CH TERBARU AKAN DIUPLOAD JIKA TARGET VIEW, KOMENAN DAN VOTE TERPENUHI. TENTU SETIAP CH BERBEDA TARGETNYA. THANK YOU
Jika kalian melihat ada cerita yang sama (misal alur cerita sama persis cuma diganti nama karakter atau judul) seperti cerita saya silakan DM saya melalui instagram atau wattpad.
Promote
Alina Journey tersedia dalam bentuk ebook, jika kalian belum baca dan kepo silahkan beli versi lengkapnya di link : https://play.google.com/store/books/details?id=V2xOEAAAQBAJLove Each Other ada 3 part tambahan di Ebook:
https://play.google.com/store/books/details?id=ALReEAAAQBAJCH
..
.
Perjalanan Jogja-Tawangmangu selama 3 jam saja sudah membuat Jena capek. Setelah beres-beres tadi dia memilih untuk rebahan dan malah ketiduran. Sampai lupa makan siang, untungnya sudah mencemil keripik tadi sebelum tidur.Cuaca Tawangmangu agak beda menurutnya, lebih ke sejuk dingin walau terlihat matahari terik. Itu yang membuat dia menjadi pulas, tidak ada kedinginan atau kepanasan dalam tidurnya. Entah berapa jam dia tertidur tapi saat terbangun badannya sudah segar kembali.
Pelukkan erat terasa dipinggang, ternyata Ardi juga ikut tidur di belakangnya. Maklum suaminya itu paling berperan penting tadi angkat-angkat lah, menyetir semua dilakukan sendiri. Kalau bukan inisiatif Jena tidak ada itu pergantian menyetir.
Wajah pulas suami yang dia lihat saat berbalik badan, dadanya bergerak kembang kempis sesuai nafas teratur Ardi. Dia cuma mengamati tanpa ada niat untuk menggaggu, hanya memandangi wajah suaminya. Jena sampai terkagum-kagum tidak ada pori-pori yang dia temukan diwajah Ardi, mulusnya kebangetan.
Sambil mengumpulkan nyawa yang masih tersebar, dia sedikit berpikir untuk memasak apa. Setidaknya walau tidak jago masak dia bisa membantu menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasak. Biar nanti Ardi yang mengeksekusi, saling meringankan intinya dalam rumah tangga.
"Ternyata udah bangun, hoam" suara suaminya menyadarkan Jena yang masih berpikir.
"Baru aja Mas, ini lagi mengumpulkan kesadaran sembari membayangkan mau masak apa nanti"
"Katanya beef teriyaki, nanti kita masak itu sayang"
"Oh ya udah"
"Udah laper banget?"
"Biasa aja sih Mas, biar Jena aja yang menyiapkan bahan-bahannya"
"Emang tau?"
"Tau lah sedikit. Daging, bawang bombay, bawang putih dan daun bawang" jawab Jena
"Pinter, ya udah disiapin dulu. Mas mau ke kamar mandi dulu"
Sebelum itu Jena berganti pakaian rumahan dulu dengan kilat. Langsung mengeluarkan bahan yang akan digunakan. Mencuci serta memotong-motong daging dan perbawangan, selesai itu langsung memasak nasi. Jangan salah Jena bisa dan tau takaran agar nasi itu matang pas, ilmu jarinya tidak usah diragukan.
"Sudah?" tanya Ardi yang datang dengan rambut basahnya, ternyata suaminya itu mandi.
"Sudah, tadi Jena cuci selada buat lalapan. Kalau mau tumis sayur nanti malah enggak cocok"
"Udah itu aja enggak papa, sekarang biar Mas yang berkarya"
Jena mengamati setiap pergerakan Ardi, menumis sampai membumbui tidak luput dari pandangannya. Semua dimasukan agak asal sesuai perkiraannya saja, kalau saat dicek rasa kurang baru akan ditambahkan lagi. Karena marinasinya tidak terlalu lama jadi menumisnya agak lama, biar empuk dan meresap ke daging. Jena memang reques dagingnya super duper empuk, biar tidak ada perlawanan saat dimakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)
RomanceJena + Kuliah = Ilmu ❌ (Jena kuliah mendapatkan ilmu) Jena + Kuliah = Suami ✔ (Jena kuliah mendapatkan suami) *DILARANG PLAGIAT!* "Aku enggak mau dijodohin Pa, biar Jena sendiri yang menentukan pria itu. Pria yang menjadi teman hidup Jena" ucap Jena...