Jena + Kuliah = Ilmu ❌ (Jena kuliah mendapatkan ilmu)
Jena + Kuliah = Suami ✔ (Jena kuliah mendapatkan suami)
*DILARANG PLAGIAT!*
"Aku enggak mau dijodohin Pa, biar Jena sendiri yang menentukan pria itu. Pria yang menjadi teman hidup Jena" ucap Jena...
Jika kalian melihat ada cerita yang sama (misal alur cerita sama persis cuma diganti nama karakter atau judul) seperti cerita saya silakan DM saya melalui instagram atau wattpad.
PENGUNGUMAN JH PUBLISH CERITA BARU JUDULNYA GEMMANTARA. Sudah ada 8 chapter, skuy kepoin.
JODOH TEMAN SEBANGKU juga sudah update CH 10, Tempat Singgah CH 9.
Promote
Alina Journey tersedia dalam bentuk ebook, jika kalian belum baca dan kepo silahkan beli versi lengkapnya di link : https://play.google.com/store/books/details?id=V2xOEAAAQBAJ
Love Each Other ada 3 part tambahan di Ebook: https://play.google.com/store/books/details?id=ALReEAAAQBAJCH
BREATH (Sequel Of Alina Journey) ada 3 tambahan extra part : https://play.google.com/store/books/details/Junghyura21_Breath_Sequel_of_Alina_Journey?id=KphpEAAAQBAJ
Untuk informasi bisa cek akun instagram di @hi_jhyura.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pengungsian dadakan terjadi, setelah hasil pengecekan mandirinya bergaris dua Jena memilih untuk tidur di kamar tamu. Selain dirinya capek, dia juga kasian kepada sang suami jika harus menggendong naik turun tiga lantai. Walau Ardi itu kuat seperti superman tapi Jena juga sadar diri, badannya sudah menggemuk.
"Alhamdulillah Ya Allah." ucap Jena, mengucapkan syukur kepada sang pencipta.
Hasil pengecekan tespeknya pagi ini tidak berubah, tetap bergaris dua dengan jelas. Jena mengusap pelan perutnya, merasakan kehadiran calon anaknya. Air matanya menetes lagi karena dia masih tidak menyangka.
"Sehat-sehat ya Nak di dalam perut Mama. Kamu berjuang, Mama dan Papa juga berjuang." ucap Jena
Tidak langsung ke kamar untuk melanjutkan tidur, Jena melipir dulu ke dapur. Ini masih jam empat pagi tapi dia sudah lapar, makan lah dari pada kelaparan. Apa yang ada saja, malas juga jika harus masak sepagi ini.
"Pakai sayur sayang, di sini to pantesan ditungguin enggak balik-balik." ucap Ardi
"Ayam udah mateng kok melambai-lambai, kamu aja yang kepengen makan sayang. Kamu udah cek lagi?" tanya Ardi
"Udah, alhamdulilah sama Mas." jawab Jena
"Masyaallah, Alhamdulilah." ucap Ardi
Tangan kanan Ardi mengusap-usap perut Jena, menyapa calon anaknya yang sedang bertumbuh. Jena senang melihat ekspresi Ardi, terlihat sangat bahagia dengan kehamilannya lagi. Oh ya semalam saja tidur sambil senyam senyum sendiri entah bermimpi apa.
