpilih dari beberapa angkatan. Namun, diantara mereka akan ada 2 siswa yang akan menjadi perwakilan dari SMA Jaya Bakti.

"Ingat ya, dikerjakan dengan jujur, tidak ada yang menyontek." tegas Bu Dina.

Beberapa siswa terlihat tegang mengikuti tes ini, berbeda dengan Acha yang sudah mulai mengisi kolom jawaban tanpa kendala sedikitpun.

Sania melirik Acha dengan tatapan tak suka. "Bisa-bisanya dia ngerjain soal itu dengan cekatan." gerutunya dalam hati.

Satu nomor lagi Acha selesai. Saat membaca soal tersebut, senyuman Acha yang sedari tadi terukir pun tiba-tiba saja pudar.

Soal : Kasih sayang dari orang tua itu sangat indah. Karena itu kita wajib menghormati dan mematuhi mereka. Apakah kamu masih merasakan kasih sayang itu?

Hanya butuh jawaban yang singkat, tapi tangan Acha seperti tak mampu untuk menjawabnya. Hati Acha terasa sesak, pertanyaan bodoh ini sungguh menjebak dirinya.

Tangannya naik mengusap wajahnya, lalu mulai menulis jawaban terakhirnya. Setelah selesai, Acha menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia lalu menyandarkan diri disandaran bangkunya.

ACHA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang