EPISODE 28

923 144 27
                                        

Asean bangkit dari posisi duduknya-- kemudian beranjak pergi dari sana.

Asean : Hm, sudahlah. Papah lelah, ingin istirahat.

Semua orang masih diam tidak bergeming sedikitpun. Bahkan Laos dan Vietnam sampai menangis mendengar ucapan-ucapan cukup kasar dari mulut sang Papah.

Asean mulai berjalan pergi meninggalkan anak-anaknya yang masih terdiam bahkan menangis.

Dia melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga yang cukup tinggi dari sana. Langkah demi langkah yang dia ambil sangatlah besar sehingga mempercepat waktunya berjalan.

Tepat pada saat langkah terakhir yang Asean ambil, seseorang bertanya, sehingga dia berhenti melangkahkan kakinya.

Thai : Papah, bagaimana kondisi Dirga sekarang?

Sttt, Singapore terus melambaikan tangan agar Thailand tidak menanyakan hal itu terlebih dahulu, tapi terlambat-- dia sudah mengatakannya.

Asean membalikan badannya, langsung menatap Thailand yang membalas tatapan Asean.

Asean : Dia baik-baik saja, bahkan sudah Papah antar pergi ke rumahnya.

Akhirnya mereka semua bisa menghembuskan nafas dengan lega-- entah itu karena Asean menjawab pertanyaan Thailand dengan lembut, ataupun karena kabar baik yang Asean ucapkan tentang Dirga. Yang pasti sekarang mereka terlihat sedikit mencairkan suasana.

Asean kembali melanjutkan aktivitas yang tadi sempat terhenti, berjalan menuju kamarnya. Rasa sakit yang dia rasakan, semakin menjadi-jadi, ditambah dengan keningnya yang pusing terlalu banyak memikirkan sesuatu yang tidak penting.

Setelah sampai di depan pintu kamarnya, Asean buru-buru masuk dan menutup pintu rapat-rapat. Ah sial-- pusingnya semakin menjadi-jadi, membuatnya terbaring tak berdaya di atas ranjang kamarnya.

Sedangkan anak-anak Asean yang ada di bawah mereka sudah bersiap untuk pergi ke habitatnya masing-masing. Berpamitan terlebih dahulu, lalu mereka pergi berangkat meninggal Mansion yang seketika menjadi sepi.

Singa kembali masuk ke dalam Mansion, karena tugasnya masih mempunyai cukup waktu untuk berbincang sebentar dengan Asean.

Singa : Papah, ini Singa. Apakah kau baik-baik saja?

Papah : --Ya, Papah baik-baik saja, sayang.

Singa : Hm, boleh kah aku masuk kedalam?

Papah : Tentu saja, pintu tidak dikunci, masuklah.

Singa masuk ketika mendapatkan persetujuan dari sang pemilik kamar-- dia sedikit terkejut ketika melihat Asean terbaring masih dengan baju yang dia pakai tadi-- dan penampilannya terlihat sangat kacau.

Singa : Papah, kau benar tidak apa-apa?! Kau terlihat sangat pucat.

Asean : Tidak apa, Nak. Papah hanya kecapean saja.

Singa mencoba memegang dahi Asean untuk mendapatkan jawaban dari yang dia duga-- ternyata benar saja. Asean terserang demam.

Singa : Papah, kau demam. Dan lukamu--

Asean : J-jangan khawatir, Nak. Pergilah, kamu harus berangkat kerja bukan? Maafkan Papah tidak bisa ikut meeting dengan klien hari ini-- sungguh Papah tidak menduganya akan berakibat fatal seperti ini.

Singa : Kau tidak perlu memikirkan tentang pekerjaan, Singa janji, akan memaparkan apa yang kau lakukan, walaupun tidak ada Papah di sana-- aku akan berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan mereka.

Asean : Tolong ya, Nak. Kau adalah harapan keluarga ini-- dan saudaramu yang lainnya masih fokus untuk melanjutkan belajar.

Singa : Ya, kau bisa mengandalkan ku Papah. Sudah waktunya kau beristirahat-- Singa akan berusaha sekuat yang aku bisa.

WHO I'M? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang