03.Kangen

91 26 0
                                    

Yang baca cerita ini wajib follow instagram @aiuraaa_

Happy Reading pren!!

Acha sedang berada dihalte sudah 30 menit dia disana, tidak ada satupun kendaraan yang lalu lalang. Sedang saat ini cuaca sepertinya sebentar lagi akan hujan dan Acha masih dihalte, sendirian.

Acha kembali memikirikan nasibnya yang begitu miris, hidup tanpa kasih sayang orangtuanya. Rey Kinantara-Papa Acha dan Dinda sudah lama berpisah dikarenakan Rey selingkuh. Sejak berpisah dengan Rey, Dinda lebih sering berdiam diri dikamar tanpa memperdulikan Acha. Dan sekarang Dinda telah bangkit dia menjadi perempuan yang berjaya dan begitu terkenal. Tapi kasih sayang nya terhadap Acha sudah kurang, Dinda lebih mementingkan karirnya daripada merawat Acha. Acha tumbuh dewasa tanpa kasih sayang orangtuanya.

Tanpa ia sadari hujan mulai turun, begitu deras disusul angin malam yang menusuk hingga ketulang. Acha sudah mulai kedinginan matanya menatap sekitar begitu sepi tidak ada siapapun disana, Acha takut sunyi.

Acha memeluk lututnya sambil menyembunyikan mukanya diantara lututnya. Badannya mulai bergetar kedinginan.

Tanpa Acha sadari ada seorang pria yang berada tepat didepannya. Pria itu mengangkat tangannya mengusap pucuk kepala Acha. Acha terkejut karena tiba-tiba ada yang memegangnya. Saat Acha menatap keatas betapa lebih terkejutnya setelah melihat siapa yang barusan mengusap kepalanya. Dia adalah David.

Acha masih menatap David. "Ngapain disini?" tanya Acha, mulai berbicara.

"Gue tadi gak sengaja liat lo gue pikir setan soalnya sembunyi kek gitu" jawab David terkekeh pelan.

Acha murka "Apa lo bilang gue setan?" ucapnya tidak terima. Disusul anggukan David tak berdosa.

"Kamprett lo" Acha meninju perut David, membuat David meringis.

Acha berdiri dari duduknya hendak pergi, namun ditahan oleh David. "Lo mau kemana, gak liat lagi hujan?" tanya nya tanpa melepas tangan Acha.

Acha menoleh lalu menatap tajam David "Lepas! Gue mau pergi bodo amat mau hujan kek petir kek bodo amat!" jawab Acha lalu menghempaskan tangan David.

Baru mau melangkah petir sudah menyambar Acha terlonjak kaget "Astagafirullah" ucapnya sambil memegangi dadanya. Jantungnya seperti mau loncat keluar saking kagetnya. David yang melihat itu tertawa keras.

Acha berdecak kesal.
David menarik tangan Acha "Duduk sini bentar lagi berenti juga hujannya" ucap David menyuruh Acha duduk disampingnya.

"Gini amat nasib gue seharusnya gue udah dirumah rebahan, dengerin lagu sambil ngehaluin Jaemin, scrool tiktok" ucap Acha sambil mendramatis.

David menatap Acha bergidik geli mendengar penuturan perempuan disampingnya.

Setelah 15 menit duduk berdua dihalte akhirnya hujan berhenti.Acha bersyukur hujan telah reda begitu pun David.

"Yeyyy bisa pulang deh" teriak Acha sambil merentangkan tangannya. Acha mulai beranjak dari duduknya disusul David juga sudah berdiri.

David menatap Acha yang mau pulang jalan kaki? "Woy lo mau jalan kaki pulang kerumah?" tanya David sedikit berteriak.Acha menoleh ke David lalu mengganggukkan kepalanya.

"Stres" David menarik Acha mengajaknya kedekat motornya. "E-eh mau kemana?" tanya Acha.

"Pelaminan" jawab David datar.

"Dih jangan ngimpi lo" sindir Acha.

Letak motor David dibawah pohon jati dekat halte. Sampai didekat motor David naik dimotornya Acha masih diam ditempatnya seperti patung.

ACHA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang