EXSTRA PART 2

832 122 22
                                        

Asean melotot kepada Indonesia, menandakan bahwa ucapannya itu serius. Baiklah nyalinya tiba-tiba menghilang, Indonesia duduk kembali dan meneguk milo yang diberikan oleh Malay.

Hening seketika.

UN kaku menatap kesana kemari, dia mengusap wajahnya, menghembuskan nafas berat, dan menatap Asean.

UN : Baiklah Asean, aku akan kembali. Aku sangat bahagia anakmu bisa kembali berada di sisimu, soal WHO-- biar aku tangani.

EU : Sean, jika kau senang, aku pun merasa senang.

Neth : Pak Asean, apakah boleh saya kembali berkunjung ke sini? S-saya--

Orang yang bernama Asean itu tersenyum simpul menatap Netherland, dia mengangguk dan mengungkapkan kalimat yang membuat Neth bahagia.

Asean : Pintu Mansion selalu terbuka untukmu-- tidak, maksudku untuk kalian semua. Indonesia sudah kembali, kalian juga pasti ingin bertemu kembali dengannya. Aku paham itu.

Neth tersenyum lebar, dia mengangguk dan berpamitan kepada mereka semua termasuk Indonesia.

Neth : Indies, terimakasih.

Netherland memegang tangan Indonesia dan berjabat tangan dengannya. Sedangkan sang lawan bicara mengangkat sebelah alisnya-- bingung.

Indo : Makasih buat?

Neth : Kehidupanmu.

Indo : Gua gak ngerti apa yang lu omongin, tapi yang sebenernya orang salah disini adalah gua, gua--

Asean : Indo, jangan memikirkan hal yang tidak penting dulu saat ini, pergi ke kamarmu dan tidur. Minum vitamin sebelum tidur-- kau terlihat kurus dan menyedihkan.

Indo : Tapi Pah, mumpung semuanya ada disini-- sebenernya dari tadi Indo gak enak hati ngeliat kalian semua masih sudi nerima Indo yang udah ngebohongin kalian semua.

Indo : Sambutan hangat yang kalian berikan kepadaku, aku benar-benar bersyukur masih diberi kesempatan untuk memperbaikinya.

Indo : Jadi, aku Indonesia meminta maaf sebesar-besarnya untuk kejadian lima tahun yang lalu¿ semua kebohongan, masalah, dan semuanya yang ku perbuat, aku menyesalinya.

Pemuda bersurai rambut merah putih itu membungkukkan tubuhnya kepada semua orang yang ada disana. Tatapan demi tatapan dia dapatkan-- memang sangat sulit untuk memaafkannya, tapi untuk saat ini mari kita iya kan saja.

EU : Nak, tidak ada yang perlu kami maafkan untukmu, tapi-- meminta maaflah kepada Asean dan Keluargamu. Mereka yang lebih merasakannya dari pada kita semua.

Mereka semua mengangguk.

Indo : Semudah itukah kalian memaafkan ku? Pak Nato, kau pasti mengalami kesulitan ketika aku memutuskan secara sepihak bukan?

Nato : Ya, aku memang sedikit kesulitan, tapi keputusan itu tidak kau ambil secara sepihak, aku pun menyetujuinya, itu berarti sama saja menyetujui keputusanmu.

Indo tersenyum tipis, tubuhnya sudah kembali tegak. Dia menatap satu per satu orang yang ada disana. Menghela nafas panjang dan di keluarkan secara perlahan.

Indo : A-aku ... Sebenarnya takut untuk mati, bukannya aku takut merasakan sakit-- tapi aku takut kehilangan kalian semua yang selalu mengulurkan tangan memberi bantuan kepadaku.

Indo : Tidak terhingga berapa besar jasa kalian dalam kehidupanku, sungguh aku merasa sangat senang.

Indo : Jika kalian ingin memukulku tak apa, pukul saja.

Nato : Nak, ucapan EU tadi benar, tidak ada apapun yang kami ucapkan-- hanya ucapan selamat datang kembali saja yang bisa kami berikan kepadamu.

UN : Beristirahatlah, coba kau lihat Asean, dia sejak tadi sudah menatap tajam kami semua untuk cepat pergi dari sini. Nanti kita bicarakan lagi dilain waktu, sekarang nikmatilah waktumu.

WHO I'M? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang