17. Kesan Pertama Jena

38.8K 1.5K 6
                                    

RAMAIKAN KOMENTAR DAN VOTE CH ini ya. Semakin banyak maka semakin cepat juga CH baru dipublish. CH baru akan dipublish kalau sudah memenuhi target.
.

.

.
Setelah kemarin hanya di resort saja untuk beristirahat dan menyelesaikan tugas kuliah, pagi ini mereka akan memulai jalan-jalan di Bali. Menikmati waktu berdua di luar kamar juga, masak mau di dalam kamar terus walau masih anget-angetnya. Terserah nanti mau ke tempat wisata atau kulineran sebagai penumpang mengikut aja.

"Yakin kamu pake baju itu?" tanya Ardi yang melihat penampilan istrinya dari atas sampai bawah.

"Iya Mas, mau ke pantai kan" ucap Jena

Dia mengenakan midi dress berwarna hijau motif floral dengan tali spaghetti. Model dressnya itu terbuka bagian bahu dan sebagian punggungnya. Ditambah rambutnya dikucir asal sehingga memperlihatkan leher jenjangnya.

"Enggak jadi pergi aja deh, sayang" tangan Ardi menyusup ke pinggang Jena.

"Mana bisa begitu, udah janji lo Bapak Arditya" ucap Jena

"Pakaianmu lebih baik digunakan di rumah saja, apa enggak takut hitam kamu?" Mode-mode posesif muncul.

"Alasan, aku bukan orang yang takut kulitnya menghitam karena terlalu terpapar sinar matahari" cibir Jena

"Nanti aku pakai cardigan Mas, santai saja mukanya" ucap Jena yang melihat muka yang tidak bersahabat dari sang suami.

Cup
Ardi mencium pundak Jena yang terekspos. Perkembangan hubungan mereka terlihat maju dengan sangat signifikan.

"Lepas deh Mas, aku lagi pakai sunblock" back hug dari sang suami mengganggu pergerakan Jena.

"Mau aku bantu?" Ardi menawarkan diri.

"Nih yang rata jangan sampai terlihat belang" ucap Jena

Benar Ardi membantu Jena, suaminya itu mengoleskan sunblock di area punggung dan leher belakangnya. Agak geli sebenarnya saat tangan besar sang suami berada di area punggung, tapi mau gimana lagi tidak bisa memakai dengan sendirinya. Dia sendiri masih melanjutkan make upnya, natural seperti biasa tapi yang tahan untuk berpergian outdoor.

"Sudah semua to? Kalau udah ayo berangkat"

Mereka akan ke Pantai Pandawa menggunakan mobil yang suaminya sewa. Perbekalan mereka tentu ada baju ganti, handuk dan perlengkapan permandian lainnya kalau nanti mau bermain air. Perkiraan perjalanannya sekitar 40 menitan karena Ardi berkendara santai dan mampir ke minimarket.

"Nanti berhenti dulu ya di sekitar tebing sebelum turun" pinta Jena

"Mau ngapain?"

"Foto dong" normal setiap tempat yang bagus harus ada foto untuk kenang-kenangan.

Tebing yang dimaksud itu tebing sebelum turun ke area pantai. Spot foto favorit para turis kalau berwisata ke sana. Tadi malam memang dia sempat mencari-cari spot foto populer di Bali.

"Mau minum? Biar Jena pengangin" sebagai istri yang baik harus peka.

"Thank you sayang"

"Mau makan snack?"

"Boleh-boleh. Sayang kemarin kamu bilang menjadi guru bukan cita-cita kamu, terus cita-cita kamu ingin menjadi apa?" tanya Ardi

"Dancer profesional" ucap Jena

"Aku sangat menyukai hal yang berbau modern dance, tapi Ayah dan Bunda tidak terlalu mendukungku. Alasannya bermacam-macam contohnya terlalu banyak gerakan sexy lah, banyak mengeluarkan biaya, masa depan tidak cerah dan masih banyak lagi" sesekali Jena menyuapi Ardi yang fokus menyetir.

DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang