HelloJH kembali untuk update extra part
.
.
.
Menjadi seorang ibu memang penuh perjuangan, bulan demi bulan berlalu Jena merasakannya satu persatu. Mual muntah diawal kehamilan dan sekarang perubahan sangat signifikan terjadi pada tubuhnya. Badannya yang dulu kecil sekarang melebar seiring pertumbuhan twins di rahimnya.
Sakit punggung sudah menjadi makanannya setiap hari, pengen rasanya menempelkan koyo tapi tidak bisa. Cuma tangan suaminya yang menjadi penyelamat, mengusapi punggungnya ketika nyeri itu datang menghampiri. Stretch mark jangan ditanya tetap muncul walau lumayan, Jena sudah menghabiskan berbotol-botol padahal.
"Ih! Kenapa tambah banyak coba? Udah perut sekarang ke paha." ucap Jena
Jena habis menyelesaikan ritual mandi malam, iseng-iseng lah mengecek keadaan stretch marknya. Inginnya saat dilihat tidak bertambah tapi kenyataan sebaliknya tambah banyak. Awalnya cuma diarea perut sekarang area paha pun ada, agak nyesek tau.
"Mas Ardi!" teriak Jena
"Kenapa sayang??" ucap Ardi, mendengar teriakannya Ardi datang dengan tergopoh-gopoh. Suaminya itu posisinya sedang di ruang kerja, jadi panik luar biasa."Pahaku ada stretch marknya." adu Jena sambil menunjuk area paha.
"Astaga aurat sayang. Kalau nanti ada yang masuk gimana ih." ucap Ardi lalu menutupi paha Jena dengan handuk yang ada.
Ardi lalu clingak clinguk lihat kanan kiri belakangnya. Tujuannya mengecek keadaan takut ada yang masuk setelah mendengar teriakan Jena. Btw mertua Jena plus Dilan memang sedang menginap di sini makanya Ardi bersikap waspada. Ditambah lagi pintu kamar mereka terbuka lebar.
"Kenapa Jen??" Benar saja teriakan Jena terdengar oleh mertuanya. Raut khawatir terlihat dari muka Retno, maklum cucu yang sangat ditunggu-tunggu.
"Eh Mama, ini tadi Jena panggil Mas Ardi tapi Mas Ardinya enggak denger. Tadi mau minta tolong buat pasangin penyangga perut." ucap Jena dengan lancar, alasan yang logis ketimbang masalah stretch mark tadi.
"Oalah, tak kira kenapa Nduk. Emang suamimu itu orangnya agak budekan, harap maklum ya Jen." ucap Retno
"Ardi engga budek Ma, tadi sedang zoom pake headset jadi enggak dengar." tidak terima dibilang budek Ardi membela diri. Tatapan tajam langsung diberikan sang suami kepada Jena.
"Maaf ya Ma, bikin Mama kaget." ucap Jena
"Ya sudah, Mama sekalian pamit ya. Papa ada meeting mendadak, Dilan juga mau cari barang. Nanti Mama kunci dari luar, Ardi disini aja jagain Jena."
"Bye sayang, sehat-sehat ya kalian. Assalamualaikum." ucap Retno
Ibunya keluar buru-buru Ardi mengunci pintu kamar mereka. Biar tidak ada yang masuk tiba-tiba, takut nanti barang tertinggal. Kembali Ardi terfokus ke Jena yang agak sebal, sedari tadi sudah menggerutu.
"Sedikit kok sayang, biar Mas olesin minyak." ucap Ardi
"Awalnya sedikit nanti jadi banyak, padahal udah diolesin tiap hari masih aja muncul." ucap Jena
"Sabar ya Ma, Papa cuma bisa bilang itu." ucap Ardi sambil mengolesi minyak khusus.
"Iya Papa."
"Oh ya Mas!! Besok ke mall ya. Beli perlengkapan twins lagi hihi." pekik Jena saking senangnya. Rasa sebalnya hilang berubah ceria lagi, mood ibu hamil memang susah diduga.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN DUDA ITU SUAMIKU (Complete ✔️)
RomansaJena + Kuliah = Ilmu ❌ (Jena kuliah mendapatkan ilmu) Jena + Kuliah = Suami ✔ (Jena kuliah mendapatkan suami) *DILARANG PLAGIAT!* "Aku enggak mau dijodohin Pa, biar Jena sendiri yang menentukan pria itu. Pria yang menjadi teman hidup Jena" ucap Jena...