20. Day-2 Insiden

28.9K 1.4K 7
                                    

RAMAIKAN KOMENTAR DAN VOTE CH ini ya. Semakin banyak maka semakin cepat juga CH baru dipublish. CH baru akan dipublish kalau sudah memenuhi target.
.

.

Kegiatan bakti sosial kurang lebih dilakukan dari setengah 1 siang sampai jam setengah 4 sore di jadwal. Matahari lagi terik-teriknya kerja bakti memang terik tapi suhu sekitar tidak terlalu panas masih oke. Ada yang membantu membersihkan kebun, membagikan sembako dan bibit pohon.

Jena dan beberapa orang yang tadi tepar tidak diperbolehkan oleh beberapa dosen termasuk Ardi. Kalau ikut takut malah pingsan katanya, padahal masih berkegiatan sampai besok. Mereka yang tidak ikut hanya duduk di ruang makan sambil membantu panitia mengelap piring dan gelas.

"Mbak Jena, enggak papa?" tanya Dilan yang tiba-tiba duduk di samping Jena.

"Enggak papa kok" Jena menjaga jarak aman dengan irit menjawab. Semua mata memang tertuju padanya sekarang.

"Kamu kok enggak ikut Pak Ardi?" tanya Asha ke Dilan, dosen yang menemani mereka.

"Panas Bu, enak di sini sama kakak cantik-cantik" astaga mulut adik iparnya itu udah bisa saja mengeluarkan kata-kata pujian untuk lawan jenis.

"Kok bisa kenal sama Jena kamu Lan?" tanya Asha

"Tadi enggak sengaja bertemu di jalan Bu, bawa barang banyak kasian trus ditawari tumpangan deh sama Mas" lancarnya tanpa harus dibriefing lebih lanjut.

"Oalah"

"Oh ya Jen, nanti malem nampilin apa aja angkatan kamu?"

"Wah rahasia itu Bu, belum saatnya terungkap"

"Enggak sabar nonton pensi nanti malam deh"

Pensi adalah acara yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Acara gengsi menggengsi antar angkatan untuk menjadi yang pertama di peringkat. Pensi juga menjadi uji kekompakan antar mahasiswa satu angkatan.

"Ini Pak diminum dulu" suara yang paling Jena hapal akhir-akhir ini. Suara si padi alias Orisa yang lagi-lagi memberi perhatian Ardi.

Beberapa orang di sana agak risih dengan perbuatan si padi. Semua orang sudah tau kalau Arditya itu telah menikah lagi, tapi hanya beberapa orang yang tau bukan dengan si padi. Jena sih hanya menatapnya saja, toh dia tau suaminya menghindar cuma parasitnya aja yang enggak tau diri.

Dia memilih berpamitan dari sana karena sudah banyak panitia yang kembali. Masih harus antre untuk mandi dan make up. Sebagai penunjang penampilan saja make upnya, biar terlihat menarik mata juri.

Benar saja di kamarnya sudah sangat heboh, ada yang mengeringkan badan dari keringat. Ada yang sudah mandi bersiap untuk make up. Ngerumpi pun ada, ya bahan rumpi banyak kalau seperti ini.

"Jen, pinjem cas" ucap Nita

"Ambil aja di tas depan Nit. Udah mandi kamu?"

"Ini mau mandi"
.

.

.
Pukul 19.15 pensi resmi ditampilkan, semua orang berada di area outdoor villa. Tidak boleh ada yang di dalam villa agar jumlah penonton banyak dan berbaur antar angkatan. Angkatannya mendapat undian pertama jadi lebih enak. Bercapek-capek dahulu baru beristirahat kemudian.

Angkatannya menampilkan tari tadisional terlebih dahulu, lalu ada yang stand up comedy dilanjutkan dance dan oleh band. Jena sendiri ikut dance dalam bagian lagu oh my gawd by want. Percaya diri dia menarikan lagu itu dengan teman-temannya, sorak sorai mewarnai setiap gerakannya.

Liak liuk tubuhnya tanpa kaku sekali pun, dia mengeluarkan semua powernya. Selesai penampilan nafasnya terengah-engah, capek tentu saja. Walau suhu udara dingin tetap saja membuat berkeringat.

DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang