[happy reading]
David mengajak Acha ke rooftop sekolah. Mereka duduk disebuah kursi yang sudah tersedia sambil menikmati semilir angin.
David memandangi Acha dari samping. Melihat betapa cantiknya gadis yang tengah duduk disampingnya itu. Ia tersenyum. Tangannya naik mengusap lembut surai rambut hitam panjang milik kekasihnya.
"Sebenarnya ada apa?" Tanya David.
Acha menoleh kearah David. Menatap lekat setiap inci wajah pria itu. "Aku di diskualifikasi dari tes."
Mata David membulat sempurna. "Kok bisa?"
"Aku difitnah. Aku nggak tau siapa yang naruh kertas contekan dilaci meja aku. Padalah aku udah jauh-jauh hari belajar biar bisa ikut, tapi malah dikeluarin kayak gini." jelas Acha dengan tatapan sendu.
"Siapa yang fitnah? Udah nggak usah sedih, mungkin kompetisi ini bukan rezeki kamu. Jangan berkecil hati, nanti ada saatnya kamu bakal ikut lagi kok."
David membawa Acha masuk kedalam pelukannya. Membiarkan Acha kembali menangis, dengan setia David mengusap lembut rambut Acha.
Setelah perasaan Acha membaik, David mengantar Acha pulang.
****
David kembali kesekolah, setelah mengantar Acha pulang. Ia berjalan dengan cepat menuju ruang tes kompetisi. Pandangannya naik menatap langit-langit kelas. Dan tertuju pada sudut kelas, ada sebuah cctv. Senyumannya merekah.
Ia lalu pergi menuju ruang cctv yang berada dekat dengan kantor sekolah. David mulai membuka satu persatu file rekaman. Ia sudah menemukan rekaman cctv dari ruangan tes tadi siang. Dengan seksama David menyimak setiap pergerakan sebelum siswa masuk keruangan itu sampai keluar lagi.
Kening David mengerut. Ia merasa ada yang janggal saat melihat Syifa yang memasukkan sesuatu kedalam laci meja Acha. Direkaman itu, Acha terlihat tak berkutat dari soal yang ada dihadapannya. Tak menggubris setiap pergerakan disekitarnya, ia benar-benar fokus.
Dan dari situlah, Syifa mengambil kesempatan untuk memasukkan kertas contekan itu. Lalu kembali berlagak, menjatuhkan pulpennya tepat dibawah meja Acha. Ia mengintip dilaci meja milik Acha lalu berteriak bahwa Acha membawa kertas contekan.
David kembali me-replay bagian saat Sania memberi kode ke anak buahnya itu. David menjeda rekaman itu, tepat saat Sania mengopor kertas contekan itu dengan hati-hati lewat bawah meja.
David mengangguk. Sekarang ia tahu siapa yang sudah menjebak kekasihnya itu. "Jadi, Sania yang ngelakuin."
David mengirim file rekaman itu ke ponselnya. Setelah itu, ia keluar dari ruangan cctv menuju ruangan Bu Dina.
Sesampainya diruangan Bu Dina, David mengetuk pintu ruangan itu. Tak ada jawaban. Dapat ia pastikan kalau Bu Dina sudah pulang. Akhirnya, David mengurung niatnya untuk menemui Bu Dina. Dan memilih untuk pulang.
****
Keesokan paginya, David sudah berada didepan pintu ruangan Bu Dina. Pagi-pagi sekali David datang, cowok yang biasanya datang sesudah 2 menit bel berbunyi, berinisiatif datang sepagi itu hanya untuk membela Acha.
Bu Dina memandang aneh David yang sudah berdiri didepan pintu ruangannya. "Ada apa, David?"
"Bu saya mau bicara hal penting." balas. David.

KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA [END✓]
Ficção Adolescente[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚] (REVISI SEDANG BERJALAN) "Maaf jika aku tak dapat menepati janji. Terima kasih untuk kasih sayang kalian. Sampai bertemu dikehidupan yang lebih indah." -Acha Septriasa Kinantara Start : 29 Januari 2022 Finish...