EXSTRA PART 1

953 118 62
                                    

Indo menatap kesana kemari, langit gelap yang sunyi, hampa itu tiba-tiba menjadi terang, damai, sejuk, dia mengerjapkan matanya-- apakah dia sudah pergi ke surga? Tidak mungkin. Jiwa manusia yang hilang diantara lubang dalam lorong waktu itu tidak akan pergi kemana-mana, mereka akan tetap berada disana dengan kekosongan yang ada, jiwa mereka menyebar menjadi bagian dari lubang hitam itu.

Asean : I-indo...?

Merasa dirinya dipanggil Indonesia memalingkan wajahnya kearah asal suara, dan ternyata disana ramai banyak orang yang menatapnya dengan tatapan beragam.

Indo : --Huh?!

Indo terkejut, tiba-tiba detak jantungnya berdetak tidak beraturan. Sialan, apakah dia benar-benar ada di surga? Satu tetes air mata sukses jatuh tanpa permisi membasahi wajah surai rambut merah putih itu.

Indo : Pa- Papah ....

Indonesia masih belum menyadari bahwa dirinya telah dihidupkan kembali oleh sang bayangan.

"A-ah hentikan hal ini-- aku sangat ingin sekali berbicara seperti itu tapi lihatlah mereka terlihat sangat nyata, aku saja sampai terpana melihat sosok orang-orang yang pernah hadir dalam ingatanku," gumam Indo dalam diam.

Dia memalingkan wajahnya, Indo harus terima kenyataan bahwa dirinya sudah mati. Mati sebagai bagian dari lubang terlarang itu.

Tiba-tiba mereka semua yang diam termangu terus memandangnya langsung berlari mendekat kearahnya.
Asean lebih dulu berlari, belum genap Indonesia menyadari sang Papah mendekat, tubuhnya di peluk erat oleh pria paruh baya yang menjadi Papahnya itu.

Asean : Indo, Indo, Indo....

Indo : --Eh?!

Sakit-- tubuhnya di peluk erat oleh Asean. Sungguh dia menahan nafas demi merasakan pelukan hangat Asean yang terasa sangat nyata itu, ditambah helaan dan hembusan nafasnya yang menjulur terasa mengenai telinganya.

Dia masih belum menyadarinya juga. Tangisan Asean pecah, dia memeluk sambil mengelus-elus rambut merah putih anaknya secara halus sambil bergumam memanggil namanya.

Orang-orang yang ada di sana masih berada di posisinya masing-masing, Indo menatap kerah mereka, senyuman lebar dan tangisan mereka membuat Indo menyadari bahwa apa yang dia hadapi saat ini adalah nyata.

Indo : ---?!

Asean melepaskan pelukannya, dia menyadari Indonesia kebingungan langsung menatap wajahnya dengan sangat dalam.

Mata lebam, ingus sedikit keluar memperindah wajah sang Papah-- Indonesia ingin sekali tertawa pada saat itu, tapi kata mustahil mengalahkannya.

Indo : G-gak mungkin 'kan?!

Tanyanya terbata-bata. Wajah Asean menyiratkan kesedihan, kebahagiaan, kerinduan, kesayangan yang begitu dalam, membuat Indonesia paham hal tidak mungkin itu bukan berarti mustahil.

Asean : Nak, selamat datang kembali.

Indo : P-papah, Indo-- Indo---??

Asean mengangguk, dia mencoba menahan tangisan ketika melihat anaknya berbicara kembali dengannya.

Asean : Ya-- Nak, kau masih hidup.

Semua keluarga Asean langsung mendekat dan merusak acara pertemuan kembali anak dan Papahnya itu-- mereka ingin bergabung dalam pembicaraan mereka berdua.

Laos : Kak Indo!

Dia berseru langsung memeluk tubuh Indonesia. Kini tubuh mereka berbanding terbalik, Laos sudah dewasa dan tinggi, sementara Indonesia masih berada di tubuh berumur tujuh belas tahun.

WHO I'M? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang