08

2.3K 407 41
                                    

You can find me on ;
@ainaaprl – instagram
@aaaaprl – twitter

∞∞∞

     "Joe."

Pria yang sedang mengecek kembali persiapan acara itu menoleh, seketika raut wajahnya berbinar. "Hei! Sekretaris baru kita sudah datang,"

Andin memutar bola mata jengah. "Stop it, Joe."

Joe terkekeh melihat respon wanita galak itu. "Kapan kau tiba?"

"Sepuluh menit yang lalu,"

"Dimana pria itu?" tanya Joe saat gadis itu datang menghampirinya seorang diri.

Andin menghadap kebelakang, maniknya tertuju pada Aldebaran yang berdiri tegap di seberang sana. "Sedang berbincang dengan Mr. Gunn,"

Joe mengikuti arah pandang Andin, lalu menganggukkan kepala saat matanya menangkap sosok yang ia cari sedang berbicara dengan sang produser.

"Bagaimana persiapannya?" Andin mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

Joe pun melakukan hal yang sama seperti Andin, kemudian mengangguk. "Semua berjalan lancar sesuai rencana kita,"

"Harusnya aku membantumu disini," celetuk Andin.

"Sebenarnya aku juga menginginkan kau membantuku disini. Tapi apa daya kau sudah menjadi sekretaris pria itu," ucap Joe dengan raut wajah sedih, pasalnya dulu mereka selalu melakukan hal seperti ini bersama-sama.

"Huh, menyebalkan." Andin mengerucutkan bibirnya.

"Bagaimana rasanya menjadi sekretaris pria dewa itu?" kilatan mata Joe terlihat sangat penasaran.

Andin menghela napas lelah. Hari ini ia sudah dua kali disuguhkan pertanyaan itu. "Nothing special,"

"Dia bersikap baik padamu, kan?"

"Hmm,"

"Tenang saja, ini baru hari pertama. Kau harus menunggu dua minggu sampai satu bulan untuk terbiasa," ujar Joe.

Andin saja tidak yakin apa ia akan betah bekerja dengan Aldebaran. Jika bukan karena ancaman pria itu, ia tidak akan berada di posisi ini.

"Sebentar lagi acaranya akan dimulai."

Joe dan Andin segera mengambil posisi di belakang kursi tamu untuk memantau jalannya acara. Gadis itu juga melihat Aldebaran sudah duduk di deretan kursi tamu VVIP.

Selama hampir empat jam akhirnya seluruh rangkaian acara telah selesai dilaksanakan, termasuk pemutaran perdana film yang ber-genre action fantasy.

Sebagian tamu undangan termasuk all cast, sutradara dan produser masih berada didalam ruangan, kecuali para awak media yang sudah meninggalkan ruangan lebih dulu.

Kini Andin sedang berbincang dengan Joe dan rekan satu timnya dulu, setelah sebelumnya melakukan evaluasi. Sebenarnya memimpin rapat evaluasi ini bukan lagi menjadi tugasnya, tapi kehadirannya disini hanya untuk memberi masukan dan saran.

"Andin."

Gadis yang dipanggil namanya itu berbalik. Irisnya menemukan Aldebaran sedang berjalan ke arahnya. "Sir," sapa Andin saat pria itu sudah berdiri di sampingnya.

"Mr. Adytama," sapa Joe dan juga yang lainnya dengan sedikit menunduk.

Aldebaran tersenyum tipis. "Terima kasih atas kerja keras kalian dalam mempersiapkan acara ini,"

Joe tersenyum lebar. "Ini sudah menjadi tugas kami, Sir. Keberhasilan kita hari ini juga karena ada campur tangan Andin. Dia selalu memberikan ide dan konsep yang cemerlang disetiap program yang kami buat, termasuk untuk acara ini. She's very clever," ungkapnya.

The HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang