Thailand membawa pulang Dirga dengan selamat tepat jam satu malam. Pintu berhasil dia buka dengan kunci cadangan yang diberikan oleh Norwegia-- dengan lelah Thailand membaringkan seluruh tubuhnya bersama dengan Dirga di ranjang size king milik Dirga.
Thai : --Gua harus kasih tau Papah sama yang lainnya. Tapi ah, lelah banget hari ini.
Thai : Biarin gua istirahat sebentar.
Sangat sebentar, hingga keesokan harinya, dia di bagunkan oleh suara berisik telponnya yang sejak tadi berdering. Bukan alarm yang menyala melainkan puluhan telpon masuk tidak terjawab olehnya.
Thai : Jam berapa, ini-- woi udah jam sepuluh pagi!
Thailand menatap kearah samping, Dirga masih terbaring lemah di sebelahnya-- dia belum sadarkan diri.
Dengan gesit Thailand mengetik nomor Singapore dan menelponnya.
"Thailand, sebenernya lu kemana?!"
Thai : Sttt jangan berisik!
"Hah?! Pala lu jangan berisik. Papah marah loh tau lu gak pulang, apalagi lu gak ijin---"
Thai : Gua bilang jangan berisik, ya jangan berisik! Gua gak budeg.
"Oh astaga, gua bener-bener cape sama kelakuan lu. Gimana gua gak gini coba, jangan buat Papah marah lagi-- Thai gua mohon lu pulang."
Thailand terdiam. Memang sebenarnya dia yang salah, tapi mau bagaimana lagi kemarin dia sempat ingin memberitahu kepada keluarganya-- tapi rasa lelah yang melanda, membuatnya tidur terlelap tanpa sadar.
Thai : Hm, gua ada di rumah Dirga--
"Lu-- ah, gak kapok sama hukuman cuci piring dua bulan?!"
Thai : Dengerin gua dulu-- pulang kuliah gua mampir ke rumah Dirga buat cek keadaannya. Ternyata dia gak ada dirumah dan diam di bar selama enam jam lebih.
Thailand menghela nafas perlahan, dan mengeluarkannya secara kasar.
Thai : Dirga, hampir ngebunuh orang.
"W-what, apa maksud lu ngebunuh orang?!"
Thai : Dia mabuk berat-- dan pada saat itu kondisi bar sedang rusuh. Jika gua, Palestina, dan Neth kalo gak datang tepat waktu, mungkin bar itu akan dipenuhi oleh lautan merah.
Thai : Baru kali ini gua liat dia kayak gitu.
"Terus, gimana keadaan Dirga sekarang?!"
Thai : Sampai saat ini dia masih belum sadarkan diri. Hari ini gua bolos kuliah, gua minta lu jelasin ke Papah-- gua takut ....
"Lu tau takut, tapi malah ngelunjak."
"Ya, gua bakal berusaha semaksimal mungkin buat bilang ke Papah."
Thai : Harus. Gua sekarang mau mandi, baju gua bau alkohol yang nempel di tubuh Dirga.
"Mandinya dirumah. Gak sopan lu mandi di tempat orang, apalagi orangnya lagi pingsan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I'M?
Random[SEASON DUA DARI CERITA 'TAKDIR'] Dirga Putra Nusantara, seorang pria berumur dua puluh satu tahun yang hidup mandiri setelah kematian kedua orangtuanya. Hidup kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesepian, hidup dalam bayangan-bayang? Semua Dirga a...