Kaki lunglai itu terus berjalan tanpa arah tujuan. Pergi ke tempat mana pun yang bisa membawanya menjauh dari kenyataan. Tidak peduli seragam sekolahnya basah bercampur hujan dan keringat dingin. Dia tetap melangkah, berharap segera disadarkan dan bangun dari mimpi buruk.
Air dari langit turun bersamaan dengan cairan bening yang terjun dari kedua matanya. Isakan kecil lolos dari bibirnya, begitu menyedihkan.
Orang lain yang melihatnya sendirian membelah hujan sambil berjalan dengan menunduk, memandangnya penuh kasihan. Menganggap remaja seperti itu adalah hal biasa jika sedang putus cinta atau patah hati.
Kakinya membawa badannya ke sebuah taman kompleks. Kulitnya seolah mati rasa untuk peka terhadap hujan yang membasahi tubuhnya. Gadis itu terduduk, pikirannya menjalar ke mana-mana.
Seandainya perpisahan mama dan papanya benar-benar terjadi, apa yang akan ia lakukan? Menerima semuanya dan memilih salah satu dari mereka? Atau ia saja yang pergi? Aliyah sama sekali tidak mampu membayangkan hidupnya ke depannya.
Aliyah pikir, kebahagiaannya memang telah sempurna. Keluarga selama ini yang dianggap harmonis ternyata menyimpan bekam. Sama sekali Aliyah tidak menyangka kedua orang tuanya punya niat berpisah dan menyimpan duri di dalam hubungan dan menunjukkan intim yang dilatarbelakangi dengan lakon. Jadi, ini yang namanya kehancuran? Lebih sakit menghadapi masalah keluarga daripada percintaan.
“Apa yang harus Al lakuin sekarang, Ma, Pa?” gumam Aliyah dengan suara serak sebab dari tadi hanya menangis.
“Ke-napa mama sama papa mau pi-sah? Kesalahan apa yang udah kalian lakuin?” ucap Aliyah terbata-bata. Tenggorokannya tercekat. Bahkan kepalanya sudah mulai merasa pusing.
Rasanya ia ingin berteriak saja. Tetapi suaranya seakan telah habis sebelum ia melakukannya. Hanya menangis yang mengiringi nasib pilu Aliyah saat ini. Dipastikan matanya telah bengkak tanpa perlu ia berkaca. Dadanya seperti diimpit benda berat, sesak.
Tubuh Aliyah tidak lagi ditetesi hujan. Aliyah mendongak, mendapati sebuah payung meneduhkan kepalanya. Gadis itu membalikkan badannya, bukan orang yang dia harapkan untuk datang. Pasti dia terlihat seperti gembel yang menyasar di taman.
“Lo kenapa nggak pulang, Al? Ngapain di sini? Gue anter pulang ya?”
Entahlah. Nada itu terdengar sangat khawatir. Namun, Aliyah menggeleng. Tidak ada gunanya ia pulang, lalu bersikap seolah ia tidak mendengar pembicaraan kedua orang tuanya tadi, dan bersikap biasa-biasa di saat hatinya sudah hancur!
“Kenapa? Pulang, Al. Orang tua lo pasti nyariin lo,” serunya tersirat iba. Kondisi Aliyah sangat mengkhawatirkan.
Sejenak Zami tak habis pikir. Ke mana Arash yang katanya pacar gadis itu? Dia tidak ada di saat Aliyah membutuhkannya. Bukankah rumah mereka berhadapan?
Dasar pacar tidak berguna!
Bagaimana cara Zami menghadapi seorang gadis yang tengah bersedih? Masalahnya, Aliyah sudah jadi milik orang lain. Jika dia tidak punya pacar, Zami tak akan segan-segan memeluknya untuk memberi ketenangan. Kini Zami bingung sendiri bersikap seperti apa.
Aliyah berdiri, menghadap Zami dengan matanya yang memerah dan bengkak. “Lo mau—eh, Al! Al!” payung Zami terlepas sebab refleks menangkap tubuh Aliyah yang tak sadarkan diri di dadanya.
“Ada apa sama lo, Al?” lirih Zami panik. Lantas ia menggendong Aliyah dan membawanya ke mobil.
Sekarang, Zami bingung mau membawa gadis itu ke mana. Apa diantar ke rumahnya saja? Tetapi, Zami harus menjelaskan bagaimana jika ditanya oleh orang rumah Aliyah nanti?
Zami coba saja menjalankan roda empatnya terlebih dahulu. Namun, baru bergerak seinci sebuah mobil langsung menghadang jalannya. Pengemudinya keluar dengan mata menajam. Siap memangsa habis lawannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) Strawberry (COMPLETED)
JugendliteraturJUDUL SEBELUMNYA 'STRAWBERRY MILK' Bagi Aliyah Afifa, susu stroberi adalah hidupnya. Sehari tanpa susu stroberi bagai insan tanpa pasangan, serasa ada yang kurang. Termasuk menerima Arash sebagai pacarnya, disogok dulu dengan iming-iming susu strobe...