You can find me on ;
@ainaaprl - instagram
@aaaaprl - twitter∞∞∞
"Ternyata kau masih terjebak kisah masa lalu."
Kalimat itu terus berputar di otaknya tanpa henti, membuat Andin terlempar kembali pada bayang-bayang kejadian beberapa tahun lalu. Langkah kakinya terhenti di lorong sepi menuju ballroom, ia menyandarkan punggungnya ke dinding.
Gadis itu memejamkan mata, kepalanya terasa pening belum lagi dadanya yang terasa sangat sesak. Andin mengambil napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Terus berulang seperti itu sampai dirinya cukup tenang.
Setelah merasa lebih baik, Andin melanjutkan langkahnya untuk kembali ke dalam acara. Tangan kanannya mengambil satu gelas anggur dari seorang pelayan yang lewat di depannya.
Pandangannya mengedar, mencari keberadaan Joe diantara para tamu lain. Sesekali ia masih harus bersikap ramah dan tersenyum canggung ketika beberapa manajer menyapanya. Tak lama matanya menemukan pria gemulai itu sedang berbincang di sisi kanan ruangan.
"Joe," panggil Andin ketika jarak mereka sudah dekat.
Lelaki dengan jas biru muda itu menoleh. "Hei, dari mana saja kau? Aku mencarimu sedari tadi,"
"Aku berada di balkon lalu pergi ke toilet sebentar," ucap Andin sedikit berbohong. Dirinya tidak akan berkata jika ia baru saja bertemu CEO itu, Joe pasti akan berteriak histeris.
Satu tangan Joe yang bebas menyentuh lengan sahabatnya. "Are you okay?" raut wajahnya berubah khawatir pun nada suaranya.
Andin mengerjap. "Ya, kenapa memangnya?"
"Kau terlihat sedikit gelisah. Apa ada yang mengganggumu?" Joe kembali bertanya. Ia sedikit mengkhawatirkan wanita itu, pasalnya sedari tadi Andin tiba-tiba menghilang begitu saja. Joe takut ada seseorang yang mencoba menggoda wanita galak ini.
"Aku baik-baik saja, Joe. Tidak ada yang menggangguku, kau tenang saja." Kalimat itu keluar untuk meyakinkan pria gemulai itu.
"Syukurlah kalau begitu." Joe bernapas lega, rasa khawatir itu pun berlalu. "Oh iya, setelah acara ini selesai aku dan yang lainnya akan pergi ke club. Kau ikut, ya?" ajak nya begitu antusias.
Andin sempat berpikir sejenak, sebenarnya pergi ke club bisa memperbaiki moodnya. Tapi untuk kali ini sepertinya ia ingin menyendiri. "Aku langsung pulang saja,"
Belum ada satu menit, raut wajah ceria Joe seketika pudar. "Jangan buat aku kembali memaksamu,"
"Ayolah, Andin. Kau ikut saja dengan kami, kita melepas penak sejenak," seorang wanita yang ia kenali sebagai kepala departemen pun ikut membujuk Andin. Ucapan wanita itu juga disetujui oleh empat teman lainnya.
"Ayolah, kali ini saja." Joe kembali membujuk sahabatnya.
Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Sorry, guys. Malam ini aku tidak bisa. Lain kali aku pasti akan ikut,"
"Kalau kau tidak ikut, berarti kau pulang sendiri. Tidak apa?"
"Tidak apa, Joe. Aku bisa memesan taksi," gumam Andin yang dijawab anggukan oleh pria itu. Selanjutnya mereka kembali berbincang sembari menikmati wine hingga acara selesai.
∞∞∞
Tangan kiri Andin sesekali mengusap lengannya karena udara malam yang menerpa tubuhnya semakin dingin. Sedangkan satu tangannya lagi ia gunakan untuk menjinjing heels yang sangat menyiksa kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer
RomanceAldebaran Juan Adytama baru menunjukkan batang hidungnya setelah beberapa tahun tinggal di Amsterdam. Kepulangannya itu membawanya pada sebuah pertemuan tak sengaja dengan Andin Abigail, wanita yang saat itu tidak sadar menjatuhkan id cardnya tepat...