14. Misi Gila

37.8K 1.6K 7
                                    

RAMAIKAN KOMENTAR DAN VOTE CH ini ya. Semakin banyak maka semakin cepat juga CH baru dipublish. CH baru akan dipublish kalau sudah memenuhi target.
.

.

.

Jena hanya bisa mengantarkan sampai depan rumah saja, Ardi nanti akan diantarkan oleh supir keluarga Wijaya. Sepertinya seminggu tidak bersama sang suami akan menyenangkan, tidak usah takut dipanggil maju saat kuliah. Tapi tugasnya mengadi-ngadi sekali pasti, libur 3 hari saja 100 soal apalagi libur kuliah 2 mingguan.

"Nanti mau di rumah saja atau menginap di rumah Ayah Bunda?" tanya Ardi

"Di rumah Mas, Bunda yang akan menginap di sini. Enggak masalah to?" jawab Jena sambil membenarkan kerah sang suami.

Perasaannya jadi lega setelah obrolan mereka semalam. Masalah kesiapannya dan rencana memiliki anak memang harus dibicarakan, tidak semua pria mau menunggu. Beruntung kalau Ardi mengerti, Jena jadi lebih percaya diri untuk membina rumah tangganya.

"Enggak masalah kok, pakai kamar lantai satu aja biar Bunda enggak naik turun tangga"

"Sepertinya Iya Mas"

Semakin hari dia semakin menerima pernikahannya walau awal pernikahannya cuma karena perjodohan tapi tidak seburuk yang dibayangkan. Keseriusan suami lah yang berperan besar untuknya, pria itu membuktikan perubahannya tidak hanya sekedar ucapan. Memang belum ada ungkapan cinta tapi Jena merasakan namanya dicinta.

Normal bukan terjadi ketika seorang perempuan tinggal bersama dengan lawan jenisnya dalam kurun waktu lama. Apalagi dengan skinship yang terus terjadi di antara mereka berdua menjadi bumbu rumah tangganya semakin sedap. Micin kali bikin sedap maksudnya semakin harmonis.

Cup
Kegiatan rutinnya sang suami.

"Seminggu waktu yang lumayan lama, pasti akan kangen. Nanti Mas hubungin pakai nomer kemarin, di simpen kalau aku telpon diangkat" ucap Ardi

Mereka melakukan pelukan perpisahan, Jena yang notabennya tidak terlalu tinggi hanya bisa bersender di dada Ardi. Tingginya hanya 159 cm terlihat seperti kurcaci ketika dipeluk Ardi yang memiliki tinggi 185 cm. Dalam pelukan dia hanya diam membiarkan sang suami menikmati.

"Lihat nanti kalau sibuk ya enggak diangkat" Jena melepaskan diri dari Ardi.

"Karena sepertinya akan sangat sibuk tugas" sindir Jena

"Belum lagi mulai latihan untuk makrab"

"Mana bisa begitu?"

"Bisa karena ada dalangnya, ya sudah Mas katanya kumpul jam 5 kurang ¼ sebaiknya segera berangkat. Itu juga sudah ditunggu supir"

"Mas pamit, hati-hati di rumah"

Dia mengamati mobil yang ditumpangi sang suami sampai pergi. Ternyata kode yang diberikannya tidak mempan pemirsa, tidak ada tanggapan lanjut tentang sibuk tugas. Sepertinya urusan rumah tangga tidak berpengaruh ke urusan perkuliahan bagi sang suami. Tidak lama berselang Bundanya tiba diantar oleh Kakaknya.

"Wes ra kelingan sama Bunda!" bukan salam tapi omelan dari Arum yang didapat.

"Bukan begitu Bun, Jena sibuk mau ke rumah belum sempat. Ini aja Mas Ardi pelatihan di Semarang"

"Wes tahun 2022 ojol banyak, kamu aja yang mageran" Arum memang sangat hafal dengan kebiasaan anaknya itu, rebahan for life.

"Iya Bun maaf"

"Tugasnya kan banyak Bun, udah jangan dimarahin" ucap Algan

"Mas enggak ikut menginap?" tanya Jena

"Enggak, kasian Ayah di rumah sendiri. Ya udah Mas pamit"

DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang