You can find me on ;
@ainaaprl – instagram
@aaaaprl – twitter∞∞∞
Andin mendorong suitcasenya keluar kamar, lalu meletakkannya di dekat pintu. Kemudian gadis itu berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan. Hari ini ia akan pergi ke Melbourne bersama Aldebaran untuk meninjau persiapan gedung baru.
Kemarin, setelah Andin memetik bunga bersama Nayara, empat insan itu duduk santai di backyard sambil meminum secangkir teh. Nathania tidak ikut bergabung, remaja itu kembali masuk ke dalam kamar setelah selesai sarapan.
Berbagai topik perbincangan ringan diselingi tawa, menjadi salah satu cara yang membuat Andin semakin dekat dengan orang tua Aldebaran. Mereka begitu hangat menyambut kehadirannya.
Apalagi Nayara, wanita anggun itu sangatlah menyenangkan. Andin bisa merasakan kenyamanan seorang ibu darinya. Ia dan Aldebaran pun pamit pulang setelah menyantap makan siang bersama.
Namun sejak tiba di apartemen, pikiran Andin terus melayang pada ciuman Aldebaran malam itu. Pria menyebalkan dengan marga Adytama itu meyakinkan bahwa apa yang ia rasakan adalah nyata.
Andin tahu betul apa maksud dari debaran jantungnya yang menggila saat manik cokelat Aldebaran menatapnya begitu dalam. Haruskah ia mulai membuka hati?
Setelah sarapannya habis, suara bel terdengar berbunyi. Andin mengambil hand bagnya sebelum bergerak membuka pintu. Seorang pria berperawakan tinggi tegap berdiri di depannya dengan wajah yang tersenyum kaku.
"Selamat pagi, Miss Abigail. Saya ditugaskan Mr. Adytama untuk menjemput Nona," Jack menyapa sopan.
"Ya, aku sudah selesai." Balas Andin singkat. Sebelum sarapan tadi Aldebaran mengirimkan pesan kepadanya, memberi tahu jika nanti pengawal pribadinya−Jack akan datang menjemputnya.
"Biar saya bantu," Jack mengambil alih suitcase milik Andin.
"Terima kasih." Andin menutup pintu apartemennya dan tak lupa menguncinya.
Keduanya memasuki lift yang mulai bergerak turun ke area basement. Sesaat pintu besi itu terbuka, Andin keluar lebih dulu disusul Jack yang berada di belakangnya.
Seorang pria dengan balutan jas hitam seperti Jack sudah berdiri disisi Bentley hitam. Ketika langkah Andin mendekat, dengan sigap pria itu membukakan pintu untuknya.
Aldebaran yang menyadari kehadiran wanitanya, segera memberikan senyuman manis. "Hai."
Suara lembut itu menyambut, jantungnya mulai bereaksi. "Hai." Andin membalas sama, namun hanya senyuman tipis yang ia berikan.
"Sudah sarapan?" tanya Aldebaran halus.
Andin mengangguk. "Sudah," jawabnya pelan.
"Baiklah, kita berangkat sekarang." Ujar Aldebaran memberi isyarat pada sang supir.
∞∞∞
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer
RomanceAldebaran Juan Adytama baru menunjukkan batang hidungnya setelah beberapa tahun tinggal di Amsterdam. Kepulangannya itu membawanya pada sebuah pertemuan tak sengaja dengan Andin Abigail, wanita yang saat itu tidak sadar menjatuhkan id cardnya tepat...