21. Rahasia 🤫🤫

33.3K 1.4K 4
                                    

RAMAIKAN KOMENTAR DAN VOTE CH ini ya. Semakin banyak maka semakin cepat juga CH baru dipublish. CH baru akan dipublish kalau sudah memenuhi target.
.

.

.
Ardi side

"JENAAA"

"JEN! TOLONG"

Suara teriakan itu membuat semua kalang kabut lari ke asal suara. Termasuk Ardi, mendengar nama istrinya yang tersebut membuat dia was-was. Sebenarnya dia dan para dosen lainnya sedang berbincang santai di depan villa sembari menunggu mahasiswanya sarapan.

Mendengar teriakan tersebut Ardi langsung lari secepatnya ke villa. Benar saja perasaan was-wasnya, Jena istrinya itu sudah tergeletak di lantai. Tidak cuma itu dengan darah yang keluar dari kepalanya. Semua melingkar mengerubungi Jena seolah ada tontonan.

"Dilan siapkan mobil" teriak Ardi

"Jena kenapa??" tanya Asha yang datang dengan raut wajah paniknya.

"Hiks, sepertinya terpleset Bu" jawab Nita sahabat dari istrinya yang terlihat masih sangat shock.

"Minggir semua" perintah Dewa untuk memberikan jalan untuk Ardi.

Dia dengan cepat menggendong badan mungil istrinya ke mobil. Tidak banyak bicara memang Ardi sendiri masih sangat shock. Terlebih masih dalam keadaan banyak orang. Dia menyupir seperti orang kesetanan, untung ini pagi masih lumayan lengang. Klinik terdekat berjarak hampir 3 km, posisi panik sekali di dalam mobil. Dilan mengarahkan jalan, sedangkan Asha dan Nita mencoba membangunkan Jena.

Beruntung klinik itu buka 24 jam, istrinya segera dibawa masuk untuk ditangani. Darah yang keluar lumayan banyak sampai membasahi pakaian Ardi. Kalau dilihat lukanya mungkin karena terkena anak tangga. Ardi hanya menundukan kepalanya saja, berharap tidak terjadi sesuatu kepada sang istri.

"Wali pasien Jeana?" panggil salah satu dokter.

"Bagaimana keadaan Jena Dok?"

"Ya ada apa Dok? Kami dosennya, orang tuanya masih dalam perjalanan" ucap Asha

"Luka kepala pasien agak dalam, kami akan melakukan tindakan penjahitan. Untuk pasien sendiri tadi sempat siuman dari pingsannya"

"Saya rujuk ke rumah sakit besar untuk melakukan rontgen atau CT Scan kepala untuk memastikan tidak ada cidera kepala yang serius"

Setelah berdiskusi panjang lebar dengan dokter, Jena akan dipindahkan ke rumah sakit di Jogja. Sekalian agar jarak tidak terlalu jauh juga dari rumah. Rumah sakit tempat iparnya bekerja menjadi pilihan setelah berdiskusi dengan keluarga. Semua barang-barang mereka sudah masuk di dalam mobilnya. Dia menyetir mengikuti ambulance yang membawa istrinya, Jena sendiri ditemani Asha dan Nita dalam ambulance.
.

.

.
Jena side

Silau lampu itu yang langsung masuk ke mata Jena saat mbuka mata. Tidak berapa lama disusul pusing dan nyeri pada bagian kepalanya. Terakhir yang diingat adalah wajah panik Nita dan di ruang tindakan.

"Aduh" Jena mengaduh merasakan kepalanya.

"Sayang?" Suara khas sang suami terdengar, wajahnya terlihat cemas.

"Bagian mana yang sakit?" tanya Ardi

"Sini" tunjuk Jena

"Its okay akan segera sembuh sayang, minum dulu" dia meminum air yang diambilkan suaminya.

"Kenapa bisa terpleset sih sayang? Kalau jalan itu hati-hati" dumalan Ardi

"Ya sudah hati-hati Mas, lantainya lembab"

DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang