Di sisi lain pada sudut pandang Asean, dia kembali ke Mansion nya dengan selamat. Beruntung emosinya berhasil dia kontrol pada saat di jalan, lain lagi ceritanya ketika dia sampai ke Mansion.
Anak-anaknya menyambut kedatangan sang Papah dengan keributan membuat Asean berteriak frustasi kepada dirinya.
Malay : Gua pingin ikut lu juga nengok Dirga!
Singa : Lu pada harus pergi kuliah, ini bukan kunjungan ke kebun binatang, gua cuman mau jenguk Dirga sama bantu Papah di sana.
Laos : Tapi kan gue juga pingin ikut bantuin Papah.
Singa : Gua bilang gak, ya gak. Kalian berangkat kuliah sekarang!
Thai: Siapa lu, ngatur-ngatur kita.
Singa : Thailand, lu yang udah gede harusnya mikir juga dong, ajak adik-adik lu berangkat kuliah bareng.
Singa : Jangan buat Papah marah nanti, kalo tau kalian gak berangkat kuliah.
Thai : Ya jangan mentang-mentang lu paling tua jadi ngatur kita seenak lu. Kita kan juga pingin ikut.
Cambodia : Nurut aja napa sama Kak Singa. Emang bener kok, kuliah lebih penting dari pada jenguk Dirga yang bisa kalian jenguk kapanpun. Bahkan pulang kuliah pun masih bisa untuk menjenguknya.
Brunei : Bener kata Kak Cambodia, kita harus berangkat kuliah.
Malay : Jadwal gua hari ini padet bngsat.
Cambodia : Itu bukan urusan gua.
Singa : --Hahh ... Malay, gua beliin lu satu ton milo, sekarang berangkat sana!
Malay yang sejak tadi melipat kedua tangannya di dada sambil memamerkan tatapan tajam kepada Singapore-- seketika tatapan itu berubah menjadi tatapan memelas dan antusias, seperti anak anjing yang sedang beremangat bermain bersama sang pemilik.
Malay : --Huh, bener lu?!
Singa mengangguk.
Malay : Deal. Yaudah gua berangkat sekarang nih!
Dia langsung pergi meninggalkan kerumunan di sana, bersiap untuk pergi ke kampusnya.
"Bodo amat lah, satu ton atau berapapun itu urusan nanti, itu bisa dibicarakan. Yang penting satu berhasil kepancing."
Phil : Malay, gua kira hubungan kita istimewa.
Malay : Emang istimewa, tapi milo lebih dari kata istimewa.
Hilang satu member dari para pemberontak, membuat mereka kehilangan satu suara. Para pemberontak itu beranggotakan Malay, Phil, Thai, Viet, dan Laos, sementara team patuh aturan terdiri dari Singa, Brunei, Cambodia dan Myanmar.
Brunei : Laos, Viet, gue beliin boba sama puding deh nanti pulang kuliahan.
Mereka peduli tidak peduli dengan penawaran yang diberikan oleh Brunei, hingga akhirnya dia mengeluarkan satu kata pelengkap yang membuat mereka menyetujuinya.
Brunei : Berapapun.
Laos : --Serius berapapun?!
Brunei : Ya berapapun yang kalian mau gua beliin.
Laos dan Viet saling menatap satu sama lain, kemudian mengangguk setuju. Hilang lagi dua suara dari team mereka, membuat para pemberontak tersisa tinggal dua orang yang cukup sulit untuk di goda¿
Viet dan Laos belum beranjak pergi karena mereka berdua menunggu Brunei selesai.
Myanmar : Phil, gua kasih deh lu video ****
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I'M?
Acak[SEASON DUA DARI CERITA 'TAKDIR'] Dirga Putra Nusantara, seorang pria berumur dua puluh satu tahun yang hidup mandiri setelah kematian kedua orangtuanya. Hidup kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesepian, hidup dalam bayangan-bayang? Semua Dirga a...