39. Kerja sama

24 12 2
                                    

🌹Happy Reading🌹

"Gimana? Masih sakit?" tanya David sambil berjalan mendekati brankar tempat Acha berbaring.

Acha menggeleng pelan. "Kamu gak pulang?"

"Bareng kamu,"

"Gak! Acha sama gue mau ke rumah sakit." sahut Prilly.

"Gue ikut." sahut Haikal yang baru masuk kedalam ruangan.

David hanya menatap datar kedua makhluk itu. Benar-benar rusuh jika Haikal ada, Prilly juga udah kayak ibu-ibu ngelarang anaknya main aja.

"Lu berdua mending pulang, biar gue yang menemin Acha pergi ke RS." ucap David.

"GAK BISA!!" protes Haikal dan Prilly secara serentak. Membuat Acha terlonjak kaget diatas brankar.

"Lo berdua bisa diam Gak sih!" tegur Acha yang berusaha memejamkan matanya.

David mengusap perlahan pucuk kepala Acha. Ia menoleh ke dua makhluk yang sibuk mencibir dikursi. Dengan tangan yang masih sibuk mengusap kepala Acha, David menjulurkan lidahnya, mengejek dua orang yang menjadi obat nyamuk disitu.

"Bangsat lo, Vid." geram Prilly.

Karena Haikal juga kesal diejek seperti itu sama David, dengan sengaja ia memasukkan tangannya kedalam bajunya. Menghampit jarinya diketiak, lalu kembali mengeluarkan jarinya. Ia berjalan perlahan mendekati David yang sibuk memperhatikan Acha yang tengah tertidur.

"Makan tuh bucin!" Tangan Haikal yang sudah ia taruh diketiaknya tadi, ia tempel pada hidung David. Membuat David memberontak dan langsung menonjok rahang keras milik Haikal.

"Bau bangsat!" David mencuci mukanya diwastafel dekat brankar Acha. Haikal tertawa terpingkal-pingkal hingga mengeluarkan air mata. Prilly juga ikut tertawa sampai-sampai ia memukul meja yang berada didekatnya, saking lucunya melihat komik David.

Acha bangun dan langsung turun dari atas brankar. Menatap dengan tajam ketiga manusia yang sudah mengganggu tidur. Ketiga orang tersebut langsung diam, tak ada yang berani bicara.

Acha melirik jam didinding UKS. Tanpa berkata apapun, Acha keluar dari ruang perawatan sekolah itu. Tak mempedulikan ketiga temannya yang sudah melongo.

****

"Maaf saya lambat."

Acha langsung mendudukkan dirinya dikursi yang sudah disediakan. Dia tengah berada diruang rapat sekolah. Membicarakan tentang persiapan untuk kompetisi sains yang akan dilaksanakan lusa. Bersama dengan kepala sekolah dan juga Bu Dina, Acha mulai mendengarkan penjelasan Bu Dina.

"Jadi, kamu siapkan Acha?" Tanya kepala sekolah.

Acha mengangguk sopan.

"Ini kisi-kisi yang harus kamu pelajari. Disalam sini, ada beberapa soal yang akan masuk. Saya tidak tahu ada berapa soal yang masuk, yang penting ada diantar soal itu yang muncul disoal nanti. Saya cuma berharap kamu bisa memenangkan pertandingan ini." ucap Bu Dina.

Acha kembali mengangguk. "Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberi nilai terbaik dikompetisi nanti. Jika saya tidak menang, saya minta maaf."

ACHA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang