2. Jena Overthingking 🤯

45.1K 2.1K 127
                                    

Setelah pulang kuliah tadi sekitar jam 1 memang Jena langsung pulang, dia ingin mencicil membuat kunci jawaban untuk mengoreksi. Materi mata kuliah statistika deskriptif dan peluang, mata kuliah yang setahun lalu dia ambil. Dia sampai bongkar lemari tempat penyimpanan bukunya, untungnya masih ketemu dan masih lengkap.

Soal 30 soal yang harus dikoreksi berarti ada 30 kunci jawaban juga. Ada gunanya juga dia tidak langsung meloakan kertas-kertasnya dulu, banyak soal yang sama persis. Jena hanya menyalin ulang dengan rapi saja dan hanya ada 13 soal yang dia kerjakan sendiri. Setelah selesai dia melampiaskan semua yang terjadi hari ini dengan tidur.

Tidur Jena kurang lebih hanya dua jam saja, gedoran pintu kamarnya mengganggu tidur cantiknya. Siapa lagi kalau bukan dari Ibunya, heboh anak gadisnya masih belum bangun padahal waktu sudah memasuki maghrib. Terkejut iya pasti, sampai hampir terjungkal dari ranjang empuknya. Langsung mandi dan salat maghrib tentunya agar tidak diamuk Ibu ratu.

"Masak apa Bunda?" tanya Jena yang baru saja memasuki area dapur.

"Sudah salat?" Pertanyaan balik dari sang Bunda tercinta.

"Sudah, jadi Bunda masak apa?"

"Masak tumis kangkung, sambal dan goreng ikan" jawab Arum

"Itu tata ikan dan sambalnya di meja. Setelah itu panggil Masmu dan Ayah. Kangkungnya udah mau mateng nih" perintah dari Arum.

Sesuai perintah Bundanya, semua dia tata di atas meja makan. Tidak lupa juga membawa piring dan mengisi gelas dengan air putih. Setelah itu lalu Jena memanggil Ayah dan Kakaknya. Btw Jena memang bukan anak tunggal, dia anak bungsu dan memiliki seorang Kakak laki-laki bernama Algan. Jarak umur mereka hanya 5 tahun, Kakaknya sudah bekerja memang sebagai Apoteker.

Suasana makan malam keluarga seperti biasa tidak banyak percakapan terjadi. Semua fokus kepada makanan yang dimakan, lagipula tidak sopan berbicara saat makan. Sambal buatan Bundanya juga sayang kalau dinikmati begitu saja.

"Gimana kuliah kamu?" tanya Damar

"Lancar kok Yah"

"Masih agak santai karena awal semester ditahun ajaran baru" ucap Jena sembari memakan buah kupasan dari sang Bunda.

"Besok akan ada tamu, sahabat Ayah bersama keluarganya"

"Khusus untuk Jena kamu harus di rumah"

"Lah kenapa? Jena mau bikin tugas rencananya besok malam bersama Nita. Bukannya yang temu kangen itu Ayah" ucap Jena dengan santai.

"Kamu Ayah jodohkan dengan anak sahabat Ayah, masih ingat Om Adi kan? Besok mereka sekeluarga kemari untuk melamar kamu" shock itu yang Jena rasakan.

"Yah!"

"Aku enggak mau dijodohin Pa, biar Jena sendiri yang menentukan pria itu. Pria yang menjadi teman hidup Jena" ucap Jena yang berusaha menolak ide perjodohan orang tuanya.

"Tidak bisa Jen, niat kami sudah bulat. Setelah dulu hampir tidak terlaksana janji itu, Ayah tidak mau melanggar janji semasa muda" ucap Damar

"Sayang terima saja, pilihan Ayah kamu Insyaallah tepat" ucap Arum

"Yang menjalani Jena Bun! Tolong hargai Jena" jiwa proktektif Algan muncul.

"Algan diam" bentak Damar

"Maksud hampir tidak terlaksana itu apa?"

"Sebenarnya anak Om Adi itu pernah berumah tangga" ucap Arum

"Maksud Bunda, Jena dijodohkan dengan Duda? Yang benar saja Bun" ucap Jena

"Pokoknya Jena tidak mau" Jena memilih untuk masuk ke kamarnya sebagai protes kepada kedua orang tuanya.

DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang