Prolog

14.6K 972 11
                                    

Zil mengayu sepeda berwarna hijau mint kesayangannya, sedikit terburu-buru takut kalau dia akan terlambat. Gadis 24 tahun itu meraih buket bunga mawar merah dan berlari ke dalam restoran sedetik setelah tiba. Dia menghela nafas lega saat klien yang mereka tunggu belum datang. Eddy, asisten Zil Gaia mondar-mandir menunggu dengan tak sabar kedatangan sang dekorator. Saat Zil menyerahkan buket bunga pada asistennya, sebuah Mercedes Benz berwarna silver keluaran terbaru berhenti di depan restoran kecil yang malam itu begitu privat.

Zil sedikit meringis saat melihat mobil sang klien terparkir tak jauh dari sepeda hijau mint-nya. Sungguh dua dunia yang berbeda, begitu pikir Zil. Buru-buru dia mengkritisi diri sendiri dalam hati, di luar sana banyak orang yang untuk sekedar makan saja susah. Tak layak baginya yang memiliki pekerjaan tetap, latar belakang pendidikan yang baik, tak kurang sandang dan pangan, masih membandingkan diri dengan kelas sosial yang lebih tinggi. Syukuri saja apa yang ada.

Tak berselang lama, seorang laki-laki dengan wajah rupawan turun dari mobil mewah itu. Laki-laki itu klien The Petra malam ini, lebih tepatnya klien Zil Gaia sebagai dekorator. Dia dibalut setelan YSL berwarna hitam, Rolex watch berwarna silver, dan sepasang oxford shoes hitam dari LV. penampilan yang classy, melengkapi paras dan tubuh sempurna sang laki-laki. Dia masuk ke dalam restoran dan menyusuri seluruh ruang dengan mata elang yang seolah siap membius perempuan yang akan duduk berdua dengannya malam ini.

Zil dan Eddy menghampiri sang klien.

"Saya harap anda menyukai dekorasi restoran yang kami siapkan. Terima kasih karena mempercayakan event spesial anda pada The Petra" ujar Zil, sang dekorator.

Laki-laki itu menoleh. Dia menatap agak lama pada gadis muda dengan rambut kecoklatan yang dicepol tinggi dengan specs bundar bergagang coklat di hadapannya dan melemparkan senyuman menawan. Gadis menggemaskan dan manis, yang menurut sekretarisnya adalah seorang dekorator berbakat. Gadis itu sedang sangat diminati saat ini, setelah dikenal mempersiapkan dekorasi pesta pernikahan pasangan aktor terkenal beberapa bulan yang lalu. Sepasang aktor yang menikah dengan sederhana karena mereka memiliki prinsip tak ingin menghambur-hamburkan uang, yang justru beritanya memenuhi setiap stasiun TV selama berbulan-bulan. Berita yang hampir membuat masyarakat negeri ini eneg karena setiap kali menghidupkan TV, hanya wajah mereka yang muncul. Tentu semua hanya pencitraan saja.

Itulah alasan laki-laki itu memilih The Petra. Sebuah perusahaan jasa desain interior dan dekorasi yang bisa dibilang terkenal masih pemula dan kecil. Dia menyetujui begitu saja sebuah rancangan dekorasi yang dikirimkan asisten sang dekorator pada sekretarisnya di sebuah restoran kecil yang sangat privat dan artistik. Laki-laki itu percaya penuh pada selera dan skill sang dekorator.

Walaupun bekerja pada perusahaan jasa yang terbilang masih baru, gadis di hadapannya merupakan lulusan design and interior dari RMIT. Alasan Zil Gaia lebih memilih bekerja sebagai dekorator pada The Petra, tak sedikitpun menjadi konsen klien rupawan nan kaya raya itu. Kekasih laki-laki itu dan perempuan yang akan dilamarnya malam ini tampaknya sangat menyukai karya dekorasi gadis di hadapannya saat ini.

Perempuan paling cantik yang menguasai hatinya sejak lama itu mengunggah beberapa foto pada saat menghadiri pernikahan pasangan aktor terkenal tersebut. Satu hal yang jarang sekali dilakukan Emma yang sangat tertutup selama ini. Aktris kenamaan itu jarang mengekspos kehidupan pribadi di luar pekerjaan ke laman sosial medianya.

Dariel Bamantara, klien The Petra malam ini adalah putra ketiga dari salah satu pemilik sebuah maskapai penerbangan di Indonesia. Sejujurnya, perusahaan itu tak asing bagi Zil. Laki-laki rupawan yang merupakan putra ketiga dari Adam Bamantara itu bisa jadi bujangan paling beruntung.

A Girl With 5% of StocksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang