China : Aku harap kau bukan dirinya.
Dirga terkejut, senyuman China tadi sempurna sudah menghilang diakhir kalimat yang dia ucapkan.
Walaupun dia mengucapkannya dengan pelan, tapi masih bisa Dirga dengar-- bahkan Arab saja menatap China bingung.
Dirga : Apa maksudmu?
China : ---Huh, tidak. Eh Arab, kau mau pulang bersamaku?
Arab : Lah kan tadi ibu sendiri yang bilang ngajak Arab pulang bareng.
Arab menatap menyelidik guru yang ada di depannya itu-- kemudian terkekeh pelan menggoda sang guru.
Arab : Apa Bu guru salah tingkah karena Kak Dirga?
A-apa, China malah semakin salah tingkah-- gawat dia masih belum melupakan Indonesia yang pernah merebut ciuman pertamanya.
China : Kamu tidak sopan mengucapkan seperti itu kepada gurumu, Arab.
Dia mencoba untuk bersikap profesional, padahal dalam hatinya berteriak malu-- apa lagi ketika Dirga sejak tadi menatap China bingung. Itu membuatnya berpikiran ambigu-- siapapun tolonglah China, jika begini jadinya, dia tidak akan bisa move on kepada Indonesia.
Arab : Yaudah dari pada kita diem aja disini, ayo pulang. Kak Dirga mau ikut?
Dengan cepat Dirga menolak ajakan Arab, masih ada sesuatu yang harus dia urus-- ditambah lagi, sepertinya China tidak nyaman menatap wajah Dirga, mungkin sepanjang perjalanan mereka akan diam membisu, dan menyisakan Arab yang mengecoh sendirian.
Arab : Sayang sekali, padahal aku harap Kakak ikut pulang bersama, karena kita sudah jarang berangkat bersama lagi.
Dirga : Maaf ya, kapan-kapan nanti kita pulang bersama.
Dirga mengacak-acak kerudung hijaunya pelan, membuat sang pemilik marah dan menggembung 'kan kedua sisi pipinya.
Arab : Kak Dirga ini, gak ada hal lain apa yang bisa Kakak lakukan selain mengacak kerudungku!
Dirga : Haha, maaf-maaf yaudah Kakak ganti sama ini--
Dia mencubit pipi kiri Arab yang masih mengembung-- uhh sangat lucu melihat mereka berdua bertengkar, China yang sejak tadi diam saja juga ikut tertawa dengan kelakukan mereka.
Arab : Yaudah, Kakak semangat ya kerjanya.
Dirga : Ya, kamu hati-hati dijalan, jagain bu guru-- kalau ada apa-apa telpon Kakak oke?
Arab : Siap kapten.
Dirga sekali lagi tertawa. Dia melambaikan tangan kanannya ketika Arab dan China naik taksi yang sudah menjauh.
Kembali lagi ke suasana sepi, Dirga melanjutkan perjalanannya kearah bar yang biasa Neth kunjungi-- satu jam lagi hari berganti menjadi malam.
Memang niat awalnya Dirga hanya mampir kesana untuk melihat Arab, tidak ada maksud lain-- apa lagi mencari ruangan Indonesia dulu merecord video terakhirnya.
Dia kembali menyusuri jalan sambil menatap kesana kemari. Matahari sudah tenggelam, udara sore berubah menjadi dingin-- lampu-lampu dinyalakan, tapi itu tidak mengurangi jumlah orang yang berkerumun ke suatu tempat.
Orang-orang juga masih banyak yang berlalu lalang entah itu bersama pacarnya ataupun sendirian seperti Dirga.
Sesampainya di sana, Dirga membuka pintu bar yang terkesan sangat antik-- seperti biasa setiap masuk ke dalam ruangan besar bar itu, siapapun itu pasti disuguhkan oleh ruangan yang redup dengan cahaya berwarna oranye, wangi berbagai macam alkohol, bartender yang ramah menyapa pelanggan-- saat ini bar sedang dipenuhi oleh orang-orang yang pulang bekerja menghabiskan waktu di bar untuk menghilangkan penatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I'M?
De Todo[SEASON DUA DARI CERITA 'TAKDIR'] Dirga Putra Nusantara, seorang pria berumur dua puluh satu tahun yang hidup mandiri setelah kematian kedua orangtuanya. Hidup kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesepian, hidup dalam bayangan-bayang? Semua Dirga a...