~Happy Reading~
Dengan tubuh yang gemetar, Acha berjalan mendekati bankar rumah sakit untuk melakukan kemo. Ia lalu membaringkan tubuhnya diatas bankar sambil memperhatikan suster yang tengah sibuk mengisi cairan masuk kedalam jarum suntik.
"Kok takut gitu sih, kan udah sering." ucap suster itu seraya mengisi cairan kedalam suntik.
Acha menatap datar suster tersebut. "Bukan lo yang rasain jancok!" batin Acha.
Setelah selesai menyuntikkan obat, suster pun membantu Acha tutun dari bankar menuju ruang pemeriksaan.
Hari ini, setelah melakukan kemo, Acha juga akan melakukan pemeriksaan. Untuk melihat perkembangan kanker didalam tubuhnya. Didalam ruangan sudah ada dokter Raisa dan beberapa perawat.
Acha dibaringkan diatas bankar yang sudah disediakan. Disamping bankar terdapat beberapa alat medis yang gunakan untuk memeriksa pasien.
Dokter Raisa mulai memeriksa detak jantung Acha menggunakan alat bernama tetoskop. Ia terkekeh pelan, sebab dapat ia dengar detak jantung Acha yang berdetak kencang.
"D-dokter kenapa ketawa?" tanya Acha.
"Kamu takut ya?" Dokter Raisa bertanya balik kepada Acha seraya tertawa pelan.
Acha hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
Suster datang membawa suntik berisi cairan yang dapat membuat pasien hilang kesadaran untuk beberapa menit. Suster langsung menyuntikkan cairan tersebut dipunggung tangan Acha. Tak butuh waktu lama, Acha pun hilang kesadaran.
Pemeriksaan tak butuh waktu yang lama. Acha disuntik bius karena Dokter Raisa tau kalo Acha sangat ketakutan, jadi mau tidak mau Acha harus dipingsankan dulu.
Selesai pemeriksaan, Acha langsung dipindahkan keruang rawat, sambil menunggu ia siuman.
***
Prilly mendatangi meja resepsionis untuk membayar biaya pengobatan Papanya. Selesai membayar ia pun kembali keruangan Papanya.
Ditengah jalan, Prilly bertemu dengan Dokter Raisa yang kebetulan baru saja keluar dari dalam kamar Acha.
Dengan senyuman yang ramah Prilly menyapa dokter berparas cantik itu. "Hallo dok,"
"Hai Prilly, dari mana?"
"Dari tempat resepsionis, habis bayar uang pengobatan."
Dokter Raisa mengangguk.
"Dokter sendiri dari mana?" tanya Prilly.
"Tadi dari kamarnya Acha."
Prilly tersentak kecil, "Acha, kenapa lagi?"
"Tadi habis jalanin kemo, terus dilanjut pemeriksaan perkembangan kanker ditubuhnya." jelas dokter.
"Terus, gimana perkembangannya dok?"
"Kanker ditubuh Acha sudah mulai membaik. Dan kemungkinan rencana operasi bisa diundur."
"Saya boleh kekamar Acha?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA [END✓]
Fiksi Remaja[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚] (REVISI SEDANG BERJALAN) "Maaf jika aku tak dapat menepati janji. Terima kasih untuk kasih sayang kalian. Sampai bertemu dikehidupan yang lebih indah." -Acha Septriasa Kinantara Start : 29 Januari 2022 Finish...