EPISODE 34

814 145 18
                                        

Thailand berjalan malas membawa Dirga dan memindahkannya ke dalam mobil dibantu oleh Palestina.

Thai : Lu masuk juga, gua anterin pulang.

Palestina : Gak perlu, gua bisa pulang sendiri.

Thai : Pulang naek apa lu? Ini udah tengah malem, gak ada angkutan umum yang beroperasi lagi.

Palestina menatap kesana kemari dan benar saja-- suasana kota yang indah oleh lampu dan terangnya cahaya bulan seketika terasa menakutkan ketika suasana berubah menjadi sangat sepi.

Dengan senang hati Palestina ikut. Jalanan sunyi, suasana di dalam mobil sunyi, tidak ada tanda-tanda mereka akan membicarakan tentang kejadian hari ini-- Palestina dan Thailand memilih untuk diam sampai tiba di rumah Palestina.

Palestina : Makasih, hati-hati dijalan. Kasih tau gua kalo Dirga udah sadar.

Thailand hanya mengangguk samar kemudian melesat cepat kearah rumah Dirga. Membutuhkan waktu dua puluh lima menit untuk sampai ke arah tujuannya-- Thailand memarkirkan mobilnya sembarangan, yang terpenting saat ini adalah membawa Dirga masuk untuk istirahat.

Di sisi lain, Netherland masih belum beranjak pergi dari sana. Bar sudah diamankan bahkan semua pelanggan bubar dengan rasa kecewa-- maaf saja untuk judi dadakan yang mereka adakan itu pemenangnya adalah remaja brandalan itu. Dirga tidak dihitung karena dia tidak termasuk dalam list pertarungannya.

Neth : Hey, maafkan aku ....

Bartender : Haha, santai saja-- kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu.

Bartender : Mau minum apa? Bir seperti biasa?

Neth : Aku tidak boleh mabuk hari ini, masih banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan.

Bartender itu mengangguk dan memberikan satu gelas jeruk peras untuknya, dengan senang hati Neth menerima minuman itu.

Hening seketika.

Neth : Sudah berapa lama dia menungguku?

Bartender : Kurang lebih enam jam dia diam disini bersamaku.

Neth terkejut-- ah padahal dia sendiri yang menyetujui untuk menemaninya minum, tapi malah kacau seperti ini.

Bartender : Kenapa kau bisa lupa seperti itu? Jarang sekali melihatmu lupa waktu-- apa lagi untuk bertemu orang penting mu.

Neth : Aku terlalu asyik menatap tinta diantara lembaran-lembaran kertas-- sampai tidak tahu bahwa hari sudah gelap.

Bartender : Hm, sekarang pulanglah dan istirahat. Besok kau harus kembali kerja lagi bukan?

Neth : Aku harap bisa, tapi pikiranku sedang kacau. Aku takut Dirga---

Bartender : Bukan salahmu.

Bartender : Dia sendiri yang bilang, bahwa dia ingin bertemu dengan mu, karena alasan ingin membawamu terlibat dalam masalahnya.

Neth yang sejak tadi menunduk langsung menatap Bartender itu dengan antusias. Dirga melibatkan dirinya? Oh betapa bodohnya dia membuat Dirga yang ingin bercerita kepadanya-- malah dia kacau kan seperti ini.

Bartender : Hm, dia juga mengatakan ingin tahu bagaimana pendapatmu tentang Indonesia jika masih hidup. Dan apa yang harus dia lakukan jika Indonesia benar-benar masih hidup.

Neth : Dia mengucapkan hal itu?!

Bartender itu mengangguk.

Neth : --- Ah, sialan!

Jadi yang sebenarnya salah disini itu siapa? Apakah sang pemilik bar yang tidak bisa menjaga kedamaian tempatnya? Ataukah Netherland yang lupa waktu sehingga membuat Dirga menunggu sampai saat ini? Ataukah gara-gara Dirga sendiri yang mengajak Neth ke bar?

Itu semua bukan salah siapapun. Alur yang membuat mereka seperti itu-- dan juga gara-gara Neth yang meminta Dirga melihat video peninggalan terakhir Indonesia yang diselubungi niat agar Dirga yang dikiranya hilang ingatan, kembali mengingat semuanya.

Oke, mari kita kembali menjelaskan lebih detail apa yang terjadi, dari sudut pandang Dirga ketika dia menonton video itu.

Awalnya Dirga tidak tahu harus bagaimana, ketika dia meminta kepada keluarga Asean untuk menunjukkan video yang Neth bilang itu. Tapi secara kebetulan, ketika Thailand menjemput Dirga yang sedang jalan dengan Timor Leste, membawanya ke Mansion untuk membicarakan hal itu.

Setelah mengetahui kebenaran tentang Timor Leste, Thailand mengusulkan ide kepada Asean agar Dirga melihat video peninggalan Indonesia, tentu saja dia setuju karena kesempatan tidak datang dua kali-- ditambah dia penasaran bagaimana wajah Indonesia itu.

Dan ternyata-- benar-benar mirip. Pertama kali melihatnya, dia langsung mengakui hal itu.

Hingga video mencapai klimaks akhir, ketika dia melihat Indonesia tersenyum, tiba-tiba membuat dirinya sesak dan seketika merasa sangat sakit di sekujur tubuhnya-- seperti ada seseorang yang memberontak keluar dari tubuhnya.

Itulah pertama kalinya sosok bayangan keturunan murni Indonesia, tidak lain mata biru yang ada di dalam tubuh Dirga beraksi setelah lima tahun hibernasi-- dikejutkan dengan misi utama yang selama ini dia jalani. Misi dimana alasan dia berada di tubuh pemuda berumur dua puluh dua tahun ini.

Karena tak kuasa menahan damage yang diberikan oleh bayangan itu secara langsung-- membuat Dirga tak sadarkan diri dengan beberapa kondisi yang parah.

Ah ya-- apakah kalian ingat dengan apa yang dialami Indonesia ketika mata birunya bereaksi? Sakit? Tidak bukan itu-- tapi dia masuk ke dalam mimpi yang tidak biasa, bisa dikatakan Dirga pada saat pingsan panjangnya juga masuk kedalam lucid dream seperti Indonesia dulu.

_____________________

Dirga menatap sekeliling yang tampak sangat berbeda dari tempat Asean waktu terakhir kali ketika kesadarannya masih tersisa.

Dia berlari kesana kemari berharap menemukan ujung jalan, dan mencari seseorang di dalam gelapnya lorong tanpa ujung ini. Usahanya sia-sia karena tempat gelap itu adalah tempat dimana Indonesia dulu bertemu secara langsung dengan bayangannya.

Hamparan tanah¿ lorong kosong? entah apa itu-- yang pasti membuat Dirga membabi buta untuk terus berlari mencari cahaya. Tapi--

Setelah lelah berlari terus ke depan tanpa mendapatkan apa yang dia inginkan, tiba-tiba dia disambut oleh pemandangan klise yang diputar seperti bioskop menyinari dirinya sendiri, tanpa mengubah tempat gelap itu menjadi terang. Dirga termangu menatap seperti layar besar menyelimuti dirinya sedang memutar kilas balik masa lalu, pada waktu lima tahun silam-- ah ternyata itu hari dimana Indonesia membuka portal lubang dalam lorong waktu yang sangat terlarang.

Ada seorang pria bersurai rambut merah putih datang ke taman menemui seseorang dengan penampilan mata kiri ditutup eye patch hitam dan rambut full merah.

Pemuda merah putih bertubuh kurus kecil itu berbincang-bincang sebentar dengan pria eye patch itu, dengan wajah penuh beban. Bagaimana tidak, Indonesia meninggalkan keluarga Asean dengan penuh dosa, penuh penyesalan, penuh keraguan, penuh tanggung jawab-- semuanya dia rasakan pada saat itu.

Yang paling penting dari kilasan itu-- ada seorang remaja yang seumuran dengan tubuh Indonesia lima tahun yang lalu, sedang memperhatikan percakapan PK* dan Indonesia.

Ketika Dirga melihat itu-- dia sontak berseru memanggilnya.

Dirga : Aku?!









TBC

Semoga mudah dipahami dan jangan lupa bintang limanya ( ͡ ͜ʖ ͡ )💣

WHO I'M? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang