Tak lama kemudian mereka sampai di mansion Asean. Singapore menyuruh Dirga untuk tinggal sebenar di dalam mobilnya, dia hanya mengangguk sembari menatap punggung Singapore yang perlahan menghilang dibalik pintu.
??? : Tumben lu pulang jam segini, Singa?
Singa : Malay lu gak kuliah?
??? : Ntar siang.
Singapore hanya ber 'oh' pelan mendengar balasan dari adiknya. Dia masih diam, entah harus dari mana dia mengatakannya, ini pasti akan menjadi suprise yang akan menghebohkan keluarganya.
Di ruang tamu hanya ada lelaki dengan rambut selang-seling merah putih dengan kiri atas, kotak biru berisikan satu sabit kuning dan bintang berujung 14, lelaki dengan bersurai rambut merah, putih, biru, putih dan merah, dengan ukuran jalur biru yang ada di tengah dua kali lebih besar dari jalur-jalur yang lain. Penghuni lainnya tidak ada di dalam mansion.
Singa : Thai, Papah ada?
Thailand hanya mengangguk tanpa menoleh kearah sang Kakak. Dia masih asyik dengan stik psnya.
Singa : Hm, kalian percaya gak kalo gua bilang Indo balik?
Malay menoleh, begitu juga dengan Thailand. Sebenarnya keluarga Asean empat tahun sebelumnya masih menduga-duga bahwa Indo masih hidup, apalagi Phil yang selalu mengatakan Indo, Indo, dan Indo.
Malay : Balik di mimpi lu?
Singa : Gak. Balik ke sini.
Thai : Gak usah ngomongin itu lagi. Udah lima tahun semenjak kejadian itu, Singa lu yang paling tau kalo Papah lemah kalo denger nama Indo.
Singa : Gua juga tau. Justru karena gua tau, ini emang gak bisa di percaya, tapi Indonesia bener-bener balik...
Ucapan Singa terdengar lembut dan putus asa. Karena yang ada di dalam mobilnya benar-benar seperti adiknya yang dulu meninggalkan keluarga Asean.
Malay : Lupakan saja. Jika mereka semua mendengarnya, masa lalu akan teringat lagi. Hentikan semua omong kosong kalian, yang sedih karena Indo pergi bukan lu pada doang. Gua juga sama ngerasain kayak kalian.
Malay : ---Jadi cukup. Mood gua jadi ilang, milo gua keburu dingin.
Malay beranjak dari posisinya, dia meletakkan stik PS itu dan pergi dari sana. Tapi Singa menggagalkan apa yang akan Malay lalukan. Dia menatap Malay dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, yang pasti Singa sedih setengah mati melihat keluarganya yang tidak percaya lagi kepada Indonesia. Bahkan seperti kutukan nama itu membuat suasana berubah menjadi suram.
Singa : Gua serius.
Malay menatap tajam sang Kakak, kebohongan ataupun hayalan belaka sudah tidak mempan dengan hati mereka, sebanyak apapun raut wajah yang mereka berikan kepada keluarga Asean, tetap saja mereka sudah tidak mau ada orang yang membahas Indonesia lagi.
Malay : Lepasin tangan gua.
Malay mencoba untuk melepaskan genggam tangan Singa yang semakin menguat, dan pada akhirnya Malay marah.
Malay : Lepasin tangan gua, anj-ing! Ngapain lu balik sih, ngerusak mood lagi dateng-dateng ngajak berantem lu?!
Thailand mencoba untuk meleraikan perkelahian saudaranya. Tapi walaupun caci-maki Malay keluarkan kepada Singapore, dia tetap menatap Malay penuh harap. Agar dia percaya dengan apa yang dia ucapkan.
Di sisi lain ditempat Dirga, dia menengok kesana kemari, rumah yang terlihat sangat damai dengan corak warna abu dan putih, ditambah halaman yang cukup luas tapi tidak seluas lapangan bola, disebelah rumah besarnya, ada garasi yang muat dua sampai tiga mobil disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I'M?
Acak[SEASON DUA DARI CERITA 'TAKDIR'] Dirga Putra Nusantara, seorang pria berumur dua puluh satu tahun yang hidup mandiri setelah kematian kedua orangtuanya. Hidup kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesepian, hidup dalam bayangan-bayang? Semua Dirga a...