22

2.1K 333 22
                                    

You can find me on ;
@ainaaprl - instagram
@aaaaprl - twitter

∞∞∞

Jakarta, Indonesia
Februari, 2014

Viola Maurice membelokkan handle stir ke arah kiri bersamaan dengan ponselnya yang berdering. Satu tangannya berusaha meraih benda pipih itu, layar ponsel itu menampilkan sebuah pesan dari sang putri.

Kegiatanku sudah selesai, Mom.

Menjadi orang tua tunggal dari gadis remaja 17 tahun tidaklah mudah, karena kini tugasnya menjadi bertambah. Selain mengurus rumah dan mendidik putrinya, ia juga harus menjadi tulang punggung untuk keluarga kecilnya.

Beruntungnya sejak dulu Adrian Natama—suaminya tidak pernah melarangnya untuk bekerja. Sehingga ketika Adrian telah tiada, Viola tidak perlu mengkhawatirkan masalah keberlangsungan hidupnya bersama Andin.

Bugh!

Refleks. Viola menginjak rem dengan cepat hingga membuat ponselnya terjatuh. Matanya mengarah ke depan dan menyadari dia baru saja menabrak mobil yang sedang berhenti. Padahal Viola mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rendah. Namun memang sedari tadi matanya tak fokus pada jalan, karena sedang membalas pesan.

"Oh my God!"

Melepas sabuk pengamannya, Viola bergerak keluar untuk melihat seberapa parah benturan yang diterima.

"Astaga!" seru seorang pria yang tidak lain adalah pemilik mobil yang sudah menjadi korban kecerobohannya. Viola meringis.

"Anda bisa menyetir tidak, sih?! Jelas-jelas saya sedang berhenti dengan menyalakan lampu hazard. Apa Anda tidak melihatnya?" suara pria itu terdengar menahan kesal.

Viola menoleh. "Maaf. Beberapa saat yang lalu saya memang kurang fokus. Saya minta maaf,"

"Lalu sekarang bagaimana tanggung jawab Anda setelah menabrak mobil saya?"

"Saya akan ganti rugi," Viola mengambil dompetnya di dalam mobil. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang kertas pecahan seratus ribu, lalu menyerahkannya pada pria itu. "Apa itu cukup?"

Pria itu menghitung jumlah lembaran yang ia terima. "Cukup."

"Masalah kita sudah selesai, bukan?"

"Ya. Lain kali hati-hati." Kalimat pengingat itu menjadi akhir percakapan mereka.

Beruntunglah masalah ini tidak berbuntut panjang. Setelahnya Viola kembali melanjutkan perjalanan, karena ia sudah sangat terlambat.

"Mommy kenapa lama sekali?" protes Andin yang baru memasuki mobil ketika ia sudah menunggu lebih dari lima belas menit.

"Maaf, sayang. Di perjalanan tadi Mom tidak sengaja menabrak mobil lain," selain karena kejadian itu Viola juga bertemu dengan kemacetan Jakarta yang tidak dapat di hindari.

Andin cukup terkejut mendengarnya. "Kok bisa? Mom tidak fokus, ya?"

Viola mengangguk sesal. "Mom sedang berusaha membalas pesanmu,"

"Seharusnya Mom menepi dahulu sejenak. Lalu bagaimana dengan pemilik mobil itu? Dia meminta ganti rugi?"

"Mom memberikan sejumlah uang padanya. Tenang saja masalah itu sudah selesai,"

"Syukurlah jika orang itu tidak menuntut yang aneh-aneh," balas Andin ikut merasa lega.

"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi Daddy jika dia tau Mom menabrak sebuah mobil," celetuk Andin sambil membayangkan raut wajah khawatir sang ayah.

The HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang