EXSTRA PART 5

598 100 21
                                    

________________________

Genap sudah satu bulan, Indonesia masih belum juga berhasil memanggil bahkan terhubung secara langsung dengan sang bayangan. Dia meminta pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan olehnya.

Indo : Sialan.

Setiap hari kerjaannya hanyalah menggerutu, bermain game, makan, tidur, sambil menunggu Saudara-saudarinya pulang kuliah.

Sukses sudah Indonesia menjadi pengangguran, bersama dengan Asean.

Asean : Nak, jangan terlalu banyak bermain game-- Papah tidak suka itu.

Indo : Iya, Pah. Satu game ini lagi kok.

Asean menghembuskan nafas pelan.

Asean : Setelah itu mari makan bersama Papah.

Indo : Huh, makan apa?

Asean : Kamu maunya apa? Biar Papah pesankan.

Tawaran itu sukses membuat Indonesia terpikat. Dia terlihat berfikir sebentar, lalu tersenyum penuh arti.

Indo : Indo pingin makan masakan Papah!

Asean yang sedang minum kopi di sofa dekat Indonesia 'pun tersedak. Tidak salah dengar? Masakan Asean? Dari dulu sang Papahnya itu belum pernah masak apapun-- apakah kau yakin Indonesia?

Indo : Ayolah, Pah ... Indo pingin cobain masakan Papah.

Asean menggelengkan kepalanya, dia menolak keras permintaan aneh Indonesia.

Indo : -- Yaudah Indo makan di luar aja, males.

Asean : Indo!

Indonesia beranjak pergi dari posisinya, Asean terlihat bimbang-- menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan kasar, Indo yang melihat Asean kebingungan terkekeh pelan.

Asean : Oke, oke. Akan Papah bikin kan makanan untukmu--

Asean : Papah gak bakalan tanggungjawab kalau kamu kenapa-kenapa.

Indo tersenyum, dia berlari langsung memeluk sang Papah.

Indo : Tenang aja, Indo 'kan kuat.

Baiklah hati Asean luluh, apalagi Indonesia memeluknya-- ini momen langkah karena yang biasanya nyosor adalah Asean, sementara sekarang Indonesia lah yang memulainya.

Asean : Oke, dengan satu syarat.

Indonesia mengerutkan dahinya-- ealah pake syarat segala, perut Indonesia sudah terlalu lapar untuk mendengarkan syaratnya.

Indo : Apa?

Asean : Syaratnya-- Indo harus senyum terus, kamu kenapa? Kok sekarang lebih banyak emosi dan murung dibandingkan dengan Indo yang dulu selalu tersenyum?

Indo terdiam. Dia masih memeluk sang Papah, bagaimana wajah Asean ketika berbicara seperti itu? Indonesia ingin sekali melihatnya. Begitu juga dengan Asean, bagaimana ekspresi yang anaknya keluarkan saat ditanya seperti itu.

Sayangnya mereka saling membelakangi satu sama lain.

Indo : Hm, perintah Papah adalah mutlak, Indo laksanakan!

Indonesia mencairkan suasana, Asean terlihat menghembuskan nafas lega kemudian tertawa.

Asean : Baiklah, baiklah, kamu tunggu disini ya-- Papah akan masak untukmu spesial.

Indo kegirangan.

Asean pergi ke dapur, Indonesia mengikutinya dan diam-diam merekam sang Papah sedang sibuk masak, untuk di berikan ke grup pesan Keluarganya.

WHO I'M? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang