E P I L O G U E
T H E H E A L E A R∞∞∞
"Aku masih tidak menyangka, betinaku yang galak ini akan segera menyandang gelar Mrs. Adytama dalam waktu dekat." Joe bersedekap dada menghadap Andin yang tengah melakukan fitting gaun untuk acara pemberkatan yang akan diadakan lima hari dari sekarang, dan terhitung sudah berjarak tiga bulan dari pertunangan mereka.
"Bagaimana menurut kalian? Jauh lebih baik, 'kan?" kemarin Andin meminta sedikit perubahan di beberapa bagian detail yang di nilainya kurang sesuai.
"Sempurna." Monic memberikan komentarnya, seraya ikut bergabung di sebelah Joe bersama Bianca yang sudah tiba di Sydney sejak beberapa hari yang lalu.
Bianca menatap takjub ke arah sahabatnya. "Kau cantik sekali, Andin."
Tanggapan positif yang Andin terima membuatnya kembali menoleh ke arah cermin besar yang menjulang di depannya. Andin hanya menginginkan semua hal sederhana dalam pernikahannya, termasuk soal gaun yang sengaja ia rancang sendiri sesuai keinginannya. Beruntungnya, Aldebaran sama sekali tak keberatan dengan hal itu.
Begitu pula dengan kehadiran ketiga kawannya yang tak pernah lelah memberikan dukungan penuh atas apa yang Andin lakukan untuk pernikahannya. "Entah harus dengan cara apalagi aku mengucapkan rasa terima kasihku kepada kalian."
"Kami takkan meninggalkanmu, Andin."
"Monic benar. Kami akan selalu ada saat kau membutuhkan tempat untuk berbagi."
Joe dan Monic adalah dua manusia yang menjadi rekan satu timnya ketika awal Andin bergabung dengan AT Entertaiment. Mereka juga menjadi teman pertamanya saat Andin tak mengenal siapa pun di tempat asing ini.
"Setidaknya pelarianmu ke kota ini membuahkan keberuntungan. Kau bisa bertemu dengan lelaki yang memperlakukanmu layaknya seorang ratu. Benar begitu, bukan?"
Sedangkan Bianca, wanita yang turut memegang kendali bersama Ben dalam proses pelariannya lima tahun lalu. Bianca begitu setia menemaninya di masa-masa terpuruk, Andin takkan pernah bisa melupakan kebaikan itu.
"Betul sekali! Aku sangat menghargai keputusanmu memilih Sydney untuk Andin." Joe mengangguk, kemudian menjabat tangan Bianca.
Dan saat ini, mereka terlihat sudah sangat akrab satu sama lain. Lengan Andin terbuka kemudian mereka berpelukan layaknya Teletubbies. "Aku sayang kalian!"
Sepulangnya dari butik, Andin kembali bersama Bianca yang mengemudi. Namun, wanita itu tak mampir ke apartemennya karena memiliki janji dengan orang lain. Setibanya di sana, Andin langsung di sambut oleh bocah kecil yang terus mengoceh karena dirinya yang tak kunjung pulang. Dan ternyata ia menemukan Aldebaran beserta Ardhan, Nayara dan Nathania, juga Reynold dan Viola sedang berkumpul di ruang tamu.
"Aku ingin melihat foto kakak memakai baju pengantin," celetuk Kevin yang kini sudah berada di pangkuan Andin.
Mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, Andin membuka galeri untuk menunjukkan potret dirinya yang sempat diabadikan oleh Joe. "Jangan beri tahu dia, okay?" bisiknya seraya menunjuk Aldebaran yang terduduk di seberangnya. Bocah kecil itu mengangkat ibu jarinya seraya mengangguk paham dengan perintahnya.
"Kalau ibu, ayah, grandma dan grandpa boleh melihatnya tidak?"
"Kakak Natha juga ingin melihatnya, boleh ya...." Nathania memintanya dengan raut wajah memohon.
Kevin menatap balik sang kakak seolah menunggu jawabannya. Ketika Andin memberikan anggukkan kecil, Kevin pun merapat ke arah sang ibu disusul dengan empat orang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer
RomanceAldebaran Juan Adytama baru menunjukkan batang hidungnya setelah beberapa tahun tinggal di Amsterdam. Kepulangannya itu membawanya pada sebuah pertemuan tak sengaja dengan Andin Abigail, wanita yang saat itu tidak sadar menjatuhkan id cardnya tepat...