Sebenarnya rumah Dirga masih jauh, setelah melihat mobil Asean tidak ada, Dirga diam-diam naik angkot untuk melanjutkan perjalanan.
Hanya butuh empat menit, akhirnya sampai-- tapi tunggu, Dirga sama sekali tidak membawa uang.
??? : Ah bagaimana kamu ini, ganteng-ganteng kok miskin sih!
??? : Jangan sampe kayak amang, ganteng miskin jadi supir angkot.
??? (1) : Mang gak boleh gitu, ongkosnya biar saya yang bayarin.
Dirga : M-maafkan aku, bisakah kau memberikan nomor ponselmu? Biar aku bisa mengembalikan uangmu nanti.
??? (1) : Tidak usah, Mas. Cuman lima ribu doang.
Perempuan bersurai rambut panjang berwarna full merah dengan lima bintang itu tersenyum lembut kepada Dirga.
Dirga : T-terimakasih, jika bertemu nanti akan ku ganti.
??? (1) : Haha, kau tidak perlu seperti itu.
Dirga : Namamu?
??? (1) : China.
Dirga : Aku pasti akan mengingat namamu, sekali lagi terimakasih.
??? : Oy, udah belum nih. Kok malah ngobrol, anak kecil di sana mau berangkat sekolah nanti telat nih.
Dirga : Ah-- maaf. Silahkan.
Angkutan umum itu melaju meninggalkan Dirga yang masih setia menatapnya sampai angkot itu benar-benar hilang. Dia menatap kanan kiri untuk menyebrang, masuk kedalam gang besar rumahnya-- di sana dia langsung disambut oleh para ibu-ibu dan Norwegia yang sudah berkerumun di depan rumahnya.
Dirga : Selamat pagi, apa ada yang bisa ku bantu?
Mereka semua terkejut, langsung menatap sosok yang ditunggu sejak tadi. Norwegia bangkit dan memeluk tubuh Dirga dengan tiba-tiba.
Norwegia : Kak Dirga, kemana saja Kakak?
Dirga : Eh, kenapa?
Norwegia : Sejak kemarin sore Kakak belum pulang. Aku menunggumu disini sampai larut malam 'pun kau belum pulang.
Dirga : Ah maaf, aku ada kerja lembur.
??? (3) : Ya tuhan, calon suamiku pasti kecapean pulang kerja. Dirga-- sebaiknya kamu istirahat, kamu sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga kita nanti.
??? (4) : Kebiasaan ya, janda suka gatel.
??? (3) : Biarin, ibu iri ya sama saya, karena gak bisa kayak saya, soalnya ibu masih punya suami.
??? (4) : Heh bu, saya udah anggap Dirga ini sebagai anak saya sendiri.
??? (3) : Baguslah kalau begitu, saya lamaran aja ke ibu.
??? (4) : Dan gak akan saya restuin.
Pak RT : Kalian ibu-ibu yang cantik-cantik, bisa gak sih sekali aja jangan ribut di depan rumah Nak Dirga?
Pak RT : Coba liat Dirga, dia kecapean-- kenapa ibu-ibu ini malah ribut.
Dirga : Haha Pak RT, tidak apa-apa justru saya senang masih ada orang yang peduli hingga sudi menunggu saya pulang seperti ini. Saya terharu dan benar-benar beruntung bisa hadir diantara orang-orang yang baik.
Mereka semua langsung terdiam, menatap Dirga yang sedang tersenyum lembut di atas kesedihannya. Lupakanlah sejenak masalah tadi-- banyak orang yang menginginkan Dirga hadir di dunia ini. Sungguh sangat bahagia memiliki mereka di samping Dirga.
Dirga : Terimakasih, kalian semua sudah saya anggap keluarga sendiri. Terimakasih!
Janda tengil itu menyeruduk kerumunan mendekati Dirga, menepis Norwegia agar menjauh kemudian memeluknya dari depan secara langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I'M?
De Todo[SEASON DUA DARI CERITA 'TAKDIR'] Dirga Putra Nusantara, seorang pria berumur dua puluh satu tahun yang hidup mandiri setelah kematian kedua orangtuanya. Hidup kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesepian, hidup dalam bayangan-bayang? Semua Dirga a...