Dirga : --Huh?
Timor Leste : Enak ya lu di paksa jadi anak angkat Asean, gak ada henti-hentinya mereka berusaha buat lu mau jadi salah satu keluarganya, lu bener-bener orang yang beruntung.
Dirga : Aku tidak merasa begitu.
Timor Leste : Apanya yang tidak? Lu bisa hidup di kelilingi para pengusaha ternama, hidup enak di mansion besar, makan siang, pagi, malam bersama-- apa yang kurang dari itu?
Dirga : Ah, itu tidak seenak apa yang kau katakan, Timor Leste.
Timor Leste : Dirga, apa yang harus gua lakuin biar Asean mandang gua?
Timor Leste : Memohon buat diangkat jadi anaknya? Melakukan hal fantastic yang akan membuatnya memperhatiin gua?
Timor Leste : Kayak singkirin lu?
Dirga sontak terkejut, mendengar akhiran dari ucapan orang yang ada dihadapannya ini-- apa maksudnya dengan menyingkirkan? Dirga tidak paham sama sekali.
Timor Leste : Maksud gua nyingkirin lu dengan cara ya-- entah bagaimana itu?
Dirga : Dengarkan aku Timor Leste, Asean tidak akan pernah melihat dirimu jika seperti itu-- aku mengatakan ini bukan berarti aku takut dengan ucapan mu tadi, itu tidak sebanding dengan apa yang dia katakan kepadaku waktu itu.
Dirga : Jika kau ingin di lihat olehnya, maka berubah, berubah dari sifat buruk mu meninggalkan seseorang yang sudah membantu menaikkan reputasi atau apapun itu. Buktikan kepada Asean bahwa kau berubah dengan tindakan.
Timor Leste : Tapi nyingkirin lu juga sebuah tindakan, bukan?
Dirga : Menyingkirkan bukanlah tindakan yang tepat, tindakan maksudku adalah memulainya dari awal. Asean bukanlah tipe orang kejam yang tidak akan memberikan sebuah kesempatan.
Dirga : Aku yakin jika kau terus berusaha, lama-lama Asean akan luluh, dia pasti akan memberikan kesempatan kedua untukmu.
Timor Leste : Hm, begitu.
"Sayangnya Asean sudah memberikan tiga kesempatan kepadaku yang sudah aku sia-siakan."
Timor Leste : Begitu saja, terimakasih atas kopinya-- ternyata lu cocok jadi barista juga.
Pagi berganti siang, siang berganti sore, cafe ditutup lebih awal karena tidak ada lagi yang datang setelah Timor Leste. Palestina sudah datang, dan membantu mereka untuk menutupnya.
Dirga : Kamu kenapa lama?
Palestina : Dir, lu tau ada cafe kopi juga di daerah jalanan utama? Tadi gua ngintip dikit banyak banget orang yang numpuk di sana-- bahkan para pelanggan kita.
Mendengar ucapan itu, Owner yang mempunyai insting kuat terhadap jawaban atas kerugian besar mereka alami saat ini, ikut bergabung berdiskusi tentang apa yang terjadi.
Ceko : Apakah benar begitu, Palestina?
Palestina : Ya Pak, sudah saya lihat juga banyak sekali yang datang ke sana-- sekarang pun masih ramai.
Ceko : Astaga, ku kira gara-gara Dirga tidak lagi menarik.
Palestina : Itu juga salah satunya, Pak.
Dirga : Oh- hey apa maksudmu?
Palestina : Kayaknya gara-gara lu juga yang udah jarang senyum sama mereka, jadi pindah haluan.
Dirga : Jadi ini semua salahku?
Palestina : Bukan begitu, tapi bisa jadi.
Ceko : Apakah kau tahu siapa pemiliknya?!
![](https://img.wattpad.com/cover/300697541-288-k259781.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I'M?
Aléatoire[SEASON DUA DARI CERITA 'TAKDIR'] Dirga Putra Nusantara, seorang pria berumur dua puluh satu tahun yang hidup mandiri setelah kematian kedua orangtuanya. Hidup kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesepian, hidup dalam bayangan-bayang? Semua Dirga a...