Sudah diputuskan. Mereka berdua akan pergi kesana. Neth melajukan kecepatan mobilnya menjadi 60km/jam, dia sangat bersemangat karena akhirnya bisa menikmati bir bersama dengan Indonesia, setelah sejak lama mereka datang ke pasar gelap untuk mencari perempuan.
Setelah cukup lama untuk bersabar, akhirnya mereka sampai. Disana terlihat bar yang sangat tenang dan damai, bahkan hanya ada beberapa orang yang datang kesana dengan pakaian yang cukup mewah-- sementara Dirga memakai baju kerja dan celemek yang masih menempel di bajunya.
Neth : Tenanglah, kau masih terlihat mempesona walaupun memakai baju seperti itu.
Neth membuka jasnya, kemudian memberikannya kepada Dirga.
Dirga : Kenapa kau melepasnya?
Neth : Pakailah, udara semakin dingin.
Dirga : Aku bukan seorang perempuan, kau tidak perlu berlebihan memperlakukanku seperti itu. Terlebih lagi aku bukan Indonesia.
Neth : Hm, tidak ada maksud apapun. Santai lah.
Dirga : Tidak.
Dia mengembalikan jas hitam milik Netherland, sedangkan sang pemilik jas menghembuskan nafas pelan.
Mereka masuk. Pemilik bar itu menyapa ramah Neth yang merupakan pelanggan setia dan dia juga tidak lupa menyapa Dirga. Suasana di dalam bar seperti biasa memiliki ruangan yang redup dan samar-samar.
Didepan sana banyak bermacam-macam alkohol yang dinikmati oleh sang pelanggan, tertata rapih gelas-gelas cantik yang berbeda bentuk serta kegunaannya.
Neth memesan bir yang memang selalu dia pesan setiap datang kesini. Dia adalah tipe orang yang bersedia mengabdikan hidupnya pada satu merek bir tertentu. Draught Beer kalian pasti pernah bukan mendengarnya. Dan ya itu adalah jenis bir kesukaan Netherland.
Sementara itu, Dirga menatap kesana kemari dia bingung harus memesan apa. Menatap Neth memintanya untuk memberikan saran.
Neth : Untukmu, red wine saja.
Dirga : Itu enak?
Neth : Tentu saja.
Neth : Berikan dia segelas red wine.
Bartender itu tersenyum, langsung memberikan segelas red wine kepada Dirga. Neth menatapnya masih setia dengan senyuman yang lembut.
Dirga tidak tahu saja, bahwa minumannya itu bisa membuatnya candu dan mabuk. Walaupun kadar alkoholnya hanya 12-15% siapapun itu bisa mabuk ketika menegak 3-5 gelas red wine.
Neth mengambil birnya, menyuruh Dirga untuk melakukan cheers bersamanya. Dia peka, tentu saja karena Dirga juga pernah menonton film yang ada adegan seperti ini.
Dengan senyumannya yang mengembang, Neth dan Dirga mulai meneguk minumannya. Sungguh benar-benar tidak bisa diungkapkan, Dirga meneguk habis gelas itu dengan mata tertutup.
Rasanya-- dia tidak tahu, karena saat ini Neth menatapnya dengan sangat terkejut, betapa semangatnya Dirga meneguk habis minumannya.
Neth : Haha, kau harus lebih menikmati prosesnya.
Bartender mengisi kembali gelasnya yang kosong, dia menatap kepada sang pemilik, kenapa gelas dia kembali di isi?! Persetan dengan itu, Dirga kembali meneguknya akan tetapi secara pelan-pelan agar bisa dia nikmati seperti yang Neth bilang.
Dan benar saja, ini sangatlah nikmat. Dirga lagi dan lagi melupakan janjinya untuk kembali dengan cepat. Sudah empat gelas Dirga habiskan, kini dia sudah mabuk.
Dirga : Ugh, ahahaha.
Oh tidak, mabuknya mulai beraksi. Neth santai masih meneguk birnya, membiarkan Dirga menikmati masa-masa mabuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO I'M?
Diversos[SEASON DUA DARI CERITA 'TAKDIR'] Dirga Putra Nusantara, seorang pria berumur dua puluh satu tahun yang hidup mandiri setelah kematian kedua orangtuanya. Hidup kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesepian, hidup dalam bayangan-bayang? Semua Dirga a...