6. MAHAsiswa

40.8K 1.8K 6
                                    

Terlihat Ardi sudah kembali pulas melanjutkan tidurnya. Jena beranjak dari ranjangnya untuk keluar, rumah masih agak gelap karena masih jam setengah enam pagi. Dia sendiri tidak bisa melanjutkan tidur, sorenya dia mulai mengerjakan tugas dan malamnya melanjutkan berberes. Hanya berdua saja memang, Ardi juga kemarin membelikan meja belajar untuk Jena.

Entah kesambet apa pria itu secara tiba-tiba membelikannya meja belajar. Tidak cuma itu Ardi juga sekalian merakitkan semalam dan mejanya ditaruh di ruang kerjanya. Berhadapan dengan meja kerja Ardi, mungkin suaminya itu iba melihat Jena kemarin mengerjakan tugas lesehan di ruang santai.

"Lengkap banget ini kulkas"

Mata Jena berbinar melihat berbagai macam isi kulkas Ardi. Mulai dari sayur mayur, protein sampai minuman kemasan juga ada. Seperti supermarket versi mini, super-super lengkap. Minuman kesukaan Jena pun ada di dalam sana, minuman yogurt.

"Non Jena mau buat apa"

UHUK UHUK

"Non enggak papa? Duh maafkan Bibi kalau bikin Non Jena kaget" ucapnya sembari menepuk tengkuk Jena.

"Bibi siapa ya?" tanya Jena yang kebingungan.

"Saya Bi Asih Non, artnya Mas Ardi" ucap Asih

"Oalah, maaf Bi saya belum tau. Saya Jena Bi" Jena memperkenalkan dirinya.

"Tidak papa Non, oh iya Non Jena mau buat apa?"

"Enggak buat apa-apa Bi. Cuma minum hehehe, panggil Jena saja Bi, aneh soalnya kalau dipanggil Non"

"Panggil Mbak Jena aja ya, Mie goreng jawa mau?" tanya Asih menawari menu sarapan.

"Mau Bi, terserah Bi Asih saja" Jena sih tidak pilih-pilih makanan, mau dimasakin apa saja ya pasti dimakan.

"Bi Asih itu bumbunya apa aja ya? Trus masaknya gimana?" tanya Jena yang kepo dengan Asih yang sedang mengupasi bawang.

"Bawang merah, bawang putih, garam, merica, cabai untuk bumbu halusnya. Kalau nanti sudah ditumis harum baru masukan sayur dan ditambah air sedikit. Setelah sayurnya layu baru masukan mie, kaldu dan kecap" ucap Asih

"Simpel ya Bi, kalau Jena yang bikin pasti gagal" ucap Jena

"Iya, Mbak Jena bisa masak?" tanya Asih, pertanyaan sensitif untuk sebagian wanita.

"Belum terlalu bisa Bi hehe, masak nasi goreng aja masih ngalor ngidul" ucap Jena

"Enggak papa Mbak, pelan-pelan saja. Nanti lama kelamaan bisa" ucap Asih

"Bi Asih sudah kerja berapa lama dengan Pak Ardi?"

"Saya sih sudah dari Mas Ardi kecil ikut Bu Retno, baru pindah kemari saat Mas Ardi punya rumah ini"

Sembari menyiapkan makanan Asih terus menjawabi pertanyaan dari Jena. Pertanyaan biasa sih kalau ketemu orang baru, basa-basi untuk saling mengenal. Dia juga akan tinggal di rumah ini sampai entah kapan tentu selalu bertemu dengan Asih sebagai art.

"Bi Asih udah dateng to?" Ardi baru saja datang dengan wajah fresh habis cuci muka.

"Sudah Mas" jawab wanita paruh baya itu. Ardi hanya berlalu lewat saja pergi keluar.

"Mas Ardi mau olahraga Mbak, kegiatan rutinnya sebelum ke kampus" ucap Asih, mungkin melihat arah mata Jena yang melihat punggung Ardi menjauh.

"Oalah, tiap pagi?"

"Nggih tiap pagi Mbak, selalu menyempatkan"

"Jena bantu ya Bi" Jena mengambil alih pengorengan, dia ingin membantu mengaduk biar Asih yang membumbui.
.

DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang