Kondisi Mansion Asean dilanda kepanikan. Tepat pada saat video berhenti memutar, Dirga sudah tidak sadarkan diri dengan sedikit darah di hidung dan matanya.
Asean : Astaga, ambulan!
Singa refleks mengambil ponselnya, memijit angka darurat kemudian menelponnya. Merasa ada respon dari sang lawan bicara Singa menjelaskan semuanya secara singkat padat dan jelas-- lalu terkonfirmasi ambulan akan datang sebentar lagi.
Asean juga mengambil ponselnya, dia menelpon WHO agar Dirga dirawat olehnya secara khusus.
Brunei : Detak jantungnya sedikit melemah, nafasnya juga jadi melambat-- aku tidak tahu pertolongan pertama apa yang harus kita lakukan!
Cambodia : Intinya sekarang jangan panik. Tetap tenang, agar kita bisa berfikir dengan jernih dan tidak salah langkah.
Bagaimana bisa, mereka tidak bisa memikirkan apapun selain takut menyakiti sang pemuda bersurai rambut merah putih itu-- pasalnya para anggota Asean percaya bahwa Dirga adalah Indonesia, setelah melihat kejadian ini, sudah dipastikan dia adalah Indonesia. Saat ini pertolongan pertama yang bisa mereka lakukan hanyalah membersihkan seluruh darah yang mengukir asal di wajahnya.
Ambulan sudah datang, Dirga dibawa langsung ke rumah sakit bersama dengan Asean, Laos, Brunei, dan Phil ikut ke dalam ambulan, sementara yang lainnya mengikuti dari belakang menggunakan mobil pribadi-- yang dikendarai oleh Malay.
Singa : Cepet, naik!
Malay : Awas lu, biar gua yang nyetir! Keburu mati tu si Dirga kalo lu yang nyetir.
Myanmar : Sama gua aja, Malay lu sama aja-- ngebut gak jelas! Inget lu pernah nyungsep ke sawah, jangan bikin kita juga ikut mati nyusul Indo.
Thai : Malah ribut bego, cepetan tu ambulan dah maju dari tadi!
Malay : Diem. Pecayain ke gua, gak akan nyungsep kali ini!
Cambodia : Yaudah buruan naik.
Viet : Anj-ing, anj-ing. Gak tau lagi dah pemikiran cowo tuh kayak gimana!
Pada akhirnya Malay lah yang membawa mobil. Hanya butuh beberapa menit, dia berhasil menyusul mobil ambulan itu.
Singa : Jangan ngedahuluin ambulannya, bego!
Malay : Jangan salahin gua lah, salahin tuh ambulannya-- lelet baget bawa mobil harusnya Dirga dibawa mobil ini aja!
Viet hanya diam, hanya dia perempuan seorang yang ada di sana. Pasrah dengan keadaan dalam mobil yang sangat berisik.
Thai : Mana woy, ambulannya!
Malay : Lelet kayak Singa. Yaudah kalo gitu mah sekalian, mampir dulu ke supermarket ya-- milo gua abis, sama beliin Indomie buat si Dirga, pasti lapar kalo udah bangun nanti.
Viet : Mana ada orang bangun sakit langsung makan mie! Makanan di rumah sakit udah di porsi bege.
Malay : Lu mending diem deh--
Myanmar : Justru lu yang harusnya diem, fokus jalanin mobil aja!
Pada akhirnya keheningan melanda, hanya suara deruan mobil yang keras, ditambah aduan suara klakson mobil-mobil lain, membuat keheningan sedikit menjadi kedamaian yang normal.
Lima menit kemudian mereka sampai di rumah sakit-- menatap kesana kemari dan melihat ada mobil ambulan yang sudah terparkir rapih disana.
Thai : Bukannya itu ambulan yang bawa Papah sama yang lainnya?!
Singa : -Eh iya juga, tunggu bentar-- hah?
Myanmar : Kok bisa sampe duluan anj-ing?!
Malay terdiam, padahal dari tadi kecepatan mobilnya tidak dia kurangi-- dan tidak ada ambulan juga yang berhasil melewati mobil mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I'M?
De Todo[SEASON DUA DARI CERITA 'TAKDIR'] Dirga Putra Nusantara, seorang pria berumur dua puluh satu tahun yang hidup mandiri setelah kematian kedua orangtuanya. Hidup kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesepian, hidup dalam bayangan-bayang? Semua Dirga a...