37. Benci

40 13 2
                                    

~Happy Reading!! ~

Malam itu, Acha sibuk mempelajari setiap bab buku untuk menambah pengetahuannya. Sekaligus untuk bekalnya ikut olimpiade nanti.

Udara cukup dingin. Diluar sana sedang hujan deras. Membuat Acha lumayan merasa sedikit kesepian. Ditemani secangkir susu coklat hangat, Acha terus belajar. Sambil sesekali bersenandung.

Meong....
Meong...
MEONG!!!

Matcha mendusel-dusel dikaki Acha seraya berteriak agar majikannya itu mau diajak main. Acha tak memperdulikan Matcha, ia masih fokus belajar. Matcha mundur, mengambil ancang-ancang untuk melompat naik keatas meja belajar Acha. Dan...

MEONG!!

Acha terkejut saat Matcha melompat dan refleks ia memukul kepala kucingnya, membuat Matcha kelimpungan diatas meja. Acha langsung mengangkat Matcha kekasur, untuk menidurkannya.

Acha terus mengusap punggung Matcha, seraya ikut berbaring. Dengan perlahan ia mengusap punggung kucing kesayangannya itu. Matcha sendiri tenang diusap oleh Acha, sesekali ia mendusel-dusel saat Acha berhenti sejenak mengusapnya.

Tak berselang lama, Matcha tertidur disamping Acha. Acha juga ikut tidur, dengan tangan yang melingkar ditubuh Matcha.

Ceklek!

Seorang wanita masuk kedalam kamar Acha. Kebetulan kamar itu belum Acha kunci. Ia melihat dengan tenang Acha tidur bersama kucing berwarna orange disampingnya. Senyuman wanita itu terukir. Ia menatap lamat-lamat ruang kamar milik gadis cantik berambut panjang itu.

"Rapi, dan sejuk. Dia pandai menjaga kamarnya." ucap wanita itu.

Pandangannya tertuju pada meja belajar Acha yang masih berantakan. Ia berjalan mendekati meja tersebut. Tangannya terulur menyusun satu per satu buku yang masih terbuka. Lalu mengumpul beberapa pulpen yang berserakan.

"Giat banget belajarnya, sampe lupa istirahat."

Setelah selesai merapikan alat tulis milik Acha, wanita itu berjalan menuju kasur Acha. Secara perlahan ia menaikkan selimut, menutupi tubuh Acha.

Tangannya naik mengusap lembut kepala Acha. Ia menunduk, mencium kening Acha. Lalu ia mematikan lampu kamar dan keluar.

*****

Dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, David menunggu Acha selesai sarapan sebelum sekolah. Sambil menunggu, David memutuskan untuk mengambil buku tugas Acha siapa tau tugasnya belum dikerja.

Dan benar saja, tugasnya masih ada yang kosong. David mulai mengerjakan tugas milik Acha. Dengan cekatan ia menjawab beberapa soal yang belum terselesaikan itu.

Memiliki otak yang juga diatas rata-rata membuat David selalu membantu Acha untuk mengerjakan tugas milik kekasihnya itu. Dia tau Acha juga pusing dengan tugas dan juga olimpiade yang sudah tinggal beberapa hari lagi.

Walau kemampuannya tak seperti Acha, tapi David selalu berusaha untuk menjawab tugas Acha. Sekalian belajar juga biar pintar.

David beruntung bisa mengenal seorang bernama Acha, gadis yang memiliki hati yang baik dan pemilik senyum manis, serta memiliki kemampuan dalam pelajaran fisika dan kimia. Membuatnya sangat bangga bisa mengenal gadis itu.

ACHA [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang