Jena tampak anggun mengenakan kebaya berwarna putih, rambutnya disanggul bawah sederhana tidak terlalu heboh. Setelah didudukan bersama Ardi berhadapan dengan penghulu dan Ayahnya tangan Jena mulai berkeringat. Dia hanya menunduk tidak berani menatap ke depan, veil yang dikenakan juga dipasang di kepala Ardi. Bertanda bahwa prosesi ijab kabul akan segera dimulai.
"Baik, kita akan memulai prosesi ijab kabul Nak Ardi dan Nak Jeana" ucap penghulu
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Ananda Arditya Rama Wijaya bin Adi Wijaya dengan anak kandung saya yang bernama Jeana Kanaya Susanto binti Damar Susanto dengan maskawinnya berupa perhiasan 25 gr dan seperangkat alat salat, Tunai" ucap Damar dengan tegas.
"Saya terima nikah dan kawinnya Jeana Kanaya Susanto binti Damar Susanto dengan maskawin tersebut, Tunai" tidak kalah tegas dan lugas Ardi mengucapkan kabul.
"Bagaimana saksi?"
"SAH" ucap para saksi dengan bersama-sama.
"Alhamdulillah"
Semua mengucap syukur saat Ardi dan Jena sah menjadi pasangan suami istri. Tidak terasa air mata Jena juga menetes membasahi pipinya. Tentu dia tidak menyangka melepas masa lajangnya dengan secepat ini. Bahkan dalam kondisi belum lulus kuliah, sempro saja belum.
Jena dan Ardi menandatangani buku nikah mereka, lalu dilanjutkan dengan memasangkan cincin. Jena langsung diarahkan oleh Bundanya untuk mencium tangan Ardi. Salam pertama ketika dia sudah menjadi istri sah dari dosennya. Bukan salam biasa antara dosen dan mahasiswa karena Jena mencium punggung tangan Ardi.
Cup
Bibir dosennya mendarat dikening Jena.Ardi mencium kening Jena secara mendadak tanpa ada aba-aba. Tentu Jena merasa terkejut dengan kelakuan Ardi, mungkin hanya secara formalitas belaka. Ini kali pertama memang dia dicium pria kecuali Kakak dan Ayahnya.
"Saya emang semenakutkan itu? Kok sedari tadi nunduk terus" bisik Ardi
Bisikan Ardi membuatnya berani mendongakkan kepalanya, menatap mata dosennya itu. Senyum berlesung pipi merekah ketika Jena mata mereka bertemu. Jujur Jena terpanah bisa melihat dua lesung pipi dosennya dengan sangat dekat.
"Hanya formalitas Jena, ingatlah kamu harus akting menjadi manusia yang sangat berbahagia hari ini" ucap Jena dalam hati kecilnya.
Jena dan Ardi lalu diarahkan untuk berfoto bersama sebagai pasutri. Gaya biasa sampai gaya luar biasa terus diarahkan oleh sang photographer. Mulai dari bertatapan biasa sampai skinship seperti memeluk dari belakang, bersentuhan wajah dan berpegangan tangan. Tentu Jena menjadi salah tingkah sendiri, mau menolak tapi banyak yang lihat kalau lanjut muka pasti tidak terkondisikan.
"Mbak pengantin rileks saja, suaminya enggak bakal gigit" ucap sang fotographer.
"Eh! Y-a" cuma respon itu yang keluar dari mulut Jena, agak panik kegap oleh orang lain.
"Tenang Jena, rileks. Maaf membuat kamu tidak nyaman. Tahan sebentar lagi akan selesai" bisik Ardi yang berdiri di belakang Jena. Tangan pria itu masih setia bertengger dipinggangnya.
"Iya"
"Bunda masih enggak menyangka kalau sudah mengantarkan kamu sayang" peluk Arum
"Pesan dari Bunda, jadi istri yang selalu menurut sama suami. Layani dia dengan sepenuh hati, Bunda yakin Ardi pria yang baik" Arum membisikan kata-kata itu saat memeluk putrinya.
"Belajar masak ya Jena" ucap Arum
"Titip Jena ya Ardi, marahi saja kalau dia membuat ulah. Bimbing dia menjadi istri yang berbakti untuk kamu" ucap Arum kepada Ardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)
RomanceJena + Kuliah = Ilmu ❌ (Jena kuliah mendapatkan ilmu) Jena + Kuliah = Suami ✔ (Jena kuliah mendapatkan suami) *DILARANG PLAGIAT!* "Aku enggak mau dijodohin Pa, biar Jena sendiri yang menentukan pria itu. Pria yang menjadi teman hidup Jena" ucap Jena...