RAMAIKAN KOMENTAR DAN VOTE CH ini ya. Semakin banyak maka semakin cepat juga CH baru dipublish. CH baru akan dipublish kalau sudah memenuhi target.
Halo semua, Author meminta maaf lahir dan batin kepada seluruh pembaca, apabila saya memiliki kesalahan 🙏 selamat menjalankan ibadah puasa, bagi yang menjalankan.
..
.
Sepulangnya dari rumah sakit Jena harus mengungsi dulu ke rumah kedua orang tuanya selama beberapa hari. Teman kuliahnya pada datang ke rumah untuk menjenguk. Terpaksa Ardi yang bolak-balik dan rela bersembunyi saat teman-temannya datang.Tentu saat ke rumah mertuanya tidak menggunakan mobil yang sering digunakan saat ke kampus. Maka dari itu Ardi bolak-balik seperti gangsingan cuma untuk ganti mobil. Kasian tapi mau bagaimana lagi, semua dilakukan demi istri tercinta.
Mana mau Ardi tidur terpisah dari dirinya, pria itu terus menempelinya. Tidur pun harus sempit-sempitan seperti ikan pindang. Maklum kamar Jena masih seperti dulu belum ada perubahan dari segi perabotan.
Selama kepalanya itu sakit Jena masih sangat manja dan bergantung juga ke sang suami. Hal yang wajar bukan ke suami sendiri bukan pria lain. Apalagi title anak bontot membuat manjanya semakin menjadi.
"Bau banget Mas" adu Jena ke suaminya prihal rambutnya yang bau.
Dia hampir lima hari tidak mencuci rambutnya karena luka dikepalanya. Apalagi cuaca panas terus saat mau hujan, semakin membuat rambutnya tidak karuan. Malu saat dokter tadi memeriksa lukanya pasti sangat kebauan.
"Sabar, ya mau bagaimana sayang? Belum boleh keramas to sama dokternya. Mungkin kalau benangnya udah dilepas boleh kali"
Hal itu yang bisa dilakukan oleh Ardi, menyabarkannya ditengah kesebalan yang melanda. Mana masih 2 hari lagi untuk kontrol selanjutnya, sepertinya dia harus menghidupkan ac terus agar tidak berkeringat. Tadi memang lukanya masih terlalu basah makanya belum diambil benangnya.
"Iya ini Jena mencoba sabar Mas"
"Gimana tugasmu? Perlu bantuan?" tanya Ardi
"Enggak, kalau Mas bantu terus nanti bikin kecanduan" tolak Jena
Jena memamg menolaki bantuan dari Ardi selama dia sakit. Bukan masalah bayar membayarnya cuma dia merasa tidak enak sering merepoti. Tugas Ardi bukan hanya untuk membantunya saja, masih banyak tugas sebagai dosen yang harus dikerjakan. Sekarang dia mengerjakan semampunya lalu kumpulkan.
"Oke, jangan terburu-buru nanti ada yang terlewat"
"Mas free?"
"Free kenapa? tanya balik Ardi.
Dia hanya menggelengkan kepala saja, random memang pertanyaannya. Maklum sebenarnya Jena sedang mengalami kebosanan yang luar biasa, sudah 5 hari juga dia di rumah. Tidak berangkat kuliah mana tugas menumpuk, sehari-hari cuma mengerjakan tugas istirahat.
Nita juga sering membantunya, sahabatnya itu selalu mengabari saat ada tugas. Tidak cuma mengabari kadang juga sekalian mengirimkan jawabannya. Hanya saja Jena tidak langsung mencontek, mengerjakan dulu baru dicocokan.
"Mau jalan-jalan?"
"Enggak mau, masih ada PR. Mau Jena selesaikan besok kan udah masuk kuliah"
"Bagus, enakan juga di rumah. Quality time sama Mas aja, lagi pula menghemat uang" ucap Ardi
Suaminya itu bergabung duduk bersama Jena di ruang tv. Menonton acara olahraga favoritenya kalau hari minggu ya benar motogp. Bisingnya suara motor menemani otaknya berpikir sejarah matematika.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)
RomanceJena + Kuliah = Ilmu ❌ (Jena kuliah mendapatkan ilmu) Jena + Kuliah = Suami ✔ (Jena kuliah mendapatkan suami) *DILARANG PLAGIAT!* "Aku enggak mau dijodohin Pa, biar Jena sendiri yang menentukan pria itu. Pria yang menjadi teman hidup Jena" ucap Jena...