END

1.2K 155 120
                                    

Dirga : Terimakasih.

Indo/bayangan : Kau tidak perlu mengatakan hal itu, aku tidak pantas mendapatkannya.

Indo/bayangan : Apakah tidak ada permintaan lain lagi?

Dirga : Hm, katakan maaf juga kepada keluarga Asean, dan terimakasih kepada Palestina.

Dia hanya mengangguk samar, layar besar di hadapannya meredup, kini sang bayangan yang berjalan mendekati Dirga-- dia memeluk tubuh pemuda merah putih itu dan sekejap tertelan oleh kegelapan.

Pagi sudah datang lima menit yang lalu, matahari beranjak muncul untuk menerangi dan menandakan bahwa awal dari aktivitas yang mereka lakukan dimulai. Dirga masih terbaring dengan Asean di sebelahnya.

Hari ini Dirga terbangun, dia menatap ke sana kemari-- pertama matanya sangat buram karena sang bayangan berhasil mengambil alih seluruh tubuhnya, beradaptasi itu penting, ditambah lagi tubuh Dirga adalah tubuh manusia biasa yang lemah, dan agak rapuh, tidak bisa leluasa seperti mengendalikan tubuh Indonesia.

Dirga menghembuskan nafas panjang, matanya sudah berubah menjadi biru diamond. Ketika dia beranjak bangkit dari posisi tidurnya, ternyata tangan Asean berada di atas perutnya.

Dirga : Hm, Asean!

Seru Dirga mencoba membangunkan Organisasi yang masih menutup matanya karena lelah.

Dirga : Ah, Asean enyah lah-- aku tidak leluasa bergerak!

Karena dengan kasar dirinya dipaksa menyingkir, itu sukses membuat Asean terbangun.

Uh-- sekujur tubuhnya begitu sakit, siapa yang tidak sakit tidur dengan posisi duduk seperti itu. Ketika mencoba sepenuhnya sadar, Asean menatap orang yang membangunnya-- sempat menghembuskan nafas pelan, selang beberapa detik setelah itu seakan jiwanya di paksa sadar, dia langsung berseru di tambah dengan aksinya berdiri secara tiba-tiba.

Asean : Dirga!

Dirga : --

Dia tidak menjawab, karena sebenarnya yang ada di hadapan Asean sudah bukan Dirga lagi.

Asean : Dir--Dirga? Eh-- apa matamu, hah?! Tu-tunggu apakah kau bayangan Indonesia?!

Dirga : Selamat pagi, Asean.

Asean : W-WHO... WHO, WHO! Dirga-- ah tidak, siapa? Siapa?!

Asean berteriak bingung, dia harus menyebutkan nama Dirga atau sang bayangan Indonesia-- yang pasti dia panik dan memanggil WHO.

WHO saat itu sedang memeriksa pasien lain, merasa dipanggil oleh suster disana-- dia langsung pergi ke ruangan Dirga setelah di beritahu.

WHO : Asean, jangan berteri--ak ...?!

WHO : Astaga!

WHO terkejut melihat Dirga yang sepertinya segar bugar, dia belum mengetahui ada yang berubah kepada pasien yang ada di depannya-- sibuk memeriksa detak jantung, dan suhu tubuhnya.

WHO : Asean, sebuah keajaiban dia akhirnya terbangun dari koma panjang.

Koma? Ya, sebenarnya saru hari setelah di bawa ke rumah sakit, Dirga di nyatakan koma oleh WHO karena dia tidak sadarkan diri dan tidak bisa memberikan reaksi apapun terhadap lingkungan sekitarnya, tidak mengalami aktivitas kepada otaknya, sehingga dirinya tidak bisa memberikan respon terhadap suara, sentuhan, maupun rasa sakit.

Tapi beruntung, hari ini setelah dua bulan berlalu, akhirnya Dirga sadarkan diri.

Asean : Dirga, syukurlah.

Dirga : Hm.

WHO : Bagaimana perasaanmu sekarang--?!

WHO : --Eh, warna matanya berubah!

WHO I'M? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang